(9) Laskar?

65 11 1
                                    

Aku tlah tahu kita memang tak mungkin
Tapi mengapa kita selalu bertemu...
Aku tlah tahu hati ini harus menghindar
Namun kenyataan ku tak bisa
Maafkan aku terlanjur mencinta....

_Terlanjur Mencinta_

<Happy Reading>
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Seperti pagi biasanya sebelum berangkat kesekolah, langit dan adik-adiknya akan sarapan terlebih dahulu dirumah ketimbang dikantin sekolah, mereka terbiasa makan pagi dirumah, jikapun mereka tidak makan dirumah maka mereka akan membawa bekal dari rumah, menutupi gengsi mereka lebih memilih perut kenyang.

Tapi tidak seperti minggu-minggu sebelumnya yang hanya akan makan berempat atau berlima kini meja makan lengkap berenam, terdiri dari lima laki-laki dan satu perempuan.

"Bunda, ayah itu waktu bunda gaada, ayah jarang sarapan dirumah loh" Semesta mengadu.

"Bener bang?" Bunda bertanya yang diangguki semesta dan juga saudaranya.

"Ayah kan harus ke kantor bang, kantor lagi sibuk-sibuknya. Bang langit gabantuin ayah, dia sibuk karena udah kelas 12, yajadi terpaksa ayah pake semua waktu ayah di kantor."

"Ayah bumi dong mau store juga kaya bang saka" Tiba-tiba bumi berbicara disela makannya.

"Store distro?" Tanya ayah, bumi menggeleng.

"Bukan yah masa samaan kaya abang, bumi mau store adidas" Bumi menyengir lebar, kakak-kakanya hanya membuang nafas malas.

"Masih kecil udah mau pegang store adidas, nanti aja" Ayahnya menolak.

"Iya yah jangan, bukannya dijual ntar malah diambilin mulu sama bumi itu" Semesta memberi tau.

"Diem ya, ya dijualah masa diambilin mulu ya walupun iya nantinya juga diambil salah satunya sih"

"Bukan salah satunya, tapi setiap modelnya" Saka menambahkan.

"Udah, udah kalian ini malah berdebat selesaiin dulu makannya. Nanti bumi pasti bakal dapet sesuatu dari ayah tapi bukan sekarang, semesta juga. Sekarang makan yang kenyang terus berangkat sekolah yang bener" Bunda melerai.

"Abang udah selesai bun, abang pamit duluan berangkat ya" Langit berbicara setelah ia menghabiskan sarapannya dan susunya, ia menghampiri bunda lalu mencium pipinya setelahnya ia menghampiri ayah yang hanya ditepuk bahunya.

"Loh masa ayah nya cuma ditepuk doang, gamau cipika cipiki?" Ayahnya tidak terima.

"Ayah langit udah besar, langit anak cowok masa cipika cipiki sama ayah sih"

"Ya biarlah, sini" Ayahnya merentangkan tangan.

"Peluk doang!" Tegas bumi, lalu mulai memeluk ayahnya.

"Abang, saka ikut, bun saka juga pamit ya" Saka mencium pipi bundanya seperti langit, lalu saka beralih ke ayahnya dan memeluknya, setelah itu ia mengejar langit yang sudah melenggang pergi.

"Semesta juga bun" Pamit saka lalu setelahnya sama seperti yang kakak-kakaknya lakukan kepada ayah bunda nya.

"Bumi belum berangkat?"

"Seperti yang ayah liat bumi masih disini"

"Abangmu udah berangkat loh kamu makannya sengaja dilama-lamain ya?" Curiga ayahnya.

"Ngga yah, yaudah deh bumi berangkat" Bumi juga melakukan hal sama seperti kakaknya, bedanya jika kakaknya hanya sekedar memeluk ayahnya, maka bumi menciumnya juga.

ROTASI [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang