Jangan lupa kasih bintang! Tinggalkan komentar disini guyss!
Melandi terdiam mengamati barang-barang mewah di apartemen Bryan. Sebenarnya dia sangat takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan, terlebih mereka lawan jenis yang tak terikat sebuah pernikahan. Tetapi dirinya yakin lelaki itu tidak akan macam-macam padanya.
Bryan mengotak-atik laptopnya, berdecak kesal sambil berkali-kali memegang pelipisnya yang nyeri karena sedari tadi menatap layar itu. Dan Melandi? Perempuan itu hanya diam di sofa menemani Bryan yang entah mengerjakan apa.
"Gausah takut, gue sayang mama, gak mungkin gue rusak perempuan,", ujar Bryan saat melihat Melandi yang tampak resah.
"Bryan se sayang itu sama mama kamu?"
"Karna lo gabakal ngerti yang gue rasain," jawab Bryan datar.
"Karna aku emang gak punya ibu," ujar Melandi.
Bryan merasa bersalah dengan ucapannya, bukan hal itu maksudnya tetapi ternyata jawaban Melandi tidak seperti yang Bryan kira.
"Mel, sorry gue gak maksud...." Bryan tak biasanya memanggil dengan nama itu.
"Gapapa, kamu ngapain nyuruh aku kesini?" tanya Melandi.
"Lo cewe kan? Bukan cowok?" tanya Bryan,"lo mesti se frekuensi sama kaum hawa, menurut lo apa kesukaan mereka?" Lanjutnya.
Melandi terdiam memikirkan jawaban dari pertanyaan Bryan. Melandi juga perempuan yang sudah berkali-kali pacaran, pas masih esde hihi.
"Tergantung, kalo cewenya tomboy kamu kasih bunga ya membagongkan" Jawab Melandi.
"Trus apaan?" Tanya Bryan.
"Knalpot." Jawab Melandi santai.
Bryan memutar bola matanya malas, babu nya itu memang sedikit tidak sopan kepada majikan, ck ck ck meresahkan.
"Kalo jarum pentul gimana? Secara itu kan berharga banget buat kaum hawa," usul Bryan di angguki Melandi.
Bryan memiringkan kepalanya melirik Melandi yang menunduk, "Kok lo diem? Lo cemburu ya? Cieee... Agus naksir sama gue? Memang pesona Bryan kaga bisa di tolak."
Melandi hanya menggeleng pelan, dirinya takut di cari kakak nya karena belum pulang padahal hari sudah larut malam.
"Lo nginep sini aja!"
Perempuan itu melotot tajam, bisa-bisanya Bryan berbicara dengan mudah tanpa memikirkan Melandi yang mulai resah.
"Kamu mau di grebek satu planet?" teriak nya.
"Kan ga tau passwordnya," jawab Bryan menyeringai.
Melandi menjauh dari lelaki itu, tetapi justru Bryan tertawa keras karena tingkah konyol Melandi.
"Cepetan! Gue anter pulang," ajak Bryan.
"Eits cium dulu!" lanjutnya dengan menunjuk pipi kanan nya.
Melandi menendang kaki Bryan dengan keras membuat lelaki itu meringis kesakitan.
"Bercanda ogeb!" balas Bryan kesal.
"Emang mau beli buat siapa sih?"
"Rekomendasikan buat anak Garuda," jawab Bryan santai membuat gadis itu melongo.
"Buruan!" perintah Bryan sembari menyeret Melandi.
Melandi meringis kesakitan karena lelaki itu mencengkeram tangannya terlalu kuat.
"Bryan, kamu tu kecil tapi megang nya sampe tangan ku merah," omel Melandi.
Bryan yang meresa di jelekkan menatap tajam perempuan itu. Melepaskan tangan Melandi dan bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bryan's
Teen Fiction"Lo jangan cantik! Ntar pada ngira pacar gue bukan babu gue." -ENDING •ALUR CERITA ANTIMAENSTREAM •MENGANDUNG KEBENGEKAN + BAWANG |Sampul= Baekhyun Exo. |Sequel dari GIORSA(bisa dibaca terpisah)