Selamat siang...
Seneng ya tadi malem dapet asupan dari bapak imino. Udah lama dia gak posting. Terhura liat imino sehat-sehat di negeri orang🤧🤧🤧Btw ya guyss, apa kalian bosen sama cerita ini? Jujur aja.🤣🤣🤣
Soalnya vote Ama komen semakin dikit.
Apakah harus secepatnya tamat?
Gak papa juga, soalnya tiap orang pasti merasakan kejenuhan. Macem Author 😅-
-
Happy Reading aja lah...😌
----------------
" Mulai detik ini kau bukan lagi ayahku–"
" Ingat, aku tak akan lagi berdiam diri. Dan terima kasih, berkatmu aku sudah berubah. Honestly, ini cukup menyenangkan untuk ku. "
----------------
Semenjak kembali ke Seoul Jun Jae terlihat sedih melamun. Ia juga selalu melihat jam tangannya.
" Apa yang kau pikirkan Jun?" Ucap Taera dari arah sebelah Jun Jae.
" Ahh... Tak apa. Aku hanya menunggu kabar dari Chang Wook."
" Emm, aku baru sadar Chang Wook tak ada sejak kita datang. Kemana pengawal mu itu? Apa kalian ada urusan? "
Jun Jae tak mengatakan apa-apa. Ia hanya bilang Chang Wook sedang mengerjakan salah satu tugas yang ia berikan. Dan itu bukan hal penting. Hanya masalah kantor.
Malam itu memang terasa semakin sepi di Mansion. In Ho yang masih asik menempel dengan sang Mama, tak mau ikut pulang ke Mansion. Anak kecil itu memilih pulang ke rumah Papa.
Taera dan Jun Jae tak bisa berbuat apa-apa. Tak mungkin mereka memaksa di bandara yang penuh orang. Bagaimana kalau In Ho menangis dan menarik perhatian orang-orang? Mereka bisa di kira penculik anak.
Tangan Jun Jae meraih jemari Taera yang bertengger cincin manis yang ia berikan kemarin. Ada perasaan bahagia di dalam hatinya. Akhirnya ia bisa memiliki Taera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Officially Yours
Lãng mạnWARNING ( 21+ ) Harap bijak dalam membaca. " Waeyo ??... Harusnya kau senang aku tersenyum dari pada marah-marah Young'i." Sungut pria itu pada lawan bicaranya yaitu Jo Young. " Bukan begitu Hyung. Aku kan hanya bertanya.." Heo Jo Young hanya mampu...