Typo bertebaran.......
..
.
.
.Baiklah hari ini di akhiri dengan cukup melelahkan, lumayan banyak hal baru yang dapat Karina ambil pada hari ini. Karina menyenderkan tubuh lelahnya pada kursi mobil yang tengah ia tempati, sebelum masuk kedalam mobil kesayangan nya, Karina harus menunggu selama satu jam didalam kelas hanya untuk memastikan jika semua murid dan teman sekelasnya telah pergi pulang terlebih dulu, mengapa Karina harus melakukan hal seperti itu karena disekolah ini ada peraturan jika semua murid dilarang keras membawa sendiri kendaraan pribadi ke lingkungan sekolah, namun pengecualian bagi Karina pihak sekolah memberi izin agar Karina membawa mobil pribadi ke sekolah, dan sekarang pun mobil bmw hitam metalik milik Karina pun terparkir ditempat parkir khusus guru.
" Winter si gadis bermuka dingin yang sangat menyebalkan" helaan nafas dihembusan begitu saja.
"Misi terakhir, aku harus bekerja dengan baik" ucap Karina kemudian.
Satu pesan masuk mengurungkan niatnya untuk menancapkan gas membawa pergi mobil bmw hitam metalik keluar dari halaman sekolah, Karina terlebih dulu mengambil handphone yang ada dikursi samping Karina mengerutkan dahi nya ketika ia membaca pesan tersebut.
"Pertemuan?, kenapa harus sekarang" Karina menepuk pelan jidat lebarnya, ia sedikit kesal dengan pesan tersebut pertemuan dengan ayah Winter di hotel rose jam 3 sore yang mengharuskan Karina menghadiri nya.
"Jam berapa sekarang??" tanya Karina pada dirinya sendiri.
"Astaga satu jam lagi"
"Oke aku harus pergi sekarang juga" tanpa pikir panjang lagi Karina melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata, untung saja Karina telah handal mengendarai mobil sehingga membuat nya aman walaupun dalam keadaan mengebut seperti ini.
.
.
.
.
.
.
."Aku ingin bertemu dengan ayah" Winter berucap pada pria yang ada disampingnya pria itu adalah pengawal pribadi Winter yang ditugaskan untuk mengantar jemput Winter ke sekolah.
"Tuan presiden sedang ada jadwal untuk menghadiri acara meeting dengan petinggi negara Nona" jawab pria itu dengan sopan.
"Aku tidak peduli, aku ingin bertemu dengan ayah" Winter tetap teguh dengan pendiriannya ingin bertemu dengan sang Ayah.
"Tapi nona..."
"Aku tidak ingin penolakan, jika kau tidak bisa mengantar ku untuk bertemu dengan ayah, lebih baik aku lompat dari mobil ini" ucap Winter dengan satu tangan yang sudah memegang pintu mobil.
"Jangan, baiklah saya akan mengantar nona bertemu dengan tuan presiden" pada akhirnya sang pengawal pun menyerah dengan sikap Winter yang selalu mengancam dirinya jika kemauannya tidak dipenuhi.
"Terimakasih" ucap Winter kembali duduk dengan tenang.
.
.
.
.
Tidak membutuhkan waktu lama, sekarang Winter telah sampai di hotel rose tempat dimana sang ayah akan menghadiri acara pertemuan dengan para petinggi negara. Sebelumnya Winter menyuruh pengawalnya untuk tetap diam didalam mobil ia tidak ingin pengawal itu mengikuti untuk bertemu dengan ayah nya, Winter melangkah kan kakinya nya menuju satu ruangan yang ada didalam hotel mewah ini, ruang tunggu khusus untuk presiden tentunya Winter bisa melihat dengan jelas dua orang pria bertubuh tinggi dengan pakaian rapih berdiri menghalangi pintu masuk. Sepertinya kedua orang itu mengenali siapa Winter, mereka berdua secara bersama memberi ruang agar Winter bisa masuk kedalam ruangan sang presiden, Winter memberikan senyuman tipis pada kedua ajudan tersebut.
.
.
..
.
.Tuan presiden sedikit terkejut dengan kehadiran sang putri semata wayangnya secara tiba-tiba, putrinya itu hanya berdiam diri mematung menatap kepada dirinya tidak ada perkataan dan sebuah senyuman yang terukir diwajah cantik putrinya. tuan Presiden berdiri dari tempat duduknya ia berniat untuk menghampiri sang anak namun tanpa di duga Winter memberikan tanda agar dia berhenti melangkah.
"Kenapa..??" Winter tidak menjawab, ia memilih mundur beberapa langkah dan sedetik kemudian ia pergi berlari meninggalkan sang Ayah yang terkejut sekaligus bingung dengan tingkah laku nya hari ini.
"Tolong ikuti dia, pastikan keadaannya baik-baik saja"titah sang presiden pada salah satu pengawal yang berjaga didepan pintu ruangan.
"Baik presdir" dengan cepat satu orang berlari pergi menyusul Winter,sesuai perintah dari atasannya untuk memastikan jika keadaan putri sang presiden dalam keadaan baik-baik saja.
Winter berlari keluar dari dalam hotel mewah ini, ia berlari menuju mobil nya yang terparkir di basement hotel ini, Winter terus saja berlari tanpa melihat arah terlihat beberapa kali ia menoleh ke belakang hanya untuk memastikan jika tidak ada yang mengikutinya, karena ulahnya yang tidak memperhatikan jalan pada akhirnya Winter tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan dari arah berlawanan dengannya.
Burkkkhh...........
"Kamu"
"Ngapain kamu ada disini" tanya winter to the point pada gadis yang ada didepannya.
"A-aakkuu a-aakkuu"
"Aduh aku harus bilang apa, lagian kenapa dia bisa ada disini" ucap Karina dalam hati.
"A-aakkuuu"
"Kau membawa mobil??" Sejak kapan dia menjadi cerewet seperti ini, pikir Karina dalam hati.
"Ooohh aahh tidak, ini kunci mobil ayah, yaa tadi ayah menyuruhku untuk membawa barang yang tertinggal didalam mobil" elak Karina mencoba mencari alasan.
"baiklah" setelah mengatakan itu Winter langsung saja pergi dari hadapan Karina tanpa mengucap kata "pamit"
Karina yang melihatnya pun sedikit heran dengan sikap dia, dan mengapa juga Winter bisa berada disini apakah ia sudah bertemu dengan ayahnya? Atau apa hmm Karina tidak terlalu memikirkan hal itu yang terpenting adalah ia telah berhasil memberikan alasan bohong pada gadis mungil itu.
" Karina " mendengar ada yang memanggilnya Karina melihat ke arah sumber suara, ia bisa melihat seseorang tengah berlari menuju ketempat nya berada.
"Kenapa??"
"Apa kau melihat Winter ??"
"Baru saja kami berdua mengobrol"
"Apa Winter baik-baik saja??"
"Dia baik"
"Apa dia menangis??"
"Tidak"
"Syukurlah kalau begitu"ucap pria itu menghela nafas dalam-dalam.
"Memangnya ada apa?" Kini giliran Karina yang bertanya pada pria yang berada disamping nya.
"Winter bertemu dengan tuan presiden"
"Lalu...??"
"Lalu dia berlari pergi"
"Eeehhhh, ada angin apa yang membawa dia pergi kemari"
"Entahlah saya pun tidak tahu"
"Ayo kau sudah ditunggu oleh tuan presiden" ajak pria bertubuh tegap pada Karina , dan Karina hanya menganggukan kepalanya, kemudian mereka berdua pergi masuk kedalam hotel.
.
.
.Tbc.......
Lanjut...?
Vote and komen......... Terimakasih ^_^