Bab 27

12K 1.3K 292
                                    

Keesokan paginya, Jaemin sudah siap dengan pakaiannya begitu pula dengan Jisung. Setelah berbicara dengan sang ayah, Jaemin akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah Jeno lagi.

"Pa, dad, aku pulang ke rumah Jeno ya. Terima kasih sudah mau menemani ku dan juga Jisung, aku janji akan selalu datang menemui papa dan daddy." ucap Jaemin.

"Sudah menjadi kewajiban kita, yang penting kau dan Jisung baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup untuk kami."

Kemudian Jaemin memeluk Yuta dan Winwin satu persatu di susul dengan kecupan pada pipi kedua orang tua Jaemin.

"Jisung ayo berpamitan dulu dengan opa."

"Opa, C-cung lang u-ulu!"

"Gemasnya. Hati-hati di jalan ya nak, jaga papa Jaemin ok." ucap Winwin.

"A-aga pa Jaem!"

"Good boy."

Lalu Winwin dan Yuta pun juga mengecup pipi gembul Jisung.

"Yasudah, kalau begitu aku pergi dulu ya pa, dad. Kalian baik-baik disini, jaga kesehatan dan jangan sampai sakit. Hubungi aku bila terjadi sesuatu."

"Iya Na. Sudah sana, supir nya sudah menunggu di luar."

"Iya."

Kemudian Jaemin pun membawa kopernya sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk menggendong Jisung.

Jarak rumah Yuta dengan Jeno tidak terlalu jauh dan kebetulan hari ini jalanan sedang tidak macet jadi Jaemin bisa sampai dengan cepat.

Lalu sesampainya Jaemin di kediaman Jeno, sang supir membantu Jaemin membawa koper Jaemin sedangkan Jaemin menggendong Jisung dan membawa tas perlengkapan Jisung.

"Terima kasih pak sudah mau mengantar dan membantu."

"Sama-sama, tuan muda. Kalau begitu saya permisi dulu." ucap sang supir.

"Hati-hati, pak."

Pun supir suruhan Yuta langsung pulang dan Jaemin masuk ke dalam kediaman Jeno.

Kediaman Jeno sepi tak seperti biasanya, Jaemin berpikir mungkin Renjun dan kedua anaknya ikut Jeno ke kantor sehingga kediaman Jeno sepi.

Tak ingin mempermasalahkan, Jaemin langsung saja membawa kopernya ke kamar utama lalu meletakkan Jisung di atas kasur besar tersebut. Jaemin langsung membereskan seluruh barang yang ia bawa.

Lalu setelah selesai, Jaemin kembali menggendong Jisung dan pergi menuju kamar anak-anak untuk membereskan pakaian dan barang Jisung.

"Pa." panggil Jisung.

"Kenapa, nak?"

"Dy! Belmain."

"Jisung mau bermain dengan daddy?" tanya Jaemin yang di balas anggukan oleh Jisung.

"Tapi daddy sedang bekerja."

"Heung... dy."

Tak tega melihat raut wajah Jisung yang menjadi sedih, Jaemin akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantor Jeno.

"Baiklah, ayo ke kantor daddy."

-

Sesampainya Jaemin dan Jisung di kantor Jeno, Jaemin langsung pergi menuju ruangan Jeno.

Tetapi belum sampai Jaemin dan Jisung di ruangan Jeno, dapat Jaemin dengar ada suara tak mengenakkan di dalam ruangan Jeno.

Entah suara apa itu dan berasal dari mana dan siapa, tapi Jaemin sangat-sangat yakin bahwa itu adalah suara yang tak seharusnya ada dan tak seharusnya Jaemin dengar.

Tidak mungkin itu Jeno, pasti aku salah dengar. tapi kenapa suara itu sangat seperti suara Jeno. lalu dimana Renjun?

Dengan seluruh keberaniannya, Jaemin dengan cepat membuka pintu ruangan Jeno secara kasar. Pemandangan yang ia lihat benar-benar sungguh di luar dugaan.

Jeno, suaminya, Jaemin dapat melihat dengan jelas sedang bercinta dengan seorang wanita yang Jaemin yakini itu adalah karyawan di kantor ini.

"Jung Jeno!" teriak Jaemin yang langsung menyadarkan Jeno dan membuat Jisung mengeluarkan tangisannya.

"J-Jaem?"

Jeno dengan cepat langsung mendorong wanita tersebut dan memakai pakaiannya. Jeno pun berlari menghampiri Jaemin.

"Jaem dengarkan aku dulu, jangan salah paham."

"Entah apa yang harus ku katakan pada Renjun nantinya. Kau benar-benar..."

"Na aku mohon dengarkan aku dulu. Kau salah paham Na, ini tidak seperti apa yang kau lihat.'

"Jung Jeno, aku memiliki mata yang masih sehat sampai saat ini. Aku melihat mu bercinta dengan wanita ini."

"Na dengarkan aku dulu."

"Aku akan segera mengirim surat cerai kita Jeno."

Tak ingin mendengarkan Jeno lagi, Jaemin langsung berlari dengan Jisung yang berada di gendongannya untuk pergi dari kantor Jeno.

Sedangkan di luar kantor Jeno atau lebih tepatnya di depan kantor Jeno, Renjun terus menahan tangisnya dengan kedua anaknya yang memeluknya.

Jaemin, maafkan aku.

halo semua

jangan lupa tinggalin vote dan komentar kalian, terimakasih

TBC

Uploaded: 08-03-2021

-jaemjen127

-jaemjen127

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Big Jung's ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang