" Oppa... to..long perut..ku sangat sakit..." So Young masih berusaha membangunkan sang suami yang masih tidur dengan lelap.
Perut Kim So Young terasa sangat sakit akibat kontraksi. Ia tau bahwa sebentar lagi ia akan melahirkan. Tapi mengapa susah sekali membangunkan suaminya, Heo Tae Woong.
" Apa-apaan kau ini? Aku itu lelah, dari pagi perkerjaanku banyak. Sekarang aku mau tidur, kenapa kau ganggu? " Tae Woong mengenyahkan tangan So Young. Ia berniat meneruskan tidurnya yang sempat terganggu.
" Tappii... Oppa.. perut ku.. sakiittt... A.ku.. mau melahirkan... to..long antar... ku.. ke rumah... sakit.." So Young masih berusaha menahan sakit di bagian perutnya. Di kembali menggoyangkan tubuh Tae Woong.
" Brisikkk..!!! Kan sudah aku bilang, aku tak sudi punya anak itu. Kau sendiri kenapa tak mau mengikuti perintahku untuk melenyapkan bayi itu? Sekarang urus sendiri !!! Jangan menggangguku..!!"
DEG
Jantung So Young serasa berhenti, kata-kata suaminya begitu menyakitkan. Bagaimana ia bisa mengatakan untuk membunuh darah daging mereka sendiri.
Dengan langkah tertatih menahan sakit, So Young berusaha mengambil tas bayinya. Ia meninggalkan sang suami yang kembali terlelap, dan memutuskan ke rumah sakit bersama supir.
Langkah demi langkah ia lakukan dengan berhati-hati. Saat So Young seperti akan terjatuh, sebuah tangan memegangnya.
" Bibi...." So Young tak bisa menahan air matanya untuk keluar, melihat seorang pelayan paruh baya yang membantunya untuk berjalan.
" Nyonya, anda masih kuat? Mari saya antar ke rumah sakit." Pelayan mertua So Young itu memang sangat baik. Ia selalu memperlakukan So Young yang seorang yatim piatu, seperti anaknya sendiri.
Sesampainya di rumah sakit, dokter dan perawat segera membawa So Young ke ruang bersalin. Saat salah satu perawat bertanya tentang wali dari pasien, So Young tak dapat menjawab.
Karena merasa kasian, sang pelayan yang mengantarkan So Young tadi, mengatakan bahwa ia ibunya. Dan ia adalah wali dari Kim So Young.
Persalinan itu berjalan dengan cukup lama, So Young merasa semua badannya hancur. Sakit.... Tak ada rasa selain sakit.
Ia juga menangis, betapa miris hidupnya. So Young yang di buang oleh orang tuanya sendiri di panti asuhan ketika masih bayi. Apa semua akan kembali terulang dengan anak yang saat ini ia lahirkan?
Raungan kesakitan So Young semakin terdengar keras, ia masih berusaha melahirkan sang anak. Dengan kekuatan terakhir, dan nafas yang tersengal-sengal, So Young berhasil melahirkan bayi laki-laki yang amat tampan.
Melihat wajah malaikat sang anak, semua rasa sakit yang tadi ia rasakan seperti menghilang. Semua penyesalan yang pernah ia alami juga semakin pudar, ia tak menyesal melahirkan bayi ini.
Dan dia berjanji akan selalu memberikan bayi itu semua yang ia butuhkan, karena So Young sangat mencintainya.
" Selamat datang ke dunia anak Eomma... Eomma berjanji akan selalu menyayangimu." So Young mengecup kening bayi yang baru lahir itu dengan perasaan haru. Dokter dan suster yang hadir di tempat itu pun tersenyum melihat, pertemuan pertama ibu dan anak itu.
---------------
Pagi itu diantar oleh seorang perawat, So Young menuju ke area ruang bayi. Ia ingin menjenguk anak laki-lakinya. Dan mengambilnya untuk ia susui.
Saat sampai ke ruang bayi, ia melihat
sepasang orang tua yang berdiri di depan ranjang bayi mereka. Kedua orang itu berpelukan sambil tersenyum ke arah sang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Officially Yours
RomantikWARNING ( 21+ ) Harap bijak dalam membaca. " Waeyo ??... Harusnya kau senang aku tersenyum dari pada marah-marah Young'i." Sungut pria itu pada lawan bicaranya yaitu Jo Young. " Bukan begitu Hyung. Aku kan hanya bertanya.." Heo Jo Young hanya mampu...