(18) Nongkrong

27 8 4
                                    

<Happy Reading>
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏


Dilain tempat june menyusul nana, disinilah ia melihat nana yang sedang duduk dibawah pohon rindang dengan pandangan menunduk ke bawah serta tangan yang bertaut bertumpu pada kedua pahanya.

Dari gelagat nana yang seperti ini jane mengetahui bahwa nana sedang merenungkan sikapnya tadi.

"Jangan ganggu gue dulu, pergi" Seolah tau akan siapa yang mendatanginya, tanpa melihat nana sudah lebih dulu mencegahnya.

"Okay, jangan kelamaan" Jane memilih jalan aman, lalu ia meninggalkan nana seorang diri.

Dalam perjalanannya jane melihat bumi berlari kearahnya.

"Dia dimana ne?" Bumi bertanya.

"Taman, jangan ganggu dulu" Jane memberi tau, bumi mengerti, ia menganggukkan kepalanya.

****

Terlewati sudah hari senin dengan sangat membosankan yang penuh dengan keseriusan, akhirnya para murid bertemu jam pulang.

"Jessi, vega didalam?" Semesta bertanya pada jessi yang melewati lorong sekolah.

"Eh, iya dia masih didalam" Sedikit kaget.

Semesta mengangguk "Makasih"

"Duluan aja, gue bisa pulang sendiri"

"Daripada sendiri, mending dianter gue ve"

Saat semesta menghampiri kelas vega, samar-samar ia mendengar percakapan itu.

Pintu kelas terbuka lebar, menampakkan laskar yang baru keluar dari kelasnya. Semesta bereaksi biasa saat melihat wajah laskar penuh dengan lebam.

Laskar melirik sekilas semesta lalu setelahnya tersenyum tipis dan pergi dari pandangan semesta.

"Semesta"

Menengok saat dipanggil "Ra, pulang bareng aku".

Vega mengangguk "Denger xav, gue pulang sama semesta. Makasih ajakannya" Vega berbicara kepada xavi yang ada didepannya.

"Oke bagus deh, biar lu gasendiri amat" Ucap xavi, ternyata tadi xavi lah yang menawarkan pulang bersama.

"Bro duluan, hati-hati" Saat keluar melewati semesta, xavi menyapa yang dibalas anggukan serta senyum singkat dari semesta, tanda semesta mengerti.

"Ayo ta" Vega keluar dari kelasnya, menghampiri semesta yang berdiri didepan.

"Ayo" Tanpa disangka semesta mengambil satu tangan vega untuk digenggamnya, tentu saja vega kaget akan tetapi ia pura-pura biasa saja.

"Aku bingung ra" Semesta bersuara saat keduanya sudah didalam mobil.

Vega yang tadinya melihat keluar jendela menoleh ke arah semesta yang pandangannya fokus pada jalan. "Bingung kenapa?"

"Sebenarnya laskar itu siapa? Kenapa dia sering dateng ke sekolah dengan luka lebamnya" Pertanyaan yang bersimpul lama di otak semesta.

ROTASI [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang