Kami menjalani backstreet selama 1 bulan.
"Kamu udah jadian ya Dif sama Farid?" Tanya Mala secara tiba-tiba yang membuatku kaget.
"Hah? Kata siapa kamu? Engga ih." Jawabku cepat sambil tersenyum.
"Ah yang bener. Ko kemarin Aku dikasih PJ alias Pajak Jadian ya sama Farid, 50k lagi." Mala menjelaskan.
"Serius? Ihh da engga jadian engga." Kataku sambil menunduk dan tersipu malu.
"Ah kamu boong terus nih..cie cieee ada yang jadian nih." Kata Mala sambil sedikit mendorong tubuhku berkali-kali.
"syutt...kamu jan kasih tau siapa-siapa ya." Jawabku berbisik padanya.
"hooh Dif siap siap. Uhhhh Difaa eummmm gimana ceritanya bisa jadian." Mala menggoda sambil mencolek pinggang.
Akupun menceritakan apa yang terjadi kemarin.
Saat jam istirahat, Aku bersenda gurau bersama sahabat-sahabatku. Dilihat Farid yang tengah duduk dipojokkan sedang didekati oleh salah satu sahabatku, Sophi.
Namun, Farid sedikit menjauh dari Sophi sebagai bentuk menghargai perasaanku.
Akupun sengaja lewat ke hadapan mereka sambil mendelik ke posisi Farid berada.
setelah itu, Aku menghampiri Wulan yang tengah berdiri di belakang kelas dan tiba-tiba saja air mataku menetes tanpa permisi.
"Hey Difa, kamu kenapa hey. Dif, Dif kenapa sok cerita cerita." Wulan berbisik sambil memelukku.
Melihat hal itu, Vira langsung menghampiriku dan menanyakan hal yang sama seperti Wulan.
Nangisku semakin menjadi-jadi. Akupun mengusap pipiku yang sudah terlanjur banjir air mata.
Vira dan Wulan kembali bertanya hal yang sama. Namun Aku tak bisa menjelaskan dan hanya bisa mendelik ke arah Farid yang sedang duduk berduaan dengan sahabatku, Sophi. Kemudian Wulan dan Vira pun mengangguk-angguk.
"Difa, kamu suka sama Farid?" Sahut Vira dengan mata melotot.
Aku hanya tersenyum dengan mata yang masih merah.
"heh yang bener Dif?" Tanya Vira untuk meyakinkan.
Aku kembali melemparkan senyuman tanpa melontarkan sepatah kata pun.
Aku kembali memeluk Wulan. Dan Vira juga ikut memeluknya. Itu membuat teman 1 kelas menjadi keheranan dan mengerumuni kami.
Tak lama dari itu, Aku melihat Farid melangkah naik ke atas meja dan segera mendekatiku yang tengah dikerumuni teman-teman 1 kelas itu.
Saat Farid menghampiriku, teman-teman langsung berhamburan pergi. Aku membuang muka pada Farid.
Terlihat, Sophi yang juga melihat ke arahku dari tempat duduknya tadi.
"Hey..kenapa?" Farid bertanya dengan suaranya yang sangat lembut.
Suaranya membuat hatiku tenang, ingin sekali rasanya melihat dan memeluknya sebagai tanda bahwa Aku tak pernah ingin melepaskannya.
Namun, Aku hanya bisa meneteskan air mata tanpa melihat Farid sedikitpun.
"Aku salaah, Aku minta maaf. Dia yang tiba-tiba menghampiriku dan ingin mengobrol denganku. Namun Aku menjaga jarak kok. Maaf ya udah bikin kamu nangis." Farid meminta maaf sambil memegang bahuku.
"Hey.. udah dong jangan nangis lagi. Nanti makin cantik loh. Nanti Aku makin jatuh cinta gimana?" Farid menggodaku sambil mengelus pipiku yang basah oleh air mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaa Allah, Aku Datang
Teen FictionGimana perasaan kamu ketika diabaikan oleh orang yang selama ini kamu prioritaskan ? Sakit hati? Kecewa? Marah? Benci? Ya itulah yang dirasakan oleh Difa Britianty, seorang gadis tomboy yang rela meninggalkan dunia olahraganya hanya untuk seorang le...