Aku segera bangun dan membereskan tempat tidurku. Dilanjut berwudhu dan mendirikan shalat subuh.
"Selamat pagi sayang." Farid mengirimkan pesan dengan emot love yang banyak.
"Selamat pagi juga sayang." Aku membalasnya sambil rebahan memeluk guling.
"Hari ini jadi kan?" Tanya Farid sambil menyeruput kopi.
"Mau jam berapa?" Tanyaku sambil merubah posisi rebahan.
"Jam 9 aja ya. Masih ngantuk nih padahal sambil ngopi. Tapi ga ngaruh." Kata Farid sambil merebahkan diri di kasur.
"Yaudah nanti kabarin lagi ya sayang. No ngaret ngaret. Oke?" Jawabku dengan tangan kiri yang diletakkan di dagu.
"oke siappp sayang. Yaudah aku tidur dulu. Kalo ja 8 belum on, telpon aja ya sayang. Takutnya bablas. Love you." Jawab Farid sambil menyimpan ponselnya di meja kecil yang berada di samping kasur."Iya sayang, love you too." Jawabku sambil menyimpan ponsel dan beranjak keluar kamar.
Terlihat mama sedang menyapu halaman depan.
"Mah, nanti siang Difa mau jalan sama Farid nih." Kataku sambil berdiri menyender ke tiang.
"Pel dulu lantai tuh. Terus airnya siramin ke tanaman." Jawab mama sambil terus menyapu halaman."Iya ma iya." Jawabku sambil meraih gagang pel.
'tuuut...tuutt..tuut.' (berdering)
"Sayang, udah jam 8. Ayo bangun hey, kebo amat sih tidurnya. Awas loh jangan sampe ngaret." Aku spam pesan.
"Iya sayang ini udah bangun ko.. Mau mandi dulu ya. Jangan ngintip, awas loh." Jawab farid disusul mengirim emot tertawa.
"enak aja. Ga akan lah. Yaudah deh Aku juga mau siap-siap nih." Jawabku sambil memilih 2 pilihan baju.
Terlihat di cermin, sosok perempuan mengenakan baju biru dongker, celana jeans, dan rambut terurai cantik dan tas hitam yang sudah siap untuk dijemput.
"otw sayang." Farid mengirimkan pesan singkat.
"Aku udah di depan gang." 5 menit kemudian farid kembali mengirimkan pesan.
"oke tunggu, otw ni." Jawabku sambil melangkahkan kaki menuju jalan.
"sayang, ini bagus nih warna kemeja nya." Jawabku sambil mengambil kemeja merah yang tergantung di rak baju mall itu.
"Kayanya terlalu gelap deh kalo warna itu." Jawab Farid sambil mencari warna lain.
"Nah ini nih...pasti bagus kalo dipake sama kamu." Jawabku sambil mengukur kemeja di punggungnya.
"Pas ga ukurannya? Eh kamu besok pake gaun warna apa emangnya?" Tanya Farid sambil menatapku.
"Warna merah cabe. Tapi ini disini gaada kemeja warna merah cabe nya." Jawabku dengan tangan yang sibuk mencari kemeja berwarna merah.
"oh warna merah.. Mari kita cari terlebih dahulu, barangkali ada." Jawab Farid sambil membantu mencari kemeja merah cabe.
"Nah aku dapet kemeja merah, tapi mera maroon..gapapa ya yang penting merah? Semoga aja pas ukurannya. Coba sini ukur dulu." Jawabku sambil mengukur di badannya Farid.
"Difa..." Suara perempuan dari belakangku.
"Heyyy.... Sama siapaa?" Aku menoleh padanya. Ternyata dia teman sekelasku yang juga sedang mencari baju untuk acara perpisahan sekolah.
"ini berdua aja sama mamah. Yu duluan yaa, takut ganggu hehe." Jawabnya sambil melangkah menjauhiku.
"oh iya mangga.." Jawabku dengan tangan yang masih memegang kemeja merah.
"Yu ke ruang ganti aja. Kita coba baju nya, takutnya kegedean." Pintaku sambil berjalan menuju ruang ganti. Farid hanya mengikutiku dari belakang.
'ngeeeek' pintu dibuka dan Farid langsung masuk.
"Hey. Ayo sini ikut, temenin. Takut." Kata Farid sambil memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaa Allah, Aku Datang
Teen FictionGimana perasaan kamu ketika diabaikan oleh orang yang selama ini kamu prioritaskan ? Sakit hati? Kecewa? Marah? Benci? Ya itulah yang dirasakan oleh Difa Britianty, seorang gadis tomboy yang rela meninggalkan dunia olahraganya hanya untuk seorang le...