15.

1.3K 151 4
                                    

Saya kembali! Tolong berikan vote dan komen.

"Lah, iya juga ya? Kok bisa?" tanya Vano dengan tampang cengohnya.

"Jangan-jangan...." Vano menggantung kalimatnya sembari menatap Melandi dengan makna tersirat.

"Ha?" Melandi justru dibuat bingung dengan ucapan Vano, gadis itu masih tidak bisa mencerna maksud tatapan lelaki tersebut.

"Lo kalau ngebug estetik juga ya?" sindirnya.

"Tau kan kalo mirip artinya apa? Antara bapak dan anak, saudara kembar, bisa jadi jodoh. Menurut lo yang paling masuk akal apaan?" tanya Vano.

Melandi manggut-manggut paham dengan pertanyaan itu. Gadis tersebut semakin mengamati detail wajah tunangan Bu Tea itu di balik kaca mobil. Cukup lama, sampai akhirnya Vano menyadarkan gadis itu.

"Kayaknya bapak dan anak, tapi... Apa mungkin?"

"Apanya yang gak mungkin? Lo jadian ama Bryan aja mungkin banget," jawab Vano kesal.

"Bryan mulu," sahut Melandi kesal.

"Tapi, kira-kira beneran gak kalau dia Papa nya?" gumam Vano.

"Ntar dikira fitnah gimana?" tanya Melandi tak yakin.

"Gampang lah, ntar minta tolong anak Garuda."

"Tapi gue seneng sih kalo dia Papa nya si bayi, secara tidak langsung berarti tu cowok tua selingkuh, and... mayan lah bisa rebut Bu Tea," ucap Vano bangga.

Kedua manusia itu segera turun dari mobil, terhitung dua kalinya Melandi datang ke markas ini. Besar, mewah, dan terkesan sangat berbahaya jika tidak hati-hati, wajah-wajah anggota mereka cukup menakutkan meskipun terkesan tampan. Gadis itu tak habis fikir bagaimana bisa modelan tengil seperti Bryan bisa menjadi ketua. Bobroknya sangat tidak wajar.

"Siapa, Van?"

"Cewe nya Bryan," jawab Vano membuat gadis itu menatapnya tajam.

"Banyak juga ya member nya," gumam Melandi.

"Kemana aja lo selama ini? Lo itu termasuk beruntung deket sama kita, terlebih sama Bryan. Dia tu jarang bersosialisasi, meski emang kelakuan nya begitu, tapi gak samua orang diperlakukan seperti itu sama dia. Ya, intinya lo istemewa di mata dia."

"Kamu mau ngadain perjodohan? Dari tadi shipper-in aku sama Bryan mulu."

"Btw, lo ada mantan gak?" tanya Vano tiba-tiba.

Melandi mengerjabkan mata bulatnya berkali-kali, dia terlalu sensitif menyangkut hal itu. Bukan berarti gadis itu gagal move on, hanya saja perlakuan mantan kekasihnya sangat menyakitkan jika diingat. Bukan hanya dikhianati, tapi kekerasan seolah makanan dia setiap hari, bahkan sudah berkali-kali Melandi hampir dilecehkan.

"Gak ada," jawab Melandi singkat, rasanya lelaki bejat itu tak pantas dianggap.

"Cepat sana! Temen kamu udah ngumpul banyak," peringat Melandi sekaligus mengalihkan topik.

Hampir setengah jam Melandi mengelilingi tempat itu, cukup luas bahkan sangat luas, entah kenapa seniat ini mendirikan tempat perkumpulan. Cukup melelahkan untuk Melandi yang kesehatan-nya kurang normal, tetapi jika hanya berdiam rasanya seperti akan mati kebosanan, terlebih gadis itu sama sekali tidak paham dengan pembahasan mereka yang tampak serius.

"Udah?" tanya Melandi mendapat anggukan lelaki itu.

Keduanya segera kembali ke rumah sakit, Melandi juga merasa kasihan dengan Bryan yang notabe-nya seorang laki-laki dan harus mengurus seorang anak. Ya memang ada perawat yang sengaja disewa khusus oleh Giorlan, tapi Melandi rasa itu sangat merepotkan.

Bryan's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang