Bab 2

31.4K 2.4K 384
                                    

Kepulangan Jaemin ke kediaman Jeno membuat Jeno dan Renjun saling bertatapan. Pasalnya Jaemin pulang dengan wajah yang sedikit sumringah, meskipun wajahnya masih sedikit sembab akibat menangis tadi.

"Jaemin." panggil Jeno pelan.

Jaemin menghiraukan panggilan Jeno, ia langsung berjalan ke arah kamar anak-anak untuk mengambil Jisung dan memberi putranya itu susu karena sekarang sudah saatnya Jisung meminum susu.

Renjun hanya bisa menatap kasihan pada Jeno karena di abaikan oleh Jaemin begitu saja.

"Bicara nanti saja ya, biarkan Jaemin tenang dulu, aku yakin Jaemin akan memaafkan mu." ucap Renjun lembut.

"Aku tak yakin, perkataan ku terlalu kasar tadi."

"Jaemin bukan tipe orang yang sulit untuk memaafkan seseorang. Aku yakin Jaemin akan memaafkan mu."

"Semoga saja."

Sedangkan di sisi Jaemin, ia saat ini tengah berada di kamarnya sendiri bersama Jisung yang sedang menyusu. Entahlah, air susu itu keluar begitu saja saat Jaemin hamil di trimester kedua.

Awalnya Jaemin panik karena ia takut kalau-kalau itu adalah penyakit, tetapi dokter sudah menjelaskan bahwa hal itu hal wajar yang akan dialami oleh seseorang yang sedang mengandung.

Jaemin tersenyum menatap wajah gembul milik Jisung yang sedang menyusu dengan giat.

Pipinya benar-benar bulat dan lembut hingga membuat banyak orang merasa gemas dan ingin sekali mencubit pipi kemerahan itu.

Tetapi tiba-tiba saja Jaemin teringat akan pertengkarannya dengan Jeno tadi. Hatinya kembali sedih kala mengingat Jeno membandingkannya dengan Renjun, hatinya sungguh sakit bukan main.

Tidak, Jaemin tidak marah atau bahkan benci pada Renjun. Jaemin tidak akan pernah bisa untuk membenci seseorang  seperti Renjun.

Jaemin pun paham bahwa dirinya juga salah karena lalai menjaga Jisung hingga kesayangannya ini sampai jatuh dari atas kasur.

Tetapi sudahlah, Jaemin tak ingin mengingatnya lagi. Jaemin tak ingin bila rasa benci pada Jeno akan timbul di hatinya bila ia terus memikirkan perkataan Jeno. Lagi pula semua ini tak sepenuhnya salah Jeno karena memang Jaemin juga bersalah disini.

Dirasa mulut kecil Jisung sudah tidak bergerak yang ternyata si kecil sudah tertidur, Jaemin langsung saja meletakkan Jisung pada box bayi lalu merapikan bajunya dan turun ke bawah untuk menemui Jeno.

Sesampainya di bawah, Jaemin melihat Renjun yang sedang memeluk Jeno yang sepertinya sedang menangis. Entahlah, tidak terlalu terlihat, tetapi bahu Jeno sedikit bergetar dan dapat dilihat nafasnya sedikit tersendat.

Dapat Jaemin rasakan bahwa tubuh Jeno sedikit tersentak karena terkejut akan dirinya yang tiba-tiba ikut memeluk tubuh kekar tersebut.

"Jaem." panggil Jeno lirih.

"Kenapa?"

Tangisan Jeno pecah begitu saja hingga membuat Renjun dan Jaemin panik bukan main. Oh ayolah, Jeno belum pernah menangis seperti ini lagi semenjak perginya Beomgyu.

"Hei, kenapa menangis?"

Jeno diam tak menjawab, Jeno terus menangis seperti anak kecil yang tidak di beri permen. Karena tak tahan berdiri terus menerus, akhirnya Renjun membawa Jeno duduk dan di susul dengan Jaemin yang duduk di sebelah Jeno.

"Jeno kenapa menangis?" tanya Jaemin lagi.

Jeno hanya menggeleng, ia mengusap bawah matanya untuk menghapus sisa sisa air matanya.

The Big Jung's ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang