Typo bertebaran........
.Entah kenapa perjalanan kali ini terasa begitu lama, atau kah hanya perasaannya saja semenjak Karina tertidur lelap dipundaknya, Winter sama sekali tidak merubah posisi duduknya walaupun secara kenyataan pundak sebalah kanannya sudah merasa pegal tapi ia tidak ada niatan sedikit pun untuk membangunkan Karina dari tidurnya sebulum kereta ini berhenti. dan juga ia baru menyadari, kalau digerbong ini tidak ada seorang pun melainkan hanya mereka berdua satu pemikiran terlintas dalam benaknya dan Winter akan melakukan itu.
"ish kau berat sekali" gumam Winter pelan, dengan perlahan Winter memindahkan kepala gadis itu kedalam pangkuannya ia rela menjadikan paha kecilnya menjadi bantal bagi kepala Karina, sekarang Karina tertidur dalam pangkuan gadis mungil itu jika seperti itu membuat Karina semakin nyaman saja.
"apakah masih lama?" Winter berucap dalam hatinya, jujur hatinya terasa berbeda ia sedikit canggung dengan keadaan sekarang dan entah kenapa detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya baru pertama kali ia merasakan ada sesuatu perasaan aneh yang menyerang lubuk hatinya
"aah akhirnya"kereta berhenti dipemberhentian selanjutnya, sekarang yang harus Winter lakukan adalah membangunkan Karina tapi bagaimana caranya, sebenarnya ia tidak ingin mengakhiri namun hei apa yang terjadi pada hatinya lebih baik ia cepat membangunkan Karina agar tidak terlambat masuk jam pelajaran pertama.
"mmmm Karina hei bangun kita sudah sampai"dengan lembut Winter menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Karina ia tersenyum bisa melihat wajah cantik Karina sedekat ini lalu ia menepuk-nepuk pelan pipi cabi Karina berharap bisa membantu membangunkannya, cara itu ternyata ampuh perlahan namun pasti kedua mata Karina terbuka dan pandangan mereka berdua pun bertemu seperti biasanya dan.....
"bangunlah kita sudah sampai" ucap Winter dengan nada dingin tanpa ekpresi, Winter bersikap seperti itu hanya untuk menutupi rasa yang aneh pada hatinya apalagi dengan degup jantungnya yang tidak beraturan ia tidak ingin kalau Karina mendengarnya.
"Hoooaaaaammm terimakasih" ucap Karina tersenyum tulus.
"apakah rambut ku berantakan?"
"ini pakailah" Winter memberikan sebuah ikat rambut pada Karina.
"apakah kau tidak tau aturan sekolah?"
"aturan, aturan yang mana??" tanya Karina dengan wajah polos yang menggemaskan, Winter yang melihatnya pun gemas ingin sekali mencubit hidung mancung Karina.
"aturan jika siswi yang berambut panjang harus mengikat rambutnya"
"benarkah? Baiklah aku akan mengikat rambutku" Karina menggigit ikat rambut, mengangkat kedua tangannya untuk merapikan rambut hitamnya terlebih dulu, Winter yang melihatnya pun hanya bisa terdiam memperhatikan Karina yang tengah mengikat rambutnya, mengapa jantung ini semakin cepat berdetak? kenapa gadis itu bisa terlihat cantik dan keren disaat bersamaan padahal ia hanya sedang menguncir rambutnya apakah ada yang aneh.
"aku pergi duluan" lebih baik Winter keluar dari dalam kereta sungguh ia tidak sanggup menahan lagi, Karina yang melihatnya pun hanya bisa membulatkan matanya ia bergegas merapihkan segalanya dan berlalu pergi menyusul Winter yang sudah dulu pergi meninggalknnya.
" Winter tunggu" panggil Karina saat ia melihat Winter yang sudah berada dipintu keluar, astaga kenapa Winter bisa secepa itu sampai disana apakah ia berlari?
"Hujan?" gumam Winter berhenti didepan stasiun, ia tidak membawa payung padahal bangunan sekolah nya berada tidak jauh dari stasiun ini apakah ia harus berlari menembus air hujan?