Semesta mendukungku untuk mendekatimu, tapi apakah ia juga akan mendukungku untuk mendapatkanmu?
-Math, [07/03/2021]
***
"Mari saya antar."
Wanita berbusana serba coklat itu berjalan mendahului seorang siswa yang diam-diam menatapnya kesal. Bagaimana tidak kesal? Karena wanita itulah Abi harus menunggu setengah jam di depan ruang guru. Entah apa yang dilakukan wanita itu sehingga Abi harus menahan pegal selama bermenit-menit.
Hari ini adalah hari pertama Abi bersekolah di SMA Regal Jakarta. Salah satu sekolah favorit dengan banyak siswa bertalenta di dalamnya. Tidak peduli bagaimana teman-temannya menyambut kedatangan Abi nanti. Yang terpenting sekarang adalah Abi ingin segera duduk.
"Kamu dari sekolah mana?" tanya Bu Rayung mengawali percakapan.
Abi sempat berpikir, lalu menjawab, "Rumah."
Di depannya, Bu Rayung mengernyit bingung. Ini anak tidak mendengar jelas apa gimana? Tanyanya membatin. Niatnya untuk bertanya kembali, terhenti ketika Abi bersuara, "Anda guru baru?"
Pertanyaan itu berhasil membuat Bu Rayung menghentikan langkahnya. Berbalik dan menatap lelaki jangkung yang sedari tadi mengekorinya.
"Kok tahu?" tanya Bu Rayung, memicingkan mata.
Pantes.
"Hanya menebak," balas Abi tenang.
Keduanya kembali melanjutkan langkah menuju kelas baru Abi. Beberapa menit setelah itu, tibalah mereka di depan sebuah kelas dengan papan bertuliskan XI MIPA 3 yang menggantung di atasnya.
Suasana kelas yang tadinya ricuh menjadi sunyi kala Bu Rayung, guru yang dikenal sangat ramah itu memasuki kelas. Bukan, bukan sang guru yang menjadi sorotan, melainkan murid laki-laki di belakangnya. Ya, Abi si pemilik surai tebal berwarna hitam legamlah yang menjadi pusat perhatian seisi kelas.
Bu Rayung menghampiri Pak Heru -guru yang tengah mengajar- untuk memberitahu jika Bu Rayung membawa murid baru yang akan menjadi anggota kelas MIPA 3 ini. Setelah selesai melapor, Bu Rayung pun meninggalkan kelas dengan menepuk bahu Abi terlebih dahulu. Berniat untuk berpamitan.
"Anak-anak, kita kedatangan murid baru hari ini. Anda, silahkan memperkenalkan diri," perintah Pak Heru.
"Perkenalkan saya Raden Abimanyu, senang bertemu kalian," ucap Abi, memperkenalkan diri.
Sesaat setelahnya kelas kembali ricuh. Walaupun mereka hanya berbisik dengan temannya masing-masing, tetapi jika suara bisikan itu berasal dari banyak orang pada akhirnya akan terdengar berisik bukan? Ada yang bilang Abi cakep, Abi kaya tiang, Abi cowok idaman karena alisnya tebal, bahkan ada yang berkata:
"Wah bibit-bibit ice boy nih, datar banget mukanya."
"Kalo enggak bad boy! Kelihatan dari mukanya songong begitu."
"Bisa jadi fuck boy! Biasanya yang tampan-tampan begini nih banyak ceweknya."
Dasar korban wattpad.
"ADA PERTANYAAN?" tanya Pak Heri dengan suara lantang dan tegasnya, sehingga membuat MIPA 3 terbungkam seketika.
"Dari mana?" tanya siswa bernama Yudhis.
"Rumah." Jawab Abi yang berhasil mengundang tawa seantero kelas, kecuali Abi sendiri.
"Maksud gue dari sekolah mana?" ulang Yudhis sedikit tertawa.
Abi menoleh ke arah Pak Heru yang tengah menatapnya juga, kemudian bertanya, "Boleh saya duduk?"
Abi segera mengedarkan pandangan setelah pertanyaannya diangguki oleh guru itu. Berniat mencari bangku yang bisa ia duduki. Dan kedua bola matanya berhenti pada meja yang terletak di deretan belakang bagian pojok. Ada dua bangku kosong disana. Tunggu, apakah Abi akan duduk sendirian di hari pertamanya sekolah? Entahlah, Abi tidak mempedulikan itu.
"Terimakasih, permisi." Pamit Abi, membungkuk sejenak di hadapan Pak Heru.
Segera Abi pergi ke bangku kosong itu, tanpa menjawab pertanyaan Yudhis. Teman-temannya pun dibuat kesal dengan tingkah laku Abi. Bahkan cowok baru itu tidak menunjukkan sikap yang baik di pertemuan pertamanya dengan teman sekelasnya.
Sejenak setelah Abi mendudukkan bokongnya, salah satu lelaki yang duduk di depan mejanya menoleh dan menatap Abi.
"Ciee ... Baru pertama masuk sini udah duduk sendirian aja bos!" Ejek cowok berambut cepak ala militer itu.
Sayangnya ejekan itu tidak dihiraukan oleh Abi. Merasa terkacangi, cowok itu pun bersuara kembali.
"Haha, sori sori," laki-laki itu berhenti sejenak, kemudian kembali berkata, "gue Restu, ketua kelas MIPA tiga," Restu mengulurkan tangan dengan niat untuk berkenalan.
"Abi." Balas si lawan bicara seraya menerima uluran tangan Restu.
"Siapa?" tanya Abi, menunjuk bangku kosong di sebelahnya dengan dagu.
"Cewek, namanya Naya. Dia lagi dispen karena ngikut lomba," jelas Restu. Kemudian ia menatap teman sebangkunya yang diam-diam mengambil satu donat penuh meses dari dalam laci mejanya.
"Kalo ini namanya Aska. Demen banget makan donat. Jadi kalo lo mau nyogok dia, pake donat aja. Jangan duit, dia udah punya banyak soalnya." Oceh Restu.
Yang sedang dibicarakan malah sibuk makan donat sambil berjaga-jaga. Takut jika Pak Heru yang tengah menerima telepon itu kembali masuk ke kelas.
"Heh, nanti dulu kali makannya. Sambut dulu nih anak baru yang bakal jadi temennya Naya. Setelah sekian lama akhirnya Naya dapet sebelahan juga." Ujar Restu lagi.
"Oh iya, bentar-bentar," Aska berkata dengan mulut penuh potongan donat. Segera ia menaruh kembali donatnya dan membersihkan noda di telapak tangannya menggunakan kemeja putih yang ia kenakan.
"Lionel Aska Pramuja, cowok dewasa yang digemari banyak wanita," cetus cowok bertubuh gemuk dengan kacamata merah itu penuh kepedean.
"Dewasa mbahmu! Ngelap tangan kotor ke seragam kaya bocah gitu dibilang dewasa." Protes Restu.
Abi tersenyum kecil lalu menyambut uluran tangan Aska. "Abi," balasnya.
"Btw lo belum jawab pertanyaan Yudhis tadi," ujar Aska.
"Yudhis?"
"Yang nanya lo dari sekolah mana. Itu tuh rambut kriting," kata Restu, menunjuk cowok yang tengah berbincang seru dengan teman-temannya.
Abi mengangguk-angguk kecil, "Gue nggak ada niat buat menjawab," katanya tanpa ekspresi.
***
Halo, lur!
Bagaimana ceritanya? Semoga suka yaaa. Jika kalian suka, tolong berikan dukungan kalian untuk cerita ini dengan vote, komen, dan share ke temen-temen kaliaaaaan :D
Penasaran kelanjutannya? Andin akan kembali dua hari lagiii. Jadi, tunggu yaa kawann :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Math
Teen FictionNiat awal membuat cemburu Arka berakhir menjadi rasa sayang terhadap Naya. Raden Abimanyu, cowok jangkung yang terkenal akan kemampuannya berpikir logis dan matematis. Suatu hari ia mengetahui jika Arka menyukai seorang gadis secara diam-diam. Persi...