MCA |18|

9 6 0
                                    

   Sejatinya, segala sesuatu yang terjadi di kehidupan ini sesuai dengan takdir yang telah di tetapkan oleh Allah SWT.  Sebagaimana telah di telah di jelaskan dalam QS. Al An'am; 59 yang isinya tentang  tak ada kejadian yang terjadi secara tiba-tiba. Segala apa yang ada di darat dan di laut telah di rancang oleh Allah SWT. Bahkan, sehelai daun gugur pun, Allah Maha Tahu. Semuanya telah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).

Setiap situasi buruk yang menimpa pasti ada sisi positifnya. Tetaplah berfikir positif dalam hidup. Allah Maha Tahu mana yang terbaik untuk mu.

***

   Langit menghitam, menandakan hujan akan segera turun, tetapi tak membuat Hisqa dengan pakaian serba hitam benuansa duka beranjak dari tanah yang bertabur bunga di kanan kirinya. Yaps, Pak Faris di makamkan tepat di sebelah ibunda Hisqa.

Air mata yang tak henti-hentinya keluar, dengan tatapan yang kosong, Hisqa terduduk lemas di antara makam orang tuanya. Seseorang yang berdiri di belakangnya yang tak lain Rayhan dan Arkan hanya bisa menghela napas. Tampaknya Hisqa benar-benar tak berniat pergi dari tempatnya. Padahal langit, sudah berteriak untuk segera menurunkan hujan.

Dengan perlahan Arkan memegang bahu Hisqa.
"Kakak pulang yukk! Sebentar lagi akan turun hujan, nanti kakak sakit."
Dan masih tak ada jawaban dari Hisqa yang masih mematung di tempatnya.

Arkan sempat juga merasa kecewa pada Allah. Menangisi mengapa hal ini terjadi pada keluarganya, dari kecil ia hidup tak tau bagaimana rasanya ditimang-timang oleh sosok ibu, dan baru aja kemarin kakaknya kena musibah. Dan sekarang?? Bapaknya juga sudah berpulang, meninggal kan begitu banyak kenangan begitupun dengan duka. Namun ia sadar, rasanya tak pantas marah, kecewa kepada sang pencipta. Tak berhak ia marah, saat sang pencipta menyuruh ciptaan-Nya untuk pulang kedalam pangkuannya.

"Bunda!!... Bapak memilih untuk ikut bunda, padahal disinikan ada Hisqa, kenapa Hisqa nggak di ajak aja untuk ikut dengan Bunda juga."

"Bunda tau nggak?? Kemarin kehormatan yang Hisqa jaga sejak kecil sudah di ambil sama mantan Hisqa namanya Alex,dengan alasan ingin memiliki Hisqa seutuhnya, jahat banget kan dia bun"

"Setelah salah satu ciptaan-Nya mengambil kehormatan Hisqa, Allah juga mengambil Bapak dari pelukan Hisqa. Hisqa banyak salah ya Bunn?? Rasanya semua yang dimiliki Hisqa perlahan-lahan di ambil" tutur Hisqa.

Rayhan mendekat ke arah Hisqa, "udah ya dekk jangan nangis teruss, pulang yukk..."

"abang pulang aja sendiri!"

Rayhan menatap Hisqa dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Apa yang kamu lakukan disini?? Duduk diam seperti itu tidak membuat mereka hidup kembali, seharusnya yang kamu lakukan adalah berdoa supaya mereka tenang disana, memohon ampunan untuk mereka supaya di mudahkan, Allah lebih sayang sama mereka" jelas Rayhan dengan nada lemah.

"Asal kamu tau!! Kita semua juga sedih di sini, bukan hanya kamu saja."

"Pulang Sekarang!" putusnya penuh penekanan.

***

1 minggu sudah berlalu, Hisqa sering mengurung dirinya di kamar. Keaadaan kamarnya sekarang tak beda jauh dengan keadaan dirinya. Hancur berantakan, semua barang berada di tempat yang tak semestinya. Dia marah, sangat marah, sampai tak tau harus berbuat apa.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, kak temenin aku ke pesantren abi sama umi yaa, Kakak mandi ya!!" ucap Arkan.

"Nanti kamarnya biar bi Siti yang beresin" imbuhnya dan hanya di angguki oleh Hisaqa.

Mobil Arkan berhenti di depan gerbang tinggi dengan gapura besar yang bertulisan "Pesantren Baiturrahman".

Hisqa ikut melangkah di belakang Arkan, menggunakan dress hitam di atas mata kaki dengan jilbab berwarna milo yang di sampirkan ke pundak dan sepatu lancip yang memiliki tinggi 8cm.

Arkan tak bisa lebih memaksa Hisqa untuk memakai pakaian yang lebih tertutup lagi. Berpakaian seperti itu saja Arkan bersyukur banget, karena Hisqa tak sampai melepas hijab nya. "Kalau keadaan sudah lebih membaik, gue akan bimbing kakak" pikirnya.

Saat di teras sebuah kantor yang berbentuk seperti rumah, Hisqa terjatuh karena ada seseorang yang menabraknya.

Awww sshh

Arkan menoleh, dan melihat kakaknya sudah terjatuh dengan baju yang sudah kena lumpur.

"maaf,  nggak liat" ucap orang tersebut.
"kamu bisa berdiri sendiri?" imbuhnya, dan Hisqa hanya diam menunduk.

"kakak, kakak gapapa? Sini aku bantu berdiri" ucap Arkan, uluran tangan Arkan diterima oleh Hisqa. Seseorang tersebut hanya melihat Arkan dan Hisqa.

"lo bang Alan... kapan pulang?" tanya Arkan. Dia Alan Ghifari Abrisam, kakak dari Ervan Yudhistira Abrisam.

"kakak? Bukannya Arkan anak pertama yaa?" pikirnya.

"bang.." ucap Arkan sambil tangannya melambai-lambai di depan muka Alan.

"ehh iya,  abang pulang dari 1 minggu yang lalu" balas Alan.

"kamu mau cari umi sama abi yaa? Beliau masih ada pengajian. Kamu tunggu aja di rumah, ada Ervan kok!" imbuhnya.

"yauda bang aku kesana dulu, Assalamualaikum" Arkan melangkah masuk kedalam rumah tersebut sambil menggandeng Hisqa.  Alan memandang Hisqa sampai tidak terlihat lagi.

"Astaghfrullah, ampunilah hambamu ini ya allah, karena memandang wanita yang bukan mahram" batin Alan.

***

Assalamualaikum temen-temen, Jangan lupa vote dan komen ya, share juga boleh wkwkkw;v

Mojokerto, 15 Mei 2021
Zuroida Alya Fatma♥

Mengejar Cinta AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang