Salah tingkah?! (#Part 2)

93 5 2
                                    

Hari ini, Aku bersama sahabat-sahabatku akan touring ke luar kota.

Aku memperlihatkan ciri khas dalam penampilanku dengan mengenakan baju polos hitam diselimuti kemeja kotak-kotak merah yang sengaja dibiarkan terbuka, jeans hitam sobek-sobek dan rambut panjang yang dibiarkan terurai.

Aku berangkat bersama dengan Farid. Karena kebetulan rumah kami 1 jalur.

Kami berkumpul di basecamp dekat sekolah. Terlihat, ada 1 orag yang belum mendapatkan tumpangan.

Akhirnya, Aku dan Farid memutuskan untuk ke rumah Jaka terlebih dahulu.

Kami bertemu Jaka setelah setengah jalan dan langsung mengajak Jaka untuk touring. Tanpa basa basi, Jaka langsung mengikuti kami menuju basecamp.

Setelah sampai di basecamp, Aku mendapati wajah yang asing lalu berkenalan dengannya.

Namanya Silva. Perempuan cantik, baik, namun sedikit pemalu. Dia teman Sophi dan Puspa. Tidak jauh berbeda, dia pun pandai sehingga mendapat peringkat di kelasnya.

Setelah lama menunggu, Kami pun segera berangkat menuju tempat wisata.

Kami tiba di tempat yang dituju setelah menempuh jarak 75 KM selama 2 jam.

...

Seharian penuh kami habiskan untuk bercerita, bersenda gurau, makan-makan, berfoto, dan masih banyak kegiatan lainnya yang kami lakukan disana.

Tak terasa, waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB. Awan hitam menyelimuti langit pertanda hujan akan membasahi bumi. Kami pun bergegas pergi dari masing-masing tempat duduk menuju parkiran.

Ribuan air yang tak kuasa dibendung oleh awan pun mulai berjatuhan mengguyur jalanan hingga kabut tebal menghalangi jalanan dan membuat rombongan kami terpisah-pisah.

Aku dan Farid pun terpisah dari rombongan. Kemudian memutuskan untuk berteduh di alun-alun Kurabi tepatnya di bawah pohon beringin besar.

Ketika Kita hendak duduk, tiba-tiba ada lelaki tua yang menghampiri dan memberitahu agar kita tidak berteduh disana karena takut ada ranting besar yang jatuh.

"De, jangan berteduh di bawah pohon takut ada ranting yang jatuh", Kata Bapak itu sambil menghampiri kami.

"Oh iya Pak, ntar kita pindah. Terimakasih, Pak", Jawab Farid sambil menunjukkan senyumannya yang manis.

"Hayu di sana aja yuk de." Ajak lelaki tua itu sambil menunjuk ke arah terpal dengan ibu jarinya.

Kami pun mengikuti bapak itu untuk berteduh di bawah terpal yang sudah terpasang disana.

Saat menunggu hujan reda, tiba-tiba angin bertiup kencang, dedaunan berguguran dan menyebabkan tubuhku sedikit tergoyangkan.

Farid yang berdiri di sampingku dengan sigap menghalangi tubuhku dari terpaan angin kencang tersebut dan menahan punggungku dengan melingkarkan tangan kanannya ke punggungku.

Sontak, Aku kaget dengan apa yang dilakukan Farid kepadaku.

Kami pun saling berhadapan. Ini kali pertama Aku dirangkul laki-laki.

Yaa Allah, Aku DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang