"Kadang sebuah penderitaan sangat diperlukan supaya diri semakin mengingat Tuhan"
______________________Angin berhembus kencang meniup rambut yang berwarna merah muda tersebut. Mata nya yang indah tak henti mengeluarkan air. Perih satu kata yang selalu ia ingin ucap. Semua orang telah pergi dari hadapannya. Sekarang hanya dirinya sendiri yang terguyur oleh air hujan. Jas hitamnya membasah begitu saja.
Yeonjun terduduk di dekat makam Jeoona. Memandangi nama ibundanya itu. Dia tidak menyangka kalau Jeoona akan meninggalkanya. Dirinya meremas rambutnya dengan kuat. Pipinya memerah, hidungnya pun memerah akibat kedinginan.
"Berhentilah menangis" Seketika lamunan Yeonjun terhenti dengan mendongakan wajahnya keatas.
"K-kau siapa?" Yeonjun menyipitkan matanya dengan pelan.
"Ayo pulang" Ujar lelaki itu, tangannya memegang sebuah payung hitam untuk memayungi Yeonjun dari air hujan. Bahkan dirinya tidak memayungi diri sendiri. Sehingga lelaki itu kebasahan.
"Kauu.. Choi... Soobin?" Yeonjun berdiri untuk melihat jelas lelaki yang sedang memayunginya itu. Soobin tidak menjawab ia hanya menatap datar Yeonjun. Matanya sangat tajam hingga membuat Yeonjun bergidik ngeri.
____________
"Terimakasih maaf merepotkan mu" Mereka berdua sudah ada di dalam mobil. Yeonjun duduk dikursi depan bersama Soobin yang duduk di kursi kemudi. Soobin lagi-lagi tidak menjawab atau bahkan mengangguk.
Selama diperjalanan sangat hening. Tidak ada yang berani membuka suara diantara keduanya. Sesampainya dirumah Jeoona yang sekarang Yeonjun tempati, Yeonjun agak merasa kasihan pada Soobin.
"Mampirlah terlebih dahulu, bajumu basah kau akan sakit jika membiarkannya"
"Tidak perlu"
"Sekali saja, mohon anggap saja ini ucapan terimakasih ku karena kau menungguku di pemakaman dan memayungiku hingga bajumu basah.
"Jangan geer, aku melakukannya karena suruhan ayah. Aku tidak akan melakukannya dengan sengaja" Soobin pun turun dari mobil meninggalkan Yeonjun.
"Mandilah, aku akan menyiapkan air panasnya terlebih dahulu" Ucap Yeonjun yang sudah mandi duluan.
"Tak usah aku sendiri saja" Soobin pun pergi mandi dan hilang dari hadapan Yeonjun yang mematung.
"Ck, dia pikir dia siapa? Keterlaluan dan tidak sopan" Yeonjun pergi duduk menonton TV sambil memakan snack. Kakinya iya taruh di atas meja. Jika dilihat dia seperti tidak sopan. Ya walaupun itu dirumahnya tapi kan ada tamu? Ah apa mungkin dia Daniel?
"Yeonjun-ssi, aku sudh selesai aku akan pulang" Soobin melempar handuknya kehadapan wajah Yeonjun.
"HEI APA-APAAN KAU HAH?!" Teriak Daniel dengan kencang hingga Soobin terkejut, bagaimana bisa dia berteriak seperti itu?
"Kau berteriak padaku?" Soobin perlahan mendekat pada Daniel. Namun Daniel dengan santai menatap tajam pada Soobin.
"Weh tenanglah, aku Daniel dan bukn Yeonjun, dan jangan pernah melempar suatu barang lagi padaku-!" Telunjuk tangan kanan Daniel terus-menerus menunjuknya sebagai tanda ancaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Hate (Soojun/Binjun) End.
Fanfiction"Jadi pribadi yang mana yang kau sukai? Yeonjun, Daniel, atau Junie?" Choi Yeonjun lelaki tampan nan cantik yang mengidap dissociative identity disorder (DID) atau yang biasa kita sebut kepribadian ganda terpaksa tinggal bersama Choi Soobin lelaki t...