Gym (#Part 11)

4 0 0
                                    

Ujian Nasional telah Aku lewati.

Kini, Aku tinggal mengurus pendaftaran ke SMAN 1 Cikuray.

Berhubung Aku daftar melalui jalur prestasi non akademik, maka Aku harus mempersiapkan banyak sertifikat untuk dilampirkan.

Sambil menunggu waktu pelaksanaan tes jalur prestasi, Akupun menghabiskan waktu bersama Farid.

"Besok, jogging ke stadion yu." Aku mengirimkan pesan pada Farid.

"hayuuu.. Mau jam berapa sayang?" Tanya nya sambil meminum secangkir kopi hangat dikamarnya.

"jam 8 aja ya sayang. Uda lama ga jogging nih." Jawabku sambil merebahkan tubuh diatas tempat tidur.

"yaudah besok ketemuan di pasar Angkleng ya." Jawab Farid.

"oke sayang." Jawabku sambil menyimpan ponsel lalu kemudian tidur.

Keesokannya..

Dengan menggunakan kaos biru dongker, jaket biru langit, trening hitam, tas mocca dan rambut ikat 1, Aku menunggu Farid di pasar Angkleng.

"Aku udah di pasar nih. Kamu dimana sayang ?"Tanyaku sambil mencari Farid ke setiap sudut.

"Aku di jalan nih..tunggu ya. Bentar lagi nyampe."Jawabnya dengan cepat.

"oke aku tunggu."Jawabku.

'cekrek', Aku mengirimkan pap tempatku berdiri.

"Aku udah liat kamu. Ini mau nyebrang dulu."Jawab Farid.

Aku melihat ke arah sebrang, terlihat Farid dengan mengenakan pakaian jogging, baju biru dongker, trening hitam dan tas hitam menemaninya hari ini.

"Haii...selamat pagi sayang.."Farid menyapa sambil setengah berlari ke arahku.

"Halooo..selamat pagi juga sayang.. Dianterin siapa ?" Tanyaku sambil membuka resleting jaket.

"Itu dianterin mamah."Jawabnya sambil mencari angkutan umum.

"Oh gitu.. Yaudah yu naik."Ajakku sambil menarik tangan Farid.

"Yu..yang itu aja tuh kosong." Pintanya sambil menunjuk ke salah satu angkutan umum berwarna merah.

"ayo.. Meluncur." Jawabku sambil berlari ke arah mobil itu.

Kami pun duduk di bangku paling belakang.

Selama perjalanan, kami banyak berdiskusi. Saking asyiknya berdiskusi, tak terasa kami sudah sampai di depan stadion.

Kamipun turun dan berjalan menuju stadion.

Aku merasa senang karena bisa meluangkan waktu untuk Farid. Rasa itu ku ekspresikan melalui sikap jalanku yang sedikit berlari meninggalkan Farid.

Namun, saat Aku loncat-loncat dan berjalan setengah lari, Aku tidak melihat ada batu di depanku.

Akhirnya Aku terjatuh dan itu membuat treningku bolong di sekitar lutut.

Farid hanya tertawa melihat tingkahku yang seperti anak kecil itu.

Farid menawarkan bantuan dengan menyodorkan tangannya. Akupun meraihnya dan kembali berjalan dengan sangat pelan menuju stadion sambil menggandeng tangan Farid.
(Udahh kek penganten aja ya digandeng haha).

Sesampainya di stadion, Aku langsung pemanasan dan berlari bersama Farid.

Setelah 3 putaran, Farid memutuskan untuk istirahat di tribune atas. Sementara Aku menyelesaikan hingga 10 putaran saja.

Setelah selesai, Aku langsung menghampiri Farid di tribune atas lalu menyenderkan tubuh di dinding dan menyelonjorkan kakiku dengan mata yang layu dan nafas yang masih terengah-engah.

Beberapa menit kemudian, Aku bisa mengendalikan nafasku.

Namun tak bisa mengendalikan mataku yang semakin lengket itu.

"Sini tiduran di paha."Kata Farid sambil menyelonjorkan kakinya.

Karena Aku merasa ngantuk dan mager untuk ngomong, Akupun langsung tiduran di paha Farid sambil memejamkan mata.

Dengan disuguhi angin sepoi-sepoi dan cuaca yang sejuk, rambutku senantiasa dielus oleh Farid. Itu membuatku semakin ingin tidur.

Setelah beberapa menit kemudian, Aku terbangun dari tidurku.

Kepalaku bangkit dari paha Farid yang lumayan empuk itu dan mengajak Farid untuk lanjut ngegym di NK.

Farid mengiyakan ajakanku dan kami langsung berjalan menuju jalan raya untuk mencari angkutan umum.

Sesampainya di tempat Gym, Farid langsung menghampiri alat berat yang ada disana. Akupun memanggilnya dan mengajaknya untuk pemanasan terlebih dahulu.

"Udah panas nih. Yuhuuu gas gasss ngegym..asekk auto sixpack nih perut yang tadinya onepack haha." kata Farid sambil menghampiri salah satu alat gym yang ada disana.

Kamipun bergantian untuk menggunakannya.

Saat Farid sedang menggunakan alat, tiba-tiba ada seorang laki-laki dewasa yang menghampiri Farid dan membenarkan gerakan Farid. Aku hanya nyimak sambil tertawa.

"oh gitu ya a. Jarang ngegym sih jadi gatau ini caranya kaya gimana." ucap Farid sambil menggerakkan alatnya.

"ih malu mun orang mah hahaha." Aku meledeknya sambil menahan tawa dengan menutup mulutku dengan kedua tangan.

"Abige era sih. Tapi nya kumaha deui tuda ai teu paham mah mending nanya. Bener teu?" Jawab Farid sambil istirahat.

"iya sih. Aku mau main barbel dulu ya disana."Kataku sambil menunjuk ke arah barbel.

"iya sok. Jangan yang berat-berat, bisi teu kuat."Kata Farid sambil mengelap keringat

Setelah mencoba beberapa alat yang lumayan membuat kami lelah, akhirnya kamu memutuskan untuk menaiki alat gym yang menyerupai sepeda.

Kami boomerang terlebih dahulu sebelum lanjut gym dengan menghadap ke arah kaca besar yang ada di depan kami.

Setelah selesai gym, Farid mengajak untuk makan bubur yang ada di dekat stadion.

Di angkot, kami saling diam karena kelelahan. Aku asyik sendiri dengan memainkan jendela angkot dan mengeluarkan sebagian wajahku keluar jendela untuk mendapatkan angin.

Sementara Farid, menyelonjorkan kakinya sambil memejamkan matanya. Dia terlihat sangat kelelahan.

"Rid, besok udah mulai sekolah nih. Aku kelas ips coba kebagiannya. Padahal pengennya mipa. Tapi gara-gara ngisi di kertas yang tes psikotesnya ips jadi masuknya ips deh. Itupun disuruh mamah masuk ips tuh." Aku bercerita sambil menuangkan sambal ke dalam mangkok buburku.

"Iya nih.. Aku justru malah kelas mipa. Mipa1 lagi, waduh pasti pada pinter-pinter tuh."Jawab Farid sambil menambahkan kecap ke dalam buburnya.

"Ya gapapa. Bagus kali. Kan katanya pengen jadi polisi, jadi harus lulusan mipa kan." Aku mensupport Farid sambil menatap matanya.

"Iya sih..aku juga disuruh mamah sama bapa masuk mipa tuh."Jawabnya sambil menyantap bubur.

Bagiku, hari ini adalah hari terbaik yang pernah ada. Aku semakin jatuh cinta kepada Farid.

"Tak pernah menyangka.
Kamu yang ku ragukan di awal, ternyata bisa membuatku bahagia.
Kamu memberikan yang terbaik untukku hari ini.
Membuatku merasa malu dihadapanmu karena tingkah laku sendiri,
Membuatku merasa senng karena kekonyolanmu,
Membuatku tertawa karena ketidak tahuanmu,
Membuatku tersenyum bahagia karena sikapmu menunjukkan bahwa kamu adalah orang paling beruntung yang bisa memilikiku.
Membuatku nyaman ada di dekatmu,
Dan bahkan membuatku khawatir akan kehilangan sosok sepertimu.

Terimakasih atas semua bahagia yang kau berikan untukku,
Terimakasih atas waktu yang sudah kau luangkan,
Terimakasih atas budget yang sudah kau keluarkan,
Terimakasih atas tenaga yang sudah kau gunakan,
Termakasih atas semuanya.

📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Apakah cerita ini seru? vote jika menurutmu seru!
📌 Terimakasih!

Yaa Allah, Aku DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang