Hunting (#part 8)

3 0 0
                                    

Hari ini, Aku beserta sahabat-sahabatku dan Farid beserta sahabat-sahabatnya akan touring bersama-sama.

Kami memilih ke talaga untuk melihat pemandangan air yang luar biasa indah dan membuat hati juga pikiran tenang.

"Aku udah di depan gang." Farid mengirimkan pesan yang membuatku terkejut.

"Iya tunggu sebentar, mau di jilbab dulu sama pake sepatu." Jawabku terburu-buru.

"Oke. Santai aja." Jawabnya santai.

Aku dan Farid pun berangkat bersama menuju tikum.

Setelah semuanya hadir, kami pun berangkat menuju talaga yang dimaksud.

Setengah perjalanan, Aku kebelet ingin buang air kecil.

Akupun meminta Farid agak sedikit di gass agar bisa menyusul teman-teman yang lain untuk mencari masjid.

Motor Farid pun menyusul semua motor temen-temen yang lain.

"eh guys, kalo ada masjid berenti dulu ya. Difa pen buang air kecil nih." Kataku sambil teriak ke setiap motor.

Farid pun mengambil jalur kanan dan berhenti tepat di depan pagar masjid at-taqwa Ibakaca.

Aku turun dari motornya dan meminta Farid untuk menemaniku sampai ke depan pintu kamar mandi.

Saat membuka pagar masjid dan menginjakkan kaki, kami disambut oleh Red Carpet yang dihiasi taman yang indah di kanan dan kiri kami. Serta terlihat dari jauh ada kaca besar terpampang di pintu masjid tepat depan kami berjalan.

Akupun berjalan seperti layaknya model catwalk ternama dengan menggandeng tangan Farid dan melambaikan tangan layaknya banyak penonton yang sedang menyaksikan.

Farid hanya tertawa kecil melihat tingkahku yang sangat aneh itu. Namun Aku menikmati suasana dan tak peduli apa penilaian Farid terhadapku.

Dan kemudian akhirnya Akupun menemukan toilet di ujung kanan. Tidak ada satu orang pun disana selain Aku dan Farid.

Awalnya Aku sangat ragu untuk memasuki toilet yang terlihat sangat kumuh dan tak terawat itu.

Aku merinding saat memasuki toilet. Tetap ku lafadzkan bismillah sebelum memasuki kamar mandi itu. Namun, tetap masih ada perasaan takut.

Akupun keluar dari kamar mandi dan berlari menuju Farid. Aku kembali menggandeng tangan Farid.

"takuuuut..ayoo cepet, cepet." Kataku sambil menarik tangan Farid.

Kami pun bergabung dengan teman-teman yang meunggu di jalan dan kembali melanjutkan perjalanan menuju talaga.

Setelah sampai di talaga, Aku berjalan dengan Silva, Puspa dan Sophi. Kami mencari tempat duduk dan segera menyimpan barang yang kami bawa.

Dihamparkannya karpet di tempat duduk paling atas dekat dengan pohon agar terkesan sejuk.

Setelah selesai membereskan, Akupun mengambil beberapa camilan untuk dimakan sambil berbincang dengan sahabat-sahabatku.

Aku tak melihat ketiga sahabat perempuanku setelah beberapa menit asyik berbincang dengan teman laki-lakiku.

Namun Aku tidak merasa terancam meskipun hanya perempuan seorang diri. Karena, Aku percaya Farid akan terus menjagaku.

Dan tak mungkin sahabat-sahabat Farid akan menyakiti pacar dari sahabatnya sendiri.

Setelah beberapa saat, terdengar hentakan kaki dari arah kanan tempat kami kumpul. Didapatkannya wajah ketiga sahabatku yang sudah menghabisi waktu untuk berfoto.

Yaa Allah, Aku DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang