Rencana

134 12 3
                                    

Beberapa hari kemydian setelah kejadian perempuan yandere, Daichi dan kedua temannya sedang bermalas-malasan di bangku mereka dikarenakan saat itu pelajaran sastra bahasa sedang jam kosong.

Kai langsung teringat kejadian saat ia di kejar oleh seorang perempuan yandere. Dan beruntung saja dia bisa lari dengan seseorang remaja dari kelas kanan.

"Kelas kanan....."

"Jadi, mengapa kau ceritakan hal ini ke kami?" tanya Shou yang sedikit curiga.

"Etto... apa kalian mau membantuku untuk menghentikan perempuan itu-"

"Ditolak!" ucap Daichi dan Shou.

"Eh!? Mengapa?"

"Ya, aku tidak ingin mati oleh perempuan psycopath," jawab Daichi.

"Dan aku tidak mau mati mengenaskan," balas Shou.

Kai langsung terdiam dan memikirkan sesuatu hingga beberapa saat kemudian ia mendapatkan solusinya, "Bagaimana jika kita menghentikannya beramai-ramai?"

Shou dan Daichi kemudian melihat satu sama lain, "Rata-rata dibunuh oleh seorang yandere memanglah sedikit-" ucap Daichi lalu dibalas oleh Shou, "Tapi tidak pernah nol."

"Sheet..." keluh Kai.

"Tapi jika biarkan saja, Kai mungkin bisa mati dibunuh. Aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa untukmu, lagipula jika ingin melawannya beramai-ramai tetap saja kita akan kalah," ucap Daichi sambil berpikir.

Sambung Shou, "Itu benar, kau pernah menonton anime Mirai Chiki, bukan? Seharusnya kau tahu seberapa kuat Yandere itu."

"Hmmm, kalian benar juga..." Kai menjadi tak bersemangat.

Kai lalu berpikir sesuatu lalu berkata dalam hatinya, "Kira-kira anak kemarin mau membantu kah?"

Sepulang sekolah....

Daichi, Kai dan Shou pergi ke taman dekat sekolah. Mereka bertiga sepertinya sedang stress, terlihat dari kelakuan mereka yang sedang memainkan tongkat kayu yang mereka anggap sebagai pedang.

"Bersiaplah untuk mati, raja iblis!" seru Kai.

"Gaaaaooooh!!!!!!!!" balas Daichi dengan seruannya.

Dan Shou hanya berdiam sambil bergumam dan sepertinya ia sedang mengucapkan sebuah mantra sihir yang kemudian ia akhiri dengan sebuah serangan, "Lightning Bolt!"

Meski begitu, anak-anak SD yang juga bermain di taman saat itu justru bersorak-sorak untuk pahlawan.

Hingga akhirnya itu membuat Daichi tersadar, "Tunggu sebentar, mengapa aku yang menjadi raja iblisnya?"

"Ayo kita selesaikan pertarungan ini, wahai raja iblis Nagrind!" seru Kai lagi.

Dan beberapa saat kemudian pertarungan pun berakhir. Anak-anak semakin bersorak dengan kemenangan sang pahlawan, termasuk Ryouma.

"HUAAAH!!!!" Daichi dan kedua temannya terkejut melihat kehadiran Ryouma yang muncul tiba-tiba.

Huaaaah!!! Sejak kapan kau disini!?" tanya Kai yang masih kaget.

"Hmmm, eto.... sejak Lightning Bolt menyerang," jelas Ryouma.

Shou langsung menutup wajahnya menahan malu.

"Kalau tak salah, kau Ryouma, bukan?" tanya Daichi yang mengingay sekilas kejadian saat hari itu.

"Jangan tiba-tiba sok akrab begitu, namaku Ryouma..... Hanae."

"Eh, Hanae? Bukannya itu nama cewe-"

"Baaachot!"

Beberapa saat kemudian, mereka berempat sedang duduk di bangku taman sambil meminum minuman kaleng dari vending machine dekat mereka.

Kai tiba-tiba teringat sesuatu, "Ano Hanae-san-"

"Hanae janai, Katsura da! Eh, maksudku Ryouma da!"

"Baiklah, Ryouma, bisa aku minta tolong?"

"Hm?"

"Kau ingat perempuan yandere yang kemarin?" tanya Kai.

"Yandere... ah, iya aku ingat."

"Apa kau mau membantu kami untuk menghentikannya-"

"Hah? Kau gila apa? Melawan cewek yandere bukanlah hal seperti memembalikan telapak tangan, tapi seperti membalikkan telapak kaki. Aku serius, lagipula jika kita berempat yang melawannya sudah dipastikan mati," ucap Ryouma dengan entengnya.

"Memangnya mengapa kalau kita berempat? Bukannya sudah cukup ramai?" tanya Shou penasaran.

"Angka 4 itu angka sial," sambung Daichi.

"Benar, itu benar, tapi jika kau memang ingin menghentikan cewek yandere itu, aku bisa membantumu." Ryouma lalu membuka tasnya dan seperti mencari sesuatu.

Kai seketika bersemangat dan penasaran dengan bagaimana cara menghentikannya.

Ryouma pun menemukan sesuatu yang ia cari lalu mengangkat tinggj alat itu, "Ponsel pintar abad 21!"

Seketika Daichi dan kedua temannya menjadi kesal melihat Donatemon jadi-jadian itu.

Ryouma pun menelepon seseorang, "Moshi moshi, apakau besok luang? Aku ingin minta bantuan besok. Saat pulang sekolah, datanglah ke taman dekat sekolah dan jangan lupa membawa toyako bokken yang ada tulisan "Danau Soya" di gagangnya. Aku pinjam!"

Setelah itu Ryouma mematikan panggilannya.

"Done!" ucap murid dari kelas kanan itu.













Btw sorry nggak panjang kayak biasanya, hehe

Inilah Kehidupan Romcom Random KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang