MCA |5|

22 7 0
                                    

"Hidup adalah proses, hidup adalah belajar, tanpa ada batas umur, tanpa ada kata tua. Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi. Never give up and keep istiqomah, sampai Allah berkata "Waktunya pulang".

***

Suasana terasa sejuk hari ini, bulir embun pagi yang jatuh dari dedaunan menambah suasana udara dingin yang menyejukkan untuk setiap insan yan ingin memulai aktivitasnya di pagi hari.

Sekarang Hisqa lagi merapikan kamarnya, karena setelah ini dia berniat untuk membantu Bi Siti memasak di dapur.

Saat kakinya di depan pintu dapur, langkahnya sempat terhenti, lalu Hisqa menarik napas untuk menetralkan ke gugupannya. Karena baru pertama kali ini dia menginjakkan kaki di dapur untuk membantu memasak.

"Assalamualaikum bi, bi Siti mau masak apa?" tanya Hisqa dengan mata mengikuti gerakan yang di lakukan bi Siti.

"ehh Waalaikumsalam neng, bibi mau masak tempe goreng sama kari ayam"

"Boleh Hisqa bantu bi?" Hisqa lebih mendekat ke bi Siti.

"Ehh jangan, neng Hisqa tunggu aja di ruang tamu kalau nanti makanannya sudah siap, bibi panggil"
Ucap Bi Siti.

"Gapapa bi, Hisqa gak akan minta imbalan kok" keduanya tertawa bersama di dapur.

"Neng Hisqa bantuin potong tempe tipis-tipis aja, bibi mau lihat kompor sebentar"

Dengan cepat Hisqa menganggukan kepala. Pelan-pelan tangan kanannya memotong tempe mengikuti arahan yang sudah di berikan Bi Siti.

Sementara bi Siti yang baru saja berbalik setelah melihat masakannya di kompor terdiam sejenak sambil tersenyum kagum melihat Hisqa. Walaupun baru pertama kali memegang peralatan dapur tapi dia sudah menguasai semuanya.

"Bi ini sudah selesai"

Bi Siti segera sadar dari ke kagumannya dan langsung mendekati Hisqa yang baru saja selesai memotong tempe.

"Yaudah neng Hisqa bangunin den Arkan aja biar ini bibi yang beresin" ucap bi Siti.

***

"dek bangun, waktunya makan bibi udah nyiapin semua" teriak Hisqa sambil menggoyang tubuh Arkan.

"iya-iya, ini juga udah bangun" balas Arkan.

"ihh dah jelek kebo pula" cibir Hisqa.

"awas lu kak" balasnya sambil melotot ke arah Hisqa.

***

Hanya ada suara detingan sendok yang beradu dengan piring, Mereka tak ada yang berbicara saat makan karna itu memang tradisinya.

"dek kakak nanti jm 9.30 mau izin ke cafe Lestari"
"adek mau nitip sesuatu?"  tanya Hisqa.

"belikan snack aja kak"
"pakek uang kakak aja ya" balas Arkan sambil nyengir.

"dasarrr"

***

Hisqa bersiap-siap, kaki nya melangkah menuju ke meja rias miliknya. Tangannya mengambil salah satu hijab berwarna cream, menyesuaikan baju gamis yang di gunakannya.

Dengan keyakinan hatinya Hisqa mengikat rambutnya menjadi satu, lalu mengambil dalaman bewarna putih, setelah itu Hisqa mengambil hijab yang sudah ia bentuk menjadi segitiga dan mulai menaruhnya diatas kepala.

Gerakan terakhir yang Hisqa lakukan adalah sedikit membetulkan kuncup hijab dan selesai sudah kegiatan pertamanya memakai hijab.

Hisqa kembali menatap cermin dan terpaku sesaat, sosok yang dilihat di pantulan cerminnya sekarang, seperti bukan Hisqa Araelia Rafanda yang biasanya. Sekarang dia keliatan lebih anggun dan kecantikan dia seperti bertambah berkali-kali lipat.

"Bismillahhirrahmanirrahim.. Aku pasti bisa" ujarnya dengan penuh keyakinan dengan menatap  cermin sebelum benar-benar meninggalkan meja riasnya.

Kakinya melangkah pelan saat keluar dari kamar, wajahnya tertunduk tak siap melihat ekspresi yang di berikan oleh Arkan melihat dirinya saat ini.

Sementara Arkan yang baru saja mau masuk ke kamarnya, terhenti karena kagum melihat kakak nya berpenampilan berbeda. Allah memang maha pembolak-balikkam hati hambanya.

"Masyaallah kakak cantik bangett.." ucap Arkan memuji kecantikan Hisqa sambil tersenyum.

Hisqa berjingkat kaget di tempatnya, ia tidak melihat bahwa didepannya ada Arkan. Hisqa merasakan jatungnya berdegup dengan cepat.

Masih dengan senyuman Arkan mengangkat dagu Hisqa  "kakak cantik deh, aku pikir bunda tadi yang datang" ucapnya dengan senyuman namu mata berkaca-kaca.

Hisqa merasakan pipinya panas mendengar pujian dari Arkan, dirinya juga merasa hatinya tersayat mendengar ucapan Arkan barusan.

Hisqa langsung memeluk Arkan dan berbisik "doakan kakak istiqomah ya.."
"Jangan sedih sekarang kan masih ada kakak dan bapak yang selalu ada di samping adek"
"besok atau nggak nanti sore kita ke makam bunda, sama bapak"
Cupp cup, Hisqa mencium pipi Arkan.

***

Assalamualaikum temen-temen, Jangan lupa vote dan komen ya, share juga boleh wkwkkw;v

Mojokerto, 26 Februari 2021
Zuroida Alya Fatma♥

Mengejar Cinta AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang