18.

1.3K 152 20
                                    

Part VVIP!
HARUS VOTE DAN KOMEN POKOKNYA, HIHI!

Kalian bisa gak spam komen di part ini?😭 Sepi banget sumpah🥺 Tolong ya♥️

Giorlan hanya diam dengan pikiran yang tak tentu arah, kopi hitam itu hanya didiamkan sampai dingin. Perkataan Bryan cukup membuatnya merasa sesak. Ada apa dengan anak itu? Perlakuan anak tersebut sangat berubah minggu-minggu terakhir ini. Bryan sering bertanya apa dia merepotkan, bertanya apa dia bikin Mama Papa kecewa. Dan yang paling tidak masuk akal yaitu hubungan Bryan dengan Safa yang mendadak berubah kemarin. Bryan dengan senang hati menawarkan lightstick K-Pop untuk adiknya itu padahal biasanya Bryan yang sengaja merusaknya.

"Ma, aneh ga sama Bryan?"

"Makin ganteng aja tu anak,"

Giorlan hanya menghela nafasnya pelan, mungkin istrinya itu tidak merasakan. Atau memang dia pura-pura tidak tahu agar tidak berfikiran yang aneh-aneh.

"Mama and Papa! Ngapain disini?" teriak Bryan dengan membawa anak kecil tetangga sebelah.

"Anak siapa yang lu colong?" tanya Safa yang tiba-tiba ikut nimbrung dengan membawa tiga toples camilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak siapa yang lu colong?" tanya Safa yang tiba-tiba ikut nimbrung dengan membawa tiga toples camilan.

"Anak bu siapa itu lupa, yang timurnya rumah kita itu siapa?"

"Tetangga sendiri gak kenal, jangan-jangan kaga tau nama ni anak?" selidik Safa diangguki Bryan.

Aneh memang, Bryan suka bersosialisasi dengan tetangga karena memang sifatnya yang periang namun dirinya suka lupa dengan nama-nama tetangganya. Yang dia tau hanyalah Tata, terlebih perempuan itu memang teman-nya. Ya, Bryan memang tidak begitu suka bersosialisasi, namun terkecuali tetangganya, karena Geysa yang memaksa.

"Melan tadi udah disuruh kesini?" tanya Giorlan.

"Udah kok, Pa. Dia dijemput Tata," jawab Bryan.

"Beliin sayur di depan, Bry!" ucap Geysa pada anak laki-lakinya itu, biarkan saja Bryan juga belajar mengenal nama-nama tetangganya.

Lelaki itu langsung beranjak keluar menghampiri Mas-mas penjual sayur. Bryan hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal mendengar percakapan ibu-ibu komplek yang menggibahkan kucingnya hamil cowoknya tidak mau tanggung jawab.

"Misi, Bu!" ucap Tata dan Melandi ramah ketika melewati perkumpulan ibu-ibu membeli sayur.

"Jalan kaki, Neng?" tanya Bryan khawatir dengan kondisi Melandi saat ini.

"Orang cuma dari rumah Tata, deket kok," jawab Melandi.

"Siapa, Yan?" tanya salah seorang pembeli sayur.

Bryan hanya menghela nafasnya dengan kesal, dirinya memang tidak suka dipanggil 'Iyan' kecuali oleh Mama. Namanya Bryan, berhubung saat dia masih kecil dirinya menyebut dengan 'Iyan' tetapi orang-orang justru ikut memanggilnya demikian. 

Bryan's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang