"Baiklah para hadirin sekalian, dalam 15 menit lagi kita akan menyaksikan pertarungan babak final antara sang pemain baru yaitu Daichi, dan sang juara bertahan yaitu Kaito. Dan untuk kalian yang menonton dari rumah, jangan kemana-mana tetap di sini!", sang komentator bersahut-sahut dengan lantang.
"Ouka! Kau..."
"Maaf, ya adik kelasku, aku tidak bisa melawannya meskipun sudah berlatih dengan keras," ucap Ouka yang terbaring atas tempat tidur beroda yang dibawa oleh petugas medis.
15 menit kemudian...
"Para hadirin sekalian, APA KALIAN SIAP DENGAN PERTANDINGAN TERAKHIR INI???" sang komentator berteriak demgan keras lalu mengaraskan micnya ke arah depan.
Semua penonton langsung bersorak tak sabar menantikan pertandingan terakhir yang akan menjadi sangat epik bagi mereka, tetapi tidak bagi Daichi yang harus fokus untuk mengalahkan laki-laki yang menghajar habis kakak kelasnya itu.
"Baiklah, dari sudut kiri, sang juara bertahan nomor satu turnamen ini, Gano Kazuraba!"
Tepat setelah kata-kata sang komentator selesai, para penonton bersorak dengan sangat keras dan bahkan semua kaca di dalam gedung itu sempat bergetar kecil.
"Dan di sudut kanan kita, sang pemain baru yang memakai teknik dari Miyamoto Musashi, Daichi Totsuka!"
Dari bangku penonton, Akiko dan Reina yang melihat Daichi memasuki panggung kemudian saling memegang erat tangan.
"Daichi, fokuslah, kumohon!" gumam Daichi kepada dirinya sendiri.
Daichu berdiri di bagian kanan panggung dan Gano berdiri dari arah sebaliknya, sedangkan wasit berada di tengah mereka dengan tangan kanan lurus ke arah atas yang menandakan untuk bersiap.
Tatapan tajam dan mencekam dari Gano yang menatap ke arah Daichi, dan tatapan penuh kekesalan Daichi ke arah Gano.
"Bersiap.....MULAI!" ucap sang wasit dengan lantang.
Tak disangka, Gano langsung menyerang Daichi secara langsung dan gerakkannya benar-benar cepat. Bahkan saking cepatnya, jarak mereka berdua saat berhadapan sekitar 2,5 meter dilewati oleh Gano dan kurang dari 2 detik dirinya berhasil memukul perut Daichi dengan pedang kayunya yang keras.
Gano lalu mendorong pedang kayunya yang mengenai perut Daichi itu dan mendorongnya dengan sangat keras hingga Daichi terpental.
Daichi yang terbaring di panggung dengan segeranya bangun dan langsung menyerang Gano dengan tak beraturan. Beberapa pukulan sempat mengenai bahu dan perut Gano, tetapi rasanya seperti pukulan Daichi sama sekali tak berefek.
Setelah itu Gano gantian menyerang. Pukulan Gano terlihat beraturan dan saat mengenai Daichi, rasanya sakit sekali bahkan Daichi beberapa kali sempat berteriak kesakitan karena serangannya itu.
Untuk kedua kalinya Daichi terpental lagi dan bahkan jarinya mengenai garis dan hampir keluar. Daichi lalu bangkit dan menyerang Gano beberapa kali dengan brutalnya.
"Tenanglah! Daichi, tenangkan dirimu, kumohon!" Akiko melipat tangannya lalu menatap Daichi ,
Daichi bangkit untuk ketiga kalinya dan mencoba menyerang Gano. Kali ini, serangannya sudah mulai teratur bahkan Daichi melakukan serangan yang mirip dengan Gano seperti serangan sebelumnya dan beberapa serangan mengenai tubuh Gano dengan sengat keras.
Tetapi serangan teraturnya itu tak dapat bertahan lama. Saat akan tumbang, Daichi dengan cepat menahan tubuhnya dengan lutut agar sang wasit tak mengira bahwa dia telah kalah. Daichi langsung bangkit kembali dibantu dengan pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inilah Kehidupan Romcom Random Kami
Teen FictionKupikir hari libur sekolah yang panjang ini akan kualami seperti biasanya dengan rutinitas rumahan seperti menonton Anime... Tetapi justru berubah karena Wi-Fi. Ceritanya original saya, nggak copas sama sekali.