Selamat makan pagi gaes... ^_^Seperti biasa typo bertebaran....
Karena gak typo gak idup :').
.
.
.Tapi mengapa ada sesuatu yang tidak beres, pandangan Karina beralih ke arah atas bisa ia lihat dengan jelas seorang siswa laki-laki dengan wajah yang ditutupi oleh masker putih tengah mengangkat sebuah pot bunga berukuran sedang dan sepertinya siswa itu akan menjatuhkan pot bunga dari atas dengan sengaja, dan benda itu akan terjatuh ke arah..............
"Ya tuhan" Karina berlari sekencang mungkin agar ia bisa mencapai Winter lebih dulu.
"WINTER AWASS.......!!
Prakkkkk
"Aaaakkkhhhhhh..........."
.
.
." Karina......" semua teman sekelas Karina berbondong-bondong menghampiri mereka berdua untuk memastikan jika Karina dan Winter baik-baik saja. Ternyata harapan hanyalah sekedar harapan berbeda dengan kenyataan yang ada, salah satu di antara mereka terluka.
"Astaga Karina " sebagai teman yang baik Aeri menghampiri Karina yang tengah terduduk dengan pergelangan kaki kiri yang mengeluarkan darah, Karina merelakan dirinya terluka hanya untuk menyelamatkan Winter supaya tidak tertimpa pot bunga yang jatuh dari lantai atas, tepat waktu ia bisa mendorong Winter namun naas sebalah kaki Karina tertimpa pot yang mengakibatkan pergelangan kaki Karina terluka cukup parah
"Aaahhhkkkkk"erang Karina menahan rasa sakit yang sudah menjalar kesuluruh bagian tubuhnya, kakinya terasa sangat sakit untuk digerakan, walaupun keadaannya sedang tidak baik Karina masih mencari keberadaan Winter, ia ingin Winter dalam keadaan baik dia tidak peduli seberapa parah luka yang terdapat pada kakinya yang terpenting Winter baik-baik saja.
Sedangkan Winter hanya bisa duduk terpaku melihat banyaknya darah yang keluar dari luka yang terdapat pada kaki Karina, apa yang harus ia lakukan? Winter hanya bisa terdiam melihat Karina dibawa pergi oleh teman-temannya menuju ruang kesehatan, apakah Winter termasuk orang yang kejam? di saat Karina meralakan tubuh nya terluka untuk Winter, tapi sebaliknya dengan Winter, ia hanya bisa terdiam diam dan diam tidak bisa melakukan apa-apa, membantu dan mengantarkan Karina untuk mendapatkan pertolongan pertama pun ia tidak bisa, jadi apakah Winter termasuk seorang teman yang tidak punya rasa empati?? Entahlah biarkan Winter merenungkan semuannya.
" Winter apakah kau terluka..?" dengan cemas Yuna dan Ningning menghampiri tubuh Winter, sedangkan Aeri, Jisung dan Ryujin membawa Karina ke ruang kesehatan.
" Winter hei..." Ningning menepuk pelan pipi sahabatnya, mungkin Winter shok akan kejadian yang baru saja ia alami, Winter melirik kearah Ningning wajah sendu dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca menahan tangis.
"Ya ya ya hei, kenapa kau menangis" tanpa permisi cairan bening itu pun akhirnya turun dengan sendirinya membasahi kedua pipi cabi Winter, kedua sahabatnya pun terkejut melihat Winter menangis seperti ini, tidak seperti biasanya Winter mengeluarkan air mata seperti sekarang.
" k-Karina "
"Dia terluka" ucap Winter terbata, jari telunjuknya ia arahkan pada teman-temannya yang sedang membawa Karina ke ruang Kesehatan.
"Dia baik-baik saja, apa kau terluka" winter menggelengkan kepalanya pertanda jika tidak ada luka lecet sedikitpun pada tubuhnya, melainkan hatinya lah yang saat ini sedang terluka ia tidak dapat membohongi perasaannya, perasaan bahwa ia sangat mengkhawatirkan keadaan Karina .