-Twelve

1.8K 286 17
                                    

"Aku merasa aku terjatuh dan terjebak di antara reruntuhan kegelapan aku ingin kau ada disekitar ku namun kau seakan sulit ditemukan."

____________________

Terkadang ada saatnya hidup terasa berat, namun sudah seharusnya kamu terbiasa dengan hidup yang keras. Apalagi disaat kamu beranjak dewasa, disaat kamu kira tumbuh dewasa adalah hal yang terbaik. Namun tidak, semua itu hanyalah khayalan semata.

Seperti yang dialami Yeonjun, ia kira saat dewasa dia bisa hidup lebih baik daripada saat dia kecil. Ditinggal oleh ayahnya saat masih bayi, dan selalu disiksa oleh ibu kandungnya sendiri yang mengidap bipolar. Dan mengakibatkan dirinya mengidap kepribadian ganda, memang tidak mudah untuk hidup seperti itu. Tapi dia harus tetap bersyukur.

"Yeonjun-hyung cepat sarapan, aku akan berangkat ke kantor" Panggilan Soobin sama sekali tidak disaut oleh Yeonjun yang masih ada dikamarnya sejak malam kejadian Daniel dan Soobin bertengkar. Tapi bukannya jika satu kepribadian mengalami sesuatu, kepribadian yang lain tidak akan tau apa yang terjadi.

"Pergilah kau brengsek-!" Teriakan Yeonjun membuat bingung Soobin. Biasanya jika tertidur atau berjam-jam Daniel atau Baby Junie diam, dia pasti akan berubah menjadi kepribadian aslinya yaitu Yeonjun. Namun mengapa dia masih mode Daniel?

"Ah hyung ayolah keluar"

"Ck setelah kemarin kau menghajarku dengan entengnya sekarang kau mengajak aku sarapan bersama? Tidak tahu malu"

"Apa yang..."

"Kau Daniel?"

"Memang kau pikir siapa hah?!"

"Maksudku bagaimana bisa kau-"

"Pergilah-! Aku muak melihatmu-!" Soobin masih mencerna apa yang terjadi setelah perkataan Yeonjun tersebut.

"Hm baiklah" Makanan yang sedari tadi di pegang Soobin ia taruh kembali di meja makan. Oh iya setelah kematian Seuna, Yeonjun menyuruh memberhentikan para pkerja di rumahnya Seuna. Karena Yeonjun bilang biar dia saja yang mengurus rumah agar dia tidak diam sebagai beban dirumahnya Seuna.

"Hikss t-thakitt hikss kweyinci becal tangan Junie thakit huwaaa" Tunggu dulu itu suara tangisan Yeonjun yang membuat Soobin terhenti dari kegiatannya, semula sedang menalikan tali sepatu sekarang dirinya tertuju pada kamar Yeonjun yang terkunci.

"Junie kau kenapa?" Perasaan Soobin semakin khawatir entahlah jika menyangkut Baby Junie dirinya menjadi lembut.

"Nda tawu hikss ada darah keluar dayi tangan na Junie hikss thakitt" Suara Junie terdengar semakin kesakitan.

"Hei tenanglah Junie aku akan segera masuk" Soobin semakin yakin kalau Daniel berusaha menyakiti dirinya sendiri sehinggga saat Baby Junie muncul, Junie jadi panik.

"Sial" Sedari tadi Soobib berusaha membuka pintu kamar Junie namun sulit.

Brakkk

Akhirnya pintu itu terbuka lebar walaupun akibatnya pintu itu rusak. Tak apa yang penting Baby Junie bisa ia tenangkan.

"Ssstt kemarilah biar aku sembuhi dulu lenganmu" Awalnya Junie menolak untuk disembuhkan karena takut pada Soobin. Tapi akhirnya Baby Junie menurut karena Soobin menawarkan permainan di taman bermain. Jika tidak begitu Baby Junie mana mau.

Love to Hate  (Soojun/Binjun) End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang