bagian 15

1.7K 267 76
                                    

Happy reading...

Seperti biasa, typo bertebaran ^_^








.

.

.

.

.

.



















" jawab aku "

" jawab aku Karina "

" kenapa kau diam saja...!!"

Pada akhirnya Winter tidak bisa lagi menahan emosi yang sudah memuncak, ia mengeluarkan semua rasa sakit hati yang beberapa hari ini sudah ia pendam, rasa sakit yang membuat dirinya bingung akan keadaan yang ada. Winter meluapkan dan menanyakan semua nya pada gadis yang sekarang berada di depan matanya, ia tidak peduli lagi dengan air mata yang sudah membasahi wajah cantiknya, kini yang Winter tunggu hanya lah sebuah jawaban bahkan bukan sekadar jawaban saja melainkan sebuah penjelasan yang keluar dari mulut gadis yang telah mencuri hatinya.

" kenapa kau tidak menjawabnya, jika kau hanya diam saja seperti ini berarti semua itu benar "

" dugaan ku benar "

" pria itu..... pria itu "

" adalah........ "

" kekas................... " seketika saja perkataan Winter terhenti akibat sesuatu yang menempel pada bibirnya, tanpa permisi Karina mencium bibir mungil Winter berharap agar gadis yang ada di hadapannya ini bisa menghentikan segala ucapan nya yang tentunya tidak benar pada kenyataannya.

Dan sepertinya hal itu benar-benar dapat menghentikan Winter dengan cepat, Karina sendiri belum ingin melepaskan bibirnya dari bibir Winter, dan Karina tidak menyadari jika sekarang ada hati yang sedang berbunga dan ada detak jantung yang berdegup begitu kencang, walaupun hanya menempel dan tidak melakukan hal lebih seperti berciuman pada umumnya, tapi ini sudah membuat jantung hati Winter berdetak tidak beraturan, Winter ingin mundur selangkah agar bisa menjauh namun kedua kakinya secara mendadak tidak dapat di gerakan dan sekarang dia hanya terdiam menikmati waktu yang sudah membuat nya bahagia.

" apakah kau sudah berhenti..?" Tanya Karina pada Winter yang hanya terdiam melihatnya dengan tatapan sendu.

" pria itu, adalah saudara ku " ucap Karina memberitahukan yang sebenarnya, satu tangan nya ia gunakan untuk mengelap air mata yang membasahi pipi cabi Winter.

" kau salah paham Winter "

" apakah karena ini, kau tidak datang kembali menjenguk ku di rumah sakit, apakah karena ini juga kau tidak ikut melihat ku bersama teman-teman yang lain, apakah karena hal itu kau mengacuhkan ku dan bertukar tempat duduk dengan ning dan apakah karena kesalahan pahaman ini kau marah pada ku Winter..??"

" kau marah pada ku Winter..?" Sambil tersenyum Karina mengulang kembali pertanyaannya yang terakhir, tidak ada tanda-tanda kemarahan atau pun nada tinggi yang Karina ucapkan barusan, yang ada hanya lah sebuah senyuman yang terukir di wajah cantik Karina.

Ia tidak mungkin membalas membentak Winter karena masalah spele seperti ini, Karina telah dewasa dan pasti bisa mengatasinya, dan ia pun bisa memaklumi sikap labil Winter, karena usia winter yang masih jauh dari pada dirinya.

" S-sssaaudara...?" Ucap Winter terbata, ia benar-benar terkejut mengetahui fakta jika pria itu merupakan saudara kandung dari Karina, astaga ingin rasanya Winter melompat dari atas gedung ini menghilang dari hadapan Karina karena malu.

first love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang