Pertanyaan

395 26 3
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu...
Sepulang sekolah...

"Hah~ capeknya!" keluh Ryouma sambil memegang bagian atas kepalanya.

"Tentu saja melelahkan, kan semua karena guru Mtk itu. Ah, ngeselin deh soalnya yang ia beri tadi. Apalagi nilaiku rendah, kau sih enak tinggi begitu nilainya," ucap teman Ryouma yang berjalan di sampingnya dengan tangan kanannya mengipasi dirinya.

"Hey, Sakamoto, aku ingin bertanya kepadamu... pacaran itu... enak apa nggak?"

Mendengarkan hal itu, teman Ryouma yang disebut Sakamoto tadi terkejutdan langsung menjauhinya, "Kau! Kau bukan Ryouma yang asli!"

"Kau ini...", kesal Ryouma. "Aku sedang serius!"

"Bukan begitu, tapi tumben sekali bertanya tentang hal seperti itu. Biasanya kau tidak mempedulikannya. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Tidak, kukira aku benar bertanya kepada orang yang punya banyak mantan. Tapi perkiraanku salah."

"Tch, jahatnya!"

Dan setelah beberapa menit, mereka pun akhirnya mereka berpisah di sebuah pertigaan yang berada tepat di depan sebuah taman.

Begitu Sakamoto meninggalkan Ryouma,  dirinya terdiam melihat seorang teman di depan pertigaan itu.

"Sepertinya aku harus mendinginkan kepalaku sebentar."

Ia lalu berjalan memasuki taman itu dan menuju ke arah sebuah vending machine di dekat 2 bangku taman.

Ryouma memasukkan beberapa koin ke dalam vending machine itu lalu memilih sebuah minuman bersoda dingin dan hanya berdiam diri di depan mesin berbentuk balok tegak itu sambil menghela nafasnya.

"Ano, apakah aku boleh menggunakan mesin itu?"

Ryouma lalu menghadap ke arah suara itu berasal. Terlihat seorang remaja perempuan dengan tubuh tinggi berambut pirang lurus, tas gitar di bahunya dan seragam sekolah yang sama berdiri di dekatnya.

"Ah, maaf, silahkan!"

"Terima kasih!"

Ryouma lalu berjalan sedikit sempoyongan dan duduk di bangku dekat vending machine itu.

"Kau dari SMA Sakurajima juga, kan" ucap perempuan itu kepada Ryouma.

Ryouma hanya menganggukan kepalanya membalas pertanyaan tersebut.

"Boleh aku duduk di sebelahmu?"

"Silahkan," Ryouma lalu menggeser tubuhnya.

"Makasih, ngomong-ngomong kau terlihat kelelahan. Ada apa?"

"Eh? ah? Ah, aku tidak apa-apa?"

"Sungguh?"

"Tidak juga." Seketika Ryouma murung.

"Kau ini, jika memang ada masalah ceritakan saja. Percuma saja jika kau pendam sendirian, itu hanya akan menyakiti dirimu." ucap perempuan itu.

"Hah~ masalah percintaan itu benar-benar mengerikan ya..."

"Percintaan?"

"Ya, seorang kakak kelasku datang meminta bantuanku agar aku menjadi cupidnya antara dia dan adik kelasnya. Dia pikir aku hebat dalam masalah seperti semenjak ia memergokiku sedang menonton ani- maksudku film romansa. Dan beberapa cara sudah ku lakukan selama beberapa hari belakangan ini, setengah gagal dan setengah berhasil. Sekarang aku bingung dengan rencana selanjutnya."

"Ribet juga, ya, percintaan itu. Tapi kalau aku jadi kau, aku akan menyuruhnya untuk langsung menyatakan perasaannya daripada berbuat hal yang pada akhirnya sia-sia."

Inilah Kehidupan Romcom Random KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang