Setelah seharian kemarin Hugo memikirkan cara untuk memenuhi rasa penasaraannya akan tokoh Febri di dunia nyata, pagi ini, sesuainya mengajar, dia meminta tolong Gendari untuk mengoreksi pekerjaan para mahasiswa.
"Kunci jawabannya sudah ada 'kan, Pak?" tanya Gendari dengan menggebu seperti biasanya.
"Berhubung kamu itu asdos gadungan, ya, mau tidak mau, saya harus membuatkannya," jawab Hugo lalu menyerahkan dua lembar kertas yang terisi penuh dengan tulisan tangannya.
Begitu melihatnya, Gendari tampak melebarkan pupilnya. "Beginikah rasanya jadi asisten dosen sejarah?" komentarnya seraya mencoba untuk membaca barisan pertama di nomor satu.
"Maksud kamu tulisan saya jelek?" tanya Hugo sebelum dia memindahkan setumpuk kertas dari atas meja kerjanya ke kursi bermeja milik sang asisten.
"Maunya saya sih bilang bagus. Tapi, sayangnya, bejana dosa milik Gendari Locita sudah berat banget, Pak." Usai menanggapi, Gendari kemudian duduk dan memusatkan pikirannya pada tugas yang tersaji di hadapan.
Lanjutannya dapat dibaca di akun Storial Kak Rurs > [at] thelapislazuli
.
.
.
Kak Rurs with💎
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin Kala & Rasa ✔️ (Sudah Terbit)
Fiction généraleLabirin Kala & Rasa "Mengisolasi nostalgia, mendegradasi cela dan mengekspansi karsa" Gendari berpikir bahwa mengabadikan kegagalan kisah cintanya di dalam novel adalah cara terbaik agar dirinya bisa berpaling dari Akalanka Bachtiar dan semua hal ya...