Sudah hampir tiga bulan kedekatan Aura dan Dhimas kembali terjalin, Terhitung sejak pertemuan pertama setelah putus, hingga hari ini.
Banyak hal mereka lewati bersama. Mengisi segala macam kerinduan yang tercipta setelah terpisah sekian lama. Hari-hari yang Aura jalani terasa semakin istimewa, bahkan kehidupannya jauh lebih membahagiakan sekarang.
Hampir setiap hari Aura dan Dhimas bertemu, melakukan hal-hal kecil yang mampu membuat hati perempuan itu berbunga-bunga. Seperti seminggu yang lalu, Dhimas baru saja mengajak Aura memancing, mengelilingi kawasan wisata alam, menaiki perahu sembari menikmati sunset di pantai.
Perlakuan sederhana yang Dhimas berikan, terkadang membuat Aura optimis, ia berfikir hubungannya akan kembali baik setelah kejadian beberapa tahun silam. Bahkan pukul tujuh tadi, Dhimas dan Aura baru saja makan malam bersama di unit milik perempuan itu.
Hati Aura semakin senang, ketika Dhimas mengutarakan niatnya untuk kembali menjalani hubungan seperti dulu. Laki-laki itu ingin melupakan semua rasa sakit yang pernah terjadi.
Aura mengiyakan ajakan Dhimas. Meski masih ragu-ragu pada hatinya, namun ia berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak mengulangi kebodohan di masa lalu. Perasaan hancur ketika Dhimas tidak lagi berada di sisinya, mampu membuat Aura belajar, bahwa laki-laki itu begitu berarti.
Aura berjalan cepat menuju unit Dhimas, tujuannya adalah mengembalikan jam tangan laki-laki itu yang tidak sengaja tertinggal di apartemen miliknya.
Namun langkahnya mendadak terhenti, suara percakapan di apartemen Dhimas terdengar begitu jelas, kebetulan pintu apartemen laki-laki itu sedikit terbuka.
Apa ada tamu? Pikir Aura.
"Besok aku pulang! Selesai rumah papa dan mama direnovasi, kita akan segera melangsungkan pertunangan." Aura mematung, kata-kata itu sepertinya keluar dari mulut Dhimas.
Dengan perasaan yang mulai kacau, ia mendekatkan diri ke tembok sembari mencuri dengar percakapan orang-orang di dalam ruangan. Bukan bermaksud tidak sopan, tapi Aura benar-benar ingin tahu apa yang sedang terjadi.
"Jangan ngurusin kerjaan terus, sayang. Kesehatan kamu perlu dijaga." Sela suara perempuan yang tidak Aura kenali.
Hening beberapa saat, namun suara decapan tidak mampu mengalihkan pikiran Aura dari hal-hal buruk.
"Kalau gitu aku pulang ya, besok kita ketemu di butik untuk fitting baju." Ujar perempuan itu lagi setelah beberapa menit.
"Kamu hati-hati pulangnya. Maaf aku nggak bisa nganterin."
"Nggak pa-pa, aku tahu kamu sedang lelah."
Aura semakin menempelkan dirinya ke tembok, terlebih ketika perempuan yang tidak ia kenal keluar dari apartemen Dhimas. Laki-laki itu menyusul sembari mencium mesra pipi perempuan tadi serta memeluknya.
"Hati-hati ya!" Ulang Dhimas lalu melepas pelukan.
"Iya, besok jangan telat."
"Siap!"
"Dhim," Aura keluar dari persembunyian, kala perempuan yang ia lihat tadi sudah pergi. Dhimas terperanjat sembari melotot ke arah Aura.
"Ra, sejak kapan kamu di sini?" Tanya Dhimas panik. Perempuan itu hanya tersenyum sendu, sembari menatap lekat laki-laki di hadapannya.
"Aku udah dengar semuanya, ternyata kamu mau tunangan ya?" Ujarnya dengan bibir bergetar.
Dhimas sontak memalingkan wajah, namun satu hal yang membuat hati Aura sakit, laki-laki itu seperti tidak merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save The Date!
ChickLit"Kamu udah nikah?" "Hehe, belum." "Kenapa belum?" "Karna memang belum ketemu jodohnya. Kamu sendiri, udah nikah?" "Aku juga belum," "Kenapa? Belum ketemu jodohnya juga?" "Kan baru ketemu kamu hari ini." Setelah itu keduanya terdiam, membiarkan kehen...