Oke selamat membaca ^_^Typo bertebaran.........
.
.
.
.
Sudah lima belas menit berlalu, namun belum ada tanda-tanda Dokter ingin keluar dari ruangan IGD. Winter masih betah berdiri di depan pintu sesekali ia menjinjitkan kedua kakinya guna melihat bagaimana keadaan gadis yang sedang terbaring lemah di dalam ruangan ini, ia berjalan mondar mandir di depan pintu sudah seperti setrikaan, perasaan cemas, khawatir dan takut sudah tercampur aduk dalam hati Winter ingin rasanya menerobos masuk ke dalam ruangan berada di samping Karina untuk memastikan jika gadis yang sudah mencuri hati nya dalam keadaan baik-baik saja.
"Kenapa dokter begitu lama..?" ujar Winter mengigit jari tangan nya menunggu dokter yang tengah memeriksa keadaan Karina.
"Ini sudah lebih dari 20 menit"
"Astaga Karina kau membuat ku cemas"dengan gusar Winter mengacak-acak rambut hitam miliknya, Karina benar-benar membuat Winter khawatir setengah mati, pada akhrinya orang yang di tunggu sejak tadi pun keluar juga dari ruangan itu, tanpa pikir panjang Winter langsung saja bergegas menghampiri seorang dokter yang baru keluar dari ruang IGD.
.
.
.
"Dokter bagaimana keadaan Karina " ucap Winter setelah berada tepat di hadapan Dokter kim.
"Anda keluarga dari saudari Karina ?"bukan nya menjawab, sang dokter tersebut balik memberikan pertanyaan pada Winter.
"Teman" ucap Winter singkat padat dan jelas, biar pun dalam hati yang paling dalam ia ingin mengatakan lebih namun tidak apa, Winter juga sadar diri ia tidak mungkin mengatakan jika ia adalah kekasih Karina.
"Teman anda hanya demam biasa, mungkin karena luka yang terdapat di kaki nya, kau tidak perlu cemas" ucap Dokter memberitahukan keadaan Karina pada Winter.
"Jika seperti itu bolehkah saya melihat Karina dok.?" Ujar Winter meminta izin pada dokter yang sudah menangani Karina, setidaknya ia telah tahu jika keadaan Karina baik-baik saja.
"Perawat akan memindahkan teman anda ke kamar lain, anda bisa menjenguk nya disana"
"Di pindahkan..? jadi sekarang Karina belum bisa pulang dok"tanya Winter kembali.
"Iya, teman anda harus di rawat inap terlebih dulu"jawab Dokter kemudian.
"Lalu, kapan Karina bisa pulang ke rumah dok.?" untuk yang ke sekian kali nya Winter bertanya pada orang yang berada di depannya.
"Mungkin Lusa, teman anda baru bisa pulang"
"Kau jangan khawatir" ucap dokter menepuk pelan pundak Winter,ia tersenyum lalu pergi menuju ke suatu tempat.
.
.
.
Tubuh Karina telah di pindahkan ke kamar inap yang berada di lantai 3, dengan setia Winter masih menemani Karina, menunggu gadis ini tersadar dari tidur lelapnya walaupun tidak dapat dipungkuri jika rasa kantuk telah menguasai kedua mata sipit gadis mungil yang tengah terduduk di samping ranjang sambil menggenggam telapak tangan gadis yang di sayang dengan erat. Sekarang jarum jam sudah menunjuk pada pukul 4 pagi dan Winter masih terjaga sampai saat ini, ia akan terus menjaga gadis cantik itu sampai keadaannya benar-benar sehat seperti semula.