Hari ini adalah hari ulang tahunku.
Pulang sekolah, Aku diajak main ke stadion oleh Farid.
Kami bergegas menuju stadion dengan menggunakan motor kesayangan Farid.
Setelah sampai, kami duduk di tribune bawah.
Namun, Farid tidak mengajakku ngobrol melainkan memainkan handphonenya terus - terusan."Pindah yu ke sebelah sana." Pinta Farid sambil menarik tanganku dengan lembut.
"Tapi jan main hp terus." Pintaku sambil beranjak dari duduk.
"iyaa sayang." Jawabnya sambil berjalan menggandengku.
Namun setelah pindah tempat duduk, Farid tetap memainkan handphonenya.
"Ih kamumah main hp aja " Kataku sambil memasang wajah kesal.
"Bentar, bentar.." Jawabnya sambil jarinya sibuk mengetik.
"ih pulang aja deh. Males tau kamunya main hp terus. Akunya dianggurin."Jawabku sambil menyilakan tangan dan memanyunkan bibir sambil menatap tajam ke arah lain.
"Eh neng, coba tutup matanya sebentar yoo." Pinta Farid sambil berdiri menggenggam tanganku.
"Mau apa?" Jawabku flat.
"tutup aja dulu bentar ya."Pintanya kembali.
Akupun menutup mata sambil tanganku digenggam oleh Farid.
Tak lama kemudian, Farid melepaskan kedua genggamannya dan terdengar suara tepukan tangan 1 kali.
Feelingku mengatakan, itu isyarat Farid kepada teman-temannya yang akan memberikan surprise.
Lalu terdengarlah suara pijakan kaki yang sangat ramai menyentuh lantai stadion yang semakin mendekat.
Farid kembali meggenggam tanganku.
"Neng, coba buka mata." Pinta Farid sambil terus menggenggam tanganku.
Akupun membuka mata. Terlihat Farid dengan senyuman tulusnya menatap tulus padaku.
Akupun menoleh ke belakang.
Terlihat sahabatku dan sahabat Farid yang membawa bolu ulang tahun dan juga kado.Dengan refleks akupun menutup mulut sambil loncat-loncat tanda bahagia.
Farid mengambil bolu yang dibawakan temannya.
Lilin dtancapkan pada bolu dan Farid meminta korek gas kepada Jaka.
Akupun meniup lilin dan memotong kue.
Potongan pertama, Aku berikan kepada Farid. Dengan senang hati, aku menyuapinya sambil difoto oleh Jaka.
Dan potongan selanjutnya, Aku berikan kepada sahabat-sahabatku.
Setelah itu, kami pun keluar stadion.
"Farid. Katanya mau dikasih duid 50k/orang. Mana mana. Omdo ih." Teriak Silva dari belakang.
Aku menoleh sebentar dan kembali melangkahkan kaki menuju motor Farid.
Setelah mendengar itu, Farid menghentikan langkahnya dan memberikan uang ke setiap teman-temannya.
Farid menaiki motor kemudian menyimpan bolu dan hadiah di depan motornya. Aku menyusul menaiki motor Farid.
"Neng.. Anter ke fotokopian dulu ya. Mau ngerjain tugas dulu. Bentar ko." Ucap Farid sambil mengendarai motor.
"Oh iya sok aja kalem." Sahutku sambil terus tersenyum bahagia.
"kenapa itu senyum-senyum mulu idiiiiih.." Farid menggodaku sambil melihat ke spion yang diarahkan ke wajahku.
"apasiii..ngga ah b ajaaaa." Jawabku sambil menepuk punggung Farid.
Kamipun sampai di fotokopi dekat lampu merah. Aku nunggu di motor, sementara Farid segera menyelesaikan tugas sekolahnya.
10 menit kemudian, Farid keluar dari Fotokopian dan menawarkan es kelapa muda yang ada disamping Fotokopian.
Kami duduk di warung itu dengan sedikit perbincangan.
"itu maaf ya hadiahnya sedikit banget."Kata Farid sambil minum air kelapa.
"Yaampun sedikit darimana Rid. Itu kamu banyak bangett malah. Ditambah ngasi bolu lagi. Btw, makasi ya udah bikin Aku bahagia." Jawabku sambil tersenyum padanya.
"tapi itu bungkus kadonya batik. Ga estetik banget kan..maaf ya." Sahutnya lagi.
"Rid, bungkusnya kan mau dibuang. Itu juga makasiiiiii banyak yaampun." Jawabku sambil menatap mata Farid.
Beberapa menit kemudian, Farid kembali ke fotokopian dan Aku kembali duduk di motor Farid.
Tak lama dari itu, Farid menyusulku ke motor. Ternyata tugasnya sudah selsesai dan kami pun beranjak pulang.
✨✨✨
Aku membuka pintu rumah dengan membawa banyak barang.
Semua barang Aku simpan di meja makan. Sementara itu, Aku mengambil wudhu dan langsung shalat di kamar.Setelah selesai shalat, Aku membuka pintu kamar dan ternyata hadiahku sudah di unboxing semua.
Pelakunya tak lain adalah mamah dan teteh.
"Huruuuh..royal euy. Ada yang dikasih hadiah jam tangan sama sepatu jogging nih dari pacarnya." Teteh meledekku.
"wiih bagus bagus. Warna jam tangannya juga lucu, putih. Dari Farid neng?" Tanya mamah.
"paansi lu teh. B aja kali haha. Iya mah dari Farid." Jawabku sambil mengambil semua hadiah yang terletak di meja itu.
Akupun menceritakan kejadian tadi di stadion ke mamah dan teteh. Mereka hanya tersenyum dan diam tanpa kata ketika mendengarkanku bercerita.
📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Apakah cerita ini seru? vote jika menurutmu seru!
📌 Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaa Allah, Aku Datang
Teen FictionGimana perasaan kamu ketika diabaikan oleh orang yang selama ini kamu prioritaskan ? Sakit hati? Kecewa? Marah? Benci? Ya itulah yang dirasakan oleh Difa Britianty, seorang gadis tomboy yang rela meninggalkan dunia olahraganya hanya untuk seorang le...