Bagian 29

714 95 14
                                    

Vote sama komennya dong tingkatin jangan mau bacanya aja hmm_-
di kira buat cerita gampang ?


Typo bertebaran


.




.




Sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju begitu kencang membelah jalanan sepi pada malam hari ini, sang pengemudi mengarahkan laju mobilnya menuju sebuah gedung tua yang berlokasi jauh dari pemukiman kota, gedung tua itu terletak di tengah hutan, akses menuju gedung itu pun hanya jalan aspal satu arah yang cukup untuk satu mobil saja.

Tidak lama kemudian, mobil sedan berwarna hitam itu pun telah melewati gerbang tinggi yang menjadi penghubung awal masuk menuju gedung tua itu, Aeri membuka pintu mobil untuk keluar dari dalam mobilnya, Aeri mulai berjalan pergi menuju pintu besar yang berada tidak jauh dari hadapannya, setelah masuk dia langsung bergegas kearah salah satu ruangan yang terletak di lantai dua pojok kanan.

" dimana dia ?" Tanya Aeri pada Jeno dan Jaemin yang sedang terduduk di sofa, mendengar ada yang berbicara mereka berdua pun menolehkan kepalanya secara bersamaan kearah sumber suara.

" ooh ternyata kau Aeri-aah" ucap Jeno menyapa teman perempuannya yang baru saja datang, Aeri melangkah pelan menghampiri dua teman laki-lakinya itu.

" Winter ada di dalam, jika kau mau melihatnya masuk saja " ujar Jaemin menjawab pertanyaan Aeri yang menanyakan keberadaan Winter, Aeri mendudukkan tubuhnya di samping Jeno sambil berujar.

" nanti saja " ujar Aeri kemudian.

" kau tidak apa ?" Tanya Jaemin pada Aeri, pria pemilik senyum manis itu menanyakan luka yang Aeri dapatkan dari pukulan Jeno tadi siang.

" kau bisa lihat sendiri " ucap Aeri sambil memukul belakang kepala Jeno menggunakan tangannya.

" yakk sakit, ada apa denganmu sialan " Jeno mengaduh sakit sambil memegangi bagian kepalanya yang baru saja di pukul oleh Aeri, pukulan Aeri cukup membuat kepala pria ber-eyesmile itu merasakan nyeri.

" kau memukul ku terlalu keras berengsek, lihatlah ulah dari kerjaan mu ini " ucap Aeri sambil menunjuk luka yang tercipta dari ulah Jeno yang memukulnya terlalu keras.

" cih sialan " ucap Jeno mendecih pelan mendengar penuturan dari teman perempuannya itu.

" bukan kah aku sudah meminta maaf jika aku memukulmu terlalu keras ?"

" dan kau juga yang mengizinkannya asal kau ingat" Jeno kembali melanjutkan perkataannya, Aeri yang mendengarnya pun hanya bisa memutar bola matanya dengan malas, memang dia yang salah telah mengizinkan Jeno.

" kenapa pipimu terlihat merah seperti itu ?" Tanya Jaemin pada Aeri, ketika dia memperhatikan sebelah wajah Aeri yang memerah seperti itu, seperti bekas tamparan pikir Jaemin.

" Karina menamparku " dengus Aeri kesal ketika dia mengingat kembali bagaimana cepatnya telapak tangan Karina mengenai pipinya.

" dia mengetahuinya ?" Bukannya bersimpati, Jeno memilih bertanya memastikan apakah wanita bernama Karina itu mengetahuinya.

" tidak, dia hanya mencurigaiku "

" untung saja ada teman-teman lainnya yang menunggu ku disana, tentu saja mereka membela ku, Karina dibawa pergi Yeji entah kemana" Aeri kembali menceritakan tentang apa yang dia alami tadi siang di sekolah, Jaemin menopang sebelah kakinya, sedangkan Jeno bersedekap di depan dada.

" kita harus tetap waspada pada mereka berdua" ujar Jeno kemudian.

" oh iya, nyonya Kim sudah memberikan chipnya, kita tinggal melanjutkan tugas terakhir lalu pergi dari negara ini " ucap Jeno melanjutkan perkataannya, memberitahu pada Aeri jika nyonya Kim sudah memberikan benda yang mereka inginkan, dan tentu saja pekerjaan mereka bertiga tinggal satu, yaitu membunuh Winter, sesuai perintah dari nyonya Kim.

first love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang