"Semenjak kau pergi,aku gerimis tanpa pelangi,warna warni tak ada lagi,aku gerimis yang kehilangan mentari."
Yeonjun pov
Aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Tidak ku sangka kepergiannya dapat membuat hidupku terasa tidak berarti. Aku sang menyesal saat itu tidak terlalu sering menghabiskan waktu bersamanya. Aku terlalu sibuk dengan kuliah ku, hingga aku lupa dia sudah terlalu tua untuk bekerja. Namun demi aku dia rela menahan rasa sakit dan lelahnya. Agar aku bisa melanjutkan kuliahnya.
Namun seberapa pun aku menyesal, jika takdir sudah berkata seperti ini. Aku bisa apa?
Mungkin ini sudah menjadi garis hidupku. Mempunyai penyakit yang bahkan membuat diriku stress, tinggal di rumah orang yang bahkan aku tidak kenal, menjadi beban hidup mereka, menumpang di keluarga orang lain serta merepotkan mereka, aku sudah seperti parasit saja hahaha. Karena itu aku benci diriku sendiri.
Aku tidak berguna.
Walaupun aku menolak tinggal dengannya tapi aku tidak munafik, aku perlu dituntun untuk menjalani hidup. Aku tidak bisa hidup sendirian, apakah aku salah? Aku hanya ingin mengakhiri semuanya. Karena aku hidup pun sangat tidak berarti.
Tidak ada lagi orang yang menyayangi ku, dan tidak ada lagi orang yang aku sayang. Bahkan aku sendiri membenci dri sendiri. Miris.
"Mungkin dengan begini lebih baik" Gumam Yeonjun.
Yeonjun pov end
Kamarnya sangat gelap, tidak ada cahaya lampu dan hanya terbantu oleh cahaya sang rembulan. Hanya rembulan yang mampu menemani Yeonjun. Walaupun dia mempunyai teman dekat seperti Beomgyu. Tidak memungkin dia bisa bercerita semua perasaannya pada temannya itu alias Beomgyu.
Dia tidak mau merepotkan orang lain, sudah cukup keluarga Choi saja yang dia repotkan.
Tangan Yeonjun memegang pisau kecil ditangannya. Dengan menatap ragu perlahan Yeonjun mendekatkan pisau itu pada lengannya.
*btw lengan sma tangan beda yaw
Glekkkkk
Yeonjun menelan ludahnya kasar, dia takut mati namun lelah juga dengan kejamnya dunia.
"Mungkin dengan begini lebih baik" Yeonjun melukai lengannya dengan menggunakan pisau itu membuat darah segar mengucur dari lengannya yang putih itu.
Yeonjun tidak mengernyit kesakitan dia malah merasa lebih baik. Apakah dengan menyakiti diri sendiri membuat perasaan dirinya semakin baik? Entahlah.
"Sshh akhh" Yeonjun melukai lengannya lagi dengan pisau itu. Dan membuat luka dengan 2 sayatan yang terpampang jelas di tangannya itu.
Karena sudah merasa cukup Yeonjun menaruh pisaunya di bawah kasurnya tidak lupa dengan mencuci pisaunya itu dengan air bersih.
Dia pun hanya membasuh lukanya dengan air saja. Berharap dia akan kehabisan darah dan mati. Namun anehnya luka yang dibersihkan oleh air itu tidak mengeluarkan darah lagi dan mengeluarkan sedikit saja. Jauh dari ekspektasi Yeonjun. Yeonjun merasa dirinya kurang menyayat dengan dalam.
____________
Pagi pun tiba, cahaya rembulan berubah menjadi cahaya mentari yang lebih cerah. Tentu saja itu tidak berarti hidup Yeonjun menjadi cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Hate (Soojun/Binjun) End.
Fiksi Penggemar"Jadi pribadi yang mana yang kau sukai? Yeonjun, Daniel, atau Junie?" Choi Yeonjun lelaki tampan nan cantik yang mengidap dissociative identity disorder (DID) atau yang biasa kita sebut kepribadian ganda terpaksa tinggal bersama Choi Soobin lelaki t...