Pelajaran fisika, satu dari banyak pelajaran yang sangat memusingkan, menyusahkan, dan sebagainya. Tak terkecuali bagi Daichi yang sering disebut pintar, Kai yang pemalas (kayak author), dan Shou-
Eh, salah. Dia murid paling jenius di kelas, jadi mana mungkin dia mengeluh . Mungkin.
Pelajaran yang berlangsung selama 2 jam terakhir itu terasa seperti lebih lama. Entah otak mereka yang kelelahan atau sang guru yang sibuk mencatat di papan tulis atau hal lainnya.
Tetapi semua keluhan itu hilang ketika bell pulang sekolah berbunyi di saat jarum jam yang mengarah ke angka 12 dan jarum pendek mengarah ke angka 3.
"Eh? Sudah bel pulang saja. Baiklah semuanya, pelajaran kita hentikan sampao disini dulu dan akan kita lanjutkan di pertemuan berikutnya. Kalau begitu sampai nanti!" ucap sang guru fisika itu di depan para muridnya.
Saat perjalanan menuju ke rumah, Daichi dan kedua temannya pergi ke sebuah kedai ramen yang mereka temui di pinggir jalan.
Beberapa saat kemudian, ramen mereka datang dan mereka pun memakan ramen mereka masing-masinh dengan lahapnya.
"Oi Daichi, lusa hari ulang tahunmu, bukan?" tanya Kai memulai pembicaraan."Emang iya? Kalau bagitu umurku sudah menginjak 17 tahun berarti." Daichi menjawab sebelum menyeruput kuah ramennya.
"Kau tidak ingin merayakannya?" Shou bertanya.
"Untuk apa?"
"Ya, sebagai perayaan kau telah menginjak tangga kedewasaan." Jawab Shou menghadap Daichi.
"Apa iya? Setahuku kedewasaan itu di umur 20 atau 21 tahun. Dan lagipula mengapa banyak orang-orang sering mengatakan sweet seventeen? Padahal mereka masih di masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Lalu mengapa harus di umur 17-"
"YAMERO!!!" Teriak Kai sembari menghentakan mangkoknya.
"Eh?"
"Aku mencoba menikmati makananku, kau tahu?"
"Tapi bukannya kau yang memulai percakapan ini!" Shou dan Daichi menatap kesal ke arah Kai.
Kai langsung tertunduk, "Benar juga ya."
"Hmm, karena kau mengingatkanku tentang ultah... apa kalian bertiga mau menemaniku ke mall?"
"Eh!?"
Keesokan paginya di lobby mall...
"Yo, Daichi!" sahut Kai dan Shou berjalan ke arah Daichi.
"Osu!"
"Sudah lama kau sampai?" tanya Shou.
"Etto... 15 menit yang lalu, mungkin?"
"Sudah kubilang, Kai, nanti saja beli es krimnya. Sekarang kita terlambat 15 menit gara-gara kau!"
"Bacot!"
"Sudahlah, lagipula aku lebih suka menunggu daripada ditunggu. Ikou!" ucap Daichi yang mulai berjalan memasuki mall.
Di dalam mall, mereka bertiga kesana-kesini sibuk mencari barang yang sebenarnya mereka tidak tahu barangnya. Hingga akhirnya mereka singgah di sebuah cafe bernama Sunbucks. Dan terduduk kelelahan disana.
"Oi, Daichi, sebenarnya kita ini mau kemana sih?" keluh Kai kepada teman di depannya tersebut.
"Dan juga, sebenarnya kau ini sudah tahu gak sih ingin beli apa? Daritadi kita hanya mondar-mandir dari satu toko ke toko lainnya dan balik lagi ke toko awal." Shou menempel jidatnya ke meja.
Sementara Daichi yang sedang berusaha menahan kram di kaki kirinya, ia tak sengaja melihat seseorang yang sepertinya tak asing baginya lewat jauh di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inilah Kehidupan Romcom Random Kami
Teen FictionKupikir hari libur sekolah yang panjang ini akan kualami seperti biasanya dengan rutinitas rumahan seperti menonton Anime... Tetapi justru berubah karena Wi-Fi. Ceritanya original saya, nggak copas sama sekali.