Hari itu adalah hari ketiga dimana liburan sekolah baru dimulai.
Aku bangun dari tempat tidurku dan mulai duduk di tepian kasur, lalu aku mengambil smartphoneku dan melihat ke arah layar.
Angka di layar menunjukkan pukul 12.11 p.m.Daichi : Sudah siang, ya?
Kemudian meletakkan smartphonenya di meja kecil disebelah kasur, dia kemudian menurunkan kakinya satu persatu menyentuh lantai dan bangun dengan malasnya lalu mulai berjalan menuju dapur.
Sesampainya dia disana, Daichi langsung membuka kulkas dan mengambil botol besar berisi air dingin dan langsung meminumnya.
Ibu Daichi : Apa semua barang yang diperlukan sudah di dalam koper?
Ayah Daichi : Sepertinya aku melupakan kacamataku.
Ibu Daichi : Kalau begitu cepat ambil!
Suara ibu dan ayah Daichi menarik perhatian anak mereka yang membuatnya menoleh.
Daichi : Apa kalian akan liburan?
Ibu Daichi : Oh, Daichi, kebetulan sekali. Cepat mandi sekarang!
Daichi : Eh? Buat apa?
Ibu Daichi : Ibu ingin membawamu ke suatu tempat.
Daichi : Eh-
Ibu Daichi : Sudahlah, cepat mandi dan bersiap-siaplah!
Setelah itu, Daichi pun menjalankan peritah dari ibunya. Beberapa saat kemudian, setelah Daichi menjalankan perintah dari ibunya, mereka pun pergi meninggalkan rumah menggunakan mobil.
Daichi : Sebenarnya ada apa ini? Biasanya ibu dan ayah mengerti jika saat liburan tiba dan kalian bepergian, aku tetap memilih untuk dirumah. Tapi hari ini ibu seperti memaksa.
Ayah Daichi : Tenanglah, lagipula kami berdua akan tetap pergi berduaan dan kau akan tetap berada dirumah.
Daichi : Eh? Apa maksudnya?
Ibu Daichi : Lihat saja nanti!
Setelah beberapa saat kemudian, kami pun tiba di depan sebuah gerbang rumah yang ukurannya besar sekali. Daichi sedikit terkejut dengan hal ini karena dia juga tidak tahu apa yang terjadi.
Di saat Daichi dan kedua orang tuanya memasuki halaman rumah tersebut, terlihat ada beberapa orang yang sedang memotong rumput, menyapu daun yang berserakan, hingga menyiram tanaman. Dan setelah itu Daichi melihat di depan matanya, sebuah rumah yang megah dan besar dengan tiang-tiang penyangga rumah yang memiliki corak-corak yang sama.
Beberapa saat kemudian, mereka pun berhenti di depan pintu rumah yang terbuat dari kayu dan berukuran besar. Lalu, seseorang dengan jas seperti seorang Butler menghampiri mereka dan membukakan pintu mobil keluarga Daichi. Disitu Daichi merasa seperti seorang raja yang baru saja turun dari sebuah kereta kuda.
Daichi : Jadi, tempat apa ini? Maksudku rumah siapa ini?
Ayah Daichi : Coba tebak!
Daichi : Hmm, yang jelas ini bukan rumah kita, bukan?
Ayah Daichi : *tertunduk lemas* Anakku menyakiti hatiku.
Daichi : E- Eh?!
Tiba-tiba pintu besar tersebut pun terbuka dihadapan Daichi dan disana berdiri seorang pria yang sepertinya seumuran dengan ayahnya. Dengan jas hitam yang digunakannya, membuat pikiran Daichi mencoba untuk membandingkannya dengan ayah yang menggunakan baju kaos hijau dengan tulisan "Mou Daijobu! Watashi Ga Kita!"
Sungguh perbedaan yang jauh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inilah Kehidupan Romcom Random Kami
Teen FictionKupikir hari libur sekolah yang panjang ini akan kualami seperti biasanya dengan rutinitas rumahan seperti menonton Anime... Tetapi justru berubah karena Wi-Fi. Ceritanya original saya, nggak copas sama sekali.