"Jadi, ada perlu apa kau memanggilku?" tanya Daichi dengan jari-jari di tangannya terlihat sedikit gemetaran.
"Ano..."
Satu kata dari Reina membuat Daichi menelan ludahnya. Ia seolah tahu apa yang akan terjadi antara dia dan Reina.
"Ano..."
Reina terlihat masih ragu untuk mengucapkan hak yang udah ia tahan selama ini. Tubuhnya bergemetar sendiri.
"Ayo, Reina, kau pasti bisa mengutarakan perasaanmu kepadanya! Ganbatte!" batin Ryouma di balik semak di dekat mereka berdua.
.
.
.
.5 menit terlewati dan kata-kata yang terucap hanya sebatas "Ano..." membuat Ryouma sedikit kesal karena menungu dari tadi.
Hari perlahan menjadi gelap dan tak ada perubahan terjadi. Hingga akhirnya seekor kucing liar mengeong dari belakang dan mengejutkan Ryouma.
"WAH!!!!"
Reina dan Daichi saling memandang ke arah suara tadi berasal, "Siapa!?" tanya Daichi yang agak kaget.
"Eto.... nya...?"
"Oh, kucing rupanya~ eh?" Dan dugaan Daichi seperti yang ia pikirkan. Tentang seorang perempuan yang ingin mengutarakan perasaanya dibantu oleh seseorang dari belakang. Pantas saja ia menyadari akhir-akhir ini ia cukup dekat dengan Reina senpai.
Sementara itu dibalik semak, "BAKAAAAAAAA!!!!!!" Ryouma berteriak tanpa mengeluarkan suara.
Sudah, sudah, kembali serius!
"Ano, Daichi..." ucap Reina lagi.
Karena Daichi mulai tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ia lalu berkata, "Senpai-"
"MAU KAH KAU JALAN-JALAN BERDUA BERSAMAKU?"
"Eh!?"
"Eh!?"
"EEEEEEEEEEEEHHHHHHHH!!!!!!!"
"WOI! NANDA SORE WA??????" Ryouma muncul dari balik semak dengan perasaan kesal.
"OMAE DARE DA????" Sambung Daichi yang bertanya kepada Ryou sambil menunjuknya.
"AAARRRRGGHHHH KUSOOO!!!" Setelah itu Ryouma berjalan pulang kerumah meninggalkan Reina dan Daichi berdua di taman yang sudah gelap itu.
Sementara itu, Daichi dan Reina saling bertatapan lalu tertawa lepas dengan apa yang barusan terjadi. Daichi lalu berkata bahwa ia menerima ajakan Reina untuk jalan-jalan berduaan.
"Baiklah, kalau begitu bagaimana sabtu besok?" tanya Daichi dan Reina mengangguk menanggapi pertanyaan itu.
Beberapa saat setelah itu.
Di rumah Daichi."Astaga, hampir saja aku bersikap sok keren tadi. Jika saja kulakukan, habis lah aku malu. Tapi, dia tadi itu siapa, ya?" batin Daichi sambil menenggelamkan setengah wajahnya di dalam bathtub.
Di rumah Reina.
"Astaga, apa yang kulakukan tadi!? Jalan-jalan berduaan denganku? Mengapa aku tidak langsung menembaknya??? Pasti Ryouma sangat kesal," batin Reina yang sedang berbaring di atas kasurnya.
Dan di rumah Ryouma.
"AAAAAAAARRRRGGGGGGHHH" kesalnya dalam batin karena sudah malam dan takut di dengar tetangga.
Berguling-guling di kasurnya kesana kemari hingga akhirnya membuatnya terjatuh dengan keras ke lantai dan membuatnya seketika tenang.
"Baka!" Keluh batinnya sambil memukul lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inilah Kehidupan Romcom Random Kami
Teen FictionKupikir hari libur sekolah yang panjang ini akan kualami seperti biasanya dengan rutinitas rumahan seperti menonton Anime... Tetapi justru berubah karena Wi-Fi. Ceritanya original saya, nggak copas sama sekali.