MCA |20|

8 2 0
                                    

"Terima kasih sudah jadi pendengar yang baik"

"Hisqa pamit dulu, Assalamualaikum" Hisqa melangkah pergi, belum saja lima langkah Hisqa kembali menghadap Alan.

"Jangan cerita ke siapa-siapa ya kak"

"Jangan bilang ke umi juga kalau Hisqa bawel dan cengeng, nanti malah Hisqa dicoret dari daftar calon istri kakak"

"Assalamualaikum" Hisqa pergi sambil menahan tawa, sksjsksk.

"waalaikumsalam wr. wb" batin Alan.

Alan hanya geleng-geleng dan tersenyum tipis sangat tipis, sangkin tipisnya mungkin dirinya tak sadar jika ia sedang senyumm.

***

Hisqa kembali ke rumah Abi Abrisam dengan senyum yang terpancar di wajahnya.

"Assalamualaikumm" ucap Hisqa saat masuk ke rumah tersebut dan langsung duduk di sebelah Arkan.

"Waalaikumsalam wr. wb"

"Umi, Abi Hisqa mau tanyak, seumpama nanti Hisqa tinggal disini boleh?" tanyanya dengan hati-hati.

"Ehm ya boleh dongg, emang kenapa Hisqa kok tiba-tiba pengen tinggal disini" balas Abi abrisam.

"Ilmu Hisqa tentang agama masih sangat minim, Hisqa pengen tinggal disini karena ingin mempelajari ilmu agama islam lebih dalam lagi, bisa membedakan mana yang benar mana yang harus di tinggalkan" ucap Hisqa sambil menunduk.

"Alhamdulillah kalau Hisqa mau tinggal disini, Umi, Abi dan santriwati disini pasti akan membantu Hisqa kok." balas Umi.

Sedangkan Arkan tersenyum dengan penuh syukur,

"Ohh yaa, Arkan ikut umi yaa, untuk mengurusi data dirinya hisqa" Ucap umi ke Arkan.

"ehmm, mohon maaf umi untuk yang mengurusi data dirinya kak Hisqa biar kakak tertua kami" balas Arkan.

"Oh iya silahkan, abi sama umi mahh terserah kamu aja, yakann bii" ucap Umi sambil menaikkan satu alisnya ke abi.

"Iya terserah kalian, kami disini siyap menerima Hisqa kapanpun itu" ucap Abi sambil tersenyum.

***

Sepulang dari pesantren Hisqa, Arkan, dan Rayhan kumpul di ruang tamu.

"Kak Ray, Ara mau bicara sama kakak, boleh?" ucap Hisqa sambil mainin ujung hijabnya.

"Boleh dong, apasih yang enggak buat Ara" jawab Rayhan sambil menoel hidung Hisqa.

"Ish kakak"

"Lagian kamu juga sihh, ngapain cobak pakek nunduk. Kalau bicara itu tatap mata lawannya bukan malah nunduk."

"Iya-iya ni Ara tatap" Jawaban dari Hisqa tersebut menciptakan senyuman manis di wajah Rayhan dan Arkan.

"Hisqa mau masuk pesantrennya abi sama umi, apa kakak mengizinkan" tanyanya sambil menunduk.

"Tatap kakak Ara jangan nunduk, kan sudah dibilangin tadi." menarik dagu Hisqa dan bertemulah tatapan mereka berdua.

"Ara kenapa kok tiba-tiba mau masuk pesantren hmm, katanya kemarin mau masuk di dunia kesehatan bukan?"

"Ilmu Ara tentang agama yang di anut Ara sekarang sangat minim kak. Ara mau mencari ilmu di sana, menurut Ara, pesantren itu cocok buat ara untuk cari ilmu agama islam lebih dalam lagi."

"Izinin Ara y kakk"

"Iya boleh, kakak sih terserah kamu aja. Nanti biar kakak yang urus" jawab Rayhan.

"Kamu tinggal di sana juga dek" tanyanya ke Arkan.

"Iya biar bisa mantau kak Ara juga"

"Ngapain juga pakek di pantau-pantau segala, Ara kan dah gedee" sewot Hisqa.

"Kak Ara di mata Arkan itu tetap kakakku yang kecil, yang harus tetap di pantau" balas Arkan.

"Kamu lupa kalau kakak lahir duluan dari pada kamu?? Jadi yang paling kecil disini sekarang siapa?"

"Araaa"
"Kak Araa"
Ucap Arkan dan Rayhan barengan. Hisqa yang dikatain seperti itupun merajuk. Ia menghetakkan kakinya dan pergi menuju kamar.

"hahahahhahaha"

Janganlah menunggu bahagia baru engkau akan tersenyum, namun tersenyumlah maka engkau akan berbahagia.
(Ahli Hikmah)

***

Assalamualaikum temen-temen, Jangan lupa vote dan komen ya, share juga boleh wkwkkw;v

Mojokerto, 18 Juni 2021
Zuroida Alya Fatma♥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar Cinta AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang