"Aku punya satu bait puisi buat kamu," ucap Febri pada April di suatu siang, seusai keduanya selesai menyantap menu makan siang paling terkenal sejagad kantin Fakultas Sastra. Mie ayam Bang Somad yang biasanya dipesan dengan ekstra tetelan, gajih serta bawang goreng.
"Aku mau dengar dong."
"Eh, tapi kalau jelek, tolong dimaklumin, ya. Aku, kan, bukan anak sastra kayak kamu."
"Iya, tenang saja," tanggap April lalu tampak menyunggingkan senyum manisnya hingga membuat rasa tidak percaya diri yang sejak tadi menggelayuti Febri, kini mendadak sirna.
Senyummu mampu menggetarkan hati
Lalu lembut sapamu merambatkannya ke netra
Tidak akan pernah sekuat frekuensi gamma
Tidak akan sepanjang gelombang radio pula
Namun, cahaya ketulusan ini mampu menerangi hati, hari dan hidupmu.
Lanjutannya bisa dibaca di akun Kak Rurs yang ada di storial yaa...
.
.
.
Kak Rurs with💎
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin Kala & Rasa ✔️ (Sudah Terbit)
General FictionLabirin Kala & Rasa "Mengisolasi nostalgia, mendegradasi cela dan mengekspansi karsa" Gendari berpikir bahwa mengabadikan kegagalan kisah cintanya di dalam novel adalah cara terbaik agar dirinya bisa berpaling dari Akalanka Bachtiar dan semua hal ya...