Happy reading..... ^_^_^Typo bertebaran..............
.
.
Bagaimana perasaan kalian jika harus menghindar dari orang yang begitu di cintai...?
Bagaimana perasaan kalian jika hati dan logika tidak bisa memberikan perintah yang sama...?
Di saat hati ingin bertegur sapa namun logika menyankal perintah dari hati, ketika otak berkata "untuk apa kamu masih mencintai orang yang sudah jelas memiliki seorang kekasih, apakah kau akan menjadi seorang penghancur dalam hubungan orang lain". Jelas itu memang sudah jelas tidak baik untuk di lakukan, menjadi penghancur dalam hubungan orang lain itu adalah satu hal yang sangat tidak di benarkan, namun di satu sisi yaitu Hati yang paling dalam berkata "perjuangkan apa yang membuat mu bahagia, jika kebahagian mu adalah bersama dia maka perjuangkan lah".
Sekarang apa yang harus Winter pilih..?? memperjuangkan atau berhenti sampai disini, Winter terlalu bingung untuk memilih mana yang terbaik bagi dirinya. Seperti sekarang, Winter terlihat bahagia bisa melihat kembali gadis yang begitu ia cintai, Winter bisa melihat dengan jelas jika Karina tengah menatap nya yang masih berada di dalam mobil, menunggu nya keluar agar bisa berjalan bersama menuju ruang kelas, namun apa Winter mengacuhkan Karina begitu saja dan melirik Karina pun ia tidak mau padahal jarak antara dirinya dengan Karina hanya terpaut dua langkah saja, Winter lebih memilih untuk berjalan pergi meninggalkan tubuh Karina yang diam mematung memandang kepergiannya.
Tidak membutuhkan waktu lama, kini mereka berdua telah sampai di ruang kelas. Winter masuk terlebih dulu, lalu sedetik kemudian Karina menyusul masuk ke dalam kelas, bukan nya berjalan menuju tempat duduknya, Winter memilih menghampiri meja Ningning dan membisikan sesuatu pada sahabatnya itu.
" kau yakin...??" tanya Ningning pada Winter, namun perkataan Ningning bisa di dengar jelas oleh teman-temannya yang sekarang berada tidak jauh dari mereka berdua. Tidak berniat menjawab, Winter hanya menganggukan kepalanya pertanda jika ia yakin untuk bertukar tempat duduk dengan Ningning sahabatnya, kemudian Winter memindahkan ransel putih milik Ningning pada tempat duduknya tanpa menunggu persetujuan dari Ningning.
" Winter mengapa kau bertukar tempat duduk dengan Ningning...??" tanya Aeri heran dengan sikap sahabatnya ini.
" Biarkan saja " ucap Karina angkat bicara.
" Ning, kau tidak keberatan jika duduk bersama ku .?" Karina bertanya pada Ningning yang berdiri di samping Winter.
" aku tidak keberatan " jawab Ningning kemudian.
" kenapa kau sudah masuk sekolah..?"
" hmm benar, padahal kaki mu belum sembuh betul"
" aku hanya rindu suasana sekolah " jawab Karina sambil menaruh ranselnya di atas meja.
" astaga, aku lebih ingin di rumah dari pada harus pergi ke sekolah "
" hahaha dasar kau ini Jisung, Jisung " ucap Yuna menepuk-nepuk pelan kepala sahabatnya, teman-teman yang lain pun hanya terkekeh pelan atas ucapan satu temannya itu. namun berbeda dengan Winter, yang ia lakukan hanya terdiam tidak ingin bergabung dengan teman-temannya.
" lebih tepatnya merindukan mu Winter" ucap Karina dalam hati, pada akhirnya kita tahu sebenarnya Karina memutuskan untuk masuk hari ini hanya agar ia bisa bertemu dengan Winter, ia menahan rasa sakit nya hanya untuk Winter, namun kenyataannya seperti ini, sebenarnya ada apa dengan winter, Karina harus segera mencari tahu mengapa Winter bersikap seperti itu kepadanya.