Bab 36

10K 1K 96
                                    

Tak ada yang berubah di dalam ruangan tersebut, keadaan malah semakin menjadi lebih tegang setelah mereka semua mendengar perkataan Haechan.

Jaemin yang memang ada di sana pun hanya bisa menunduk dalam diam karena rasa bersalah nya kepada Haechan membuncah kembali.

Memiliki pilihan untuk menikah dengan Mark sedari awal memang sudah membuat Jaemin memiliki rasa bersalah yang besar pada Haechan.

Terlebih saat itu Jaemin mengetahui bahwa Haechan sudah meninggal. Tetapi sekarang Haechan benar-benar ada di depan matanya dan rasa bersalah itu kian membesar dan tidak mau hilang dari hati Jaemin.

Sepertinya langkah yang ia ambil untuk membatalkan pernikahan nya dengan Mark di awal adalah langkah yang tepat. Namun karena Mark memaksa saat itu jadilah Jaemin dan Mark sudah mempersiapkan semuanya.

Tetapi tiba-tiba saja Haechan datang tanpa di duga yang membuat semua orang terkaget-kaget dan tidak menyangka.

"Aku masih menunggu jawaban mu, kak. Dan aku harap jawaban mu adalah ya untuk membatalkan pernikahan mu dengan Jaemin."

"C-Chan." cicit Jaemin.

Haechan melirik Jaemin.

"Apa?"

"Maaf."

"Apa yang kau maksud dengan kata maaf mu itu?"

"Sungguh aku tidak tau bila kau masih hidup."

"Lalu?"

"Chan, bukannya aku mau merebut kak Mark dari mu, hanya saja—"

"Ya aku tahu, kalian berdua saling mencintai satu sama lain. Tetapi sekarang aku kembali dan aku menentang keras pernikahan mu dengan kak Mark. Kau tahu aku seperti apa dan aku paling tidak suka bila sesuatu yang sudah menjadi milik ku harus di bagi sekali pun pada sahabat ku sendiri." tegas Haechan.

Rasa bersalah di hati Jaemin kian menambah, ia tak pernah melihat Haechan seperti ini sebelum nya dan Jaemin sangat yakin bahwa Haechan benar-benar marah sekarang.

"Aku tidak akan menunggu jawaban kalian berdua karena aku memaksa. Batalkan pernikahan kalian secepatnya atau aku akan benar-benar pergi dari hadapan kalian semua." final Haechan kemudian pergi dari ruangan tersebut.

"Kejar dia Mark." sahut Yuta.

Tanpa berpikir panjang lagi, Mark langsung berlari menyusul Haechan sedangkan Yuta mengajak Jaemin ke taman belakang.

Di sisi Mark yang saat ini berada di depan gerbang rumah nya, ia mencekal pergelangan tangan Haechan kemudian memeluk sosok manis tersebut dengan sangat erat.

"Aku merindukan mu, kenapa berbohong pada ku?" lirih Mark.

Air mata Haechan kian turun di kedua pipi nya tanpa izin, tangis nya pecah begitu saja saat ia merasakan pundak nya basah karena air mata Mark.

Haechan lantas membalas pelukan Mark tak kalah erat dan mengucapkan banyak kata maaf pada Mark.

"Aku tak ingin membuat mu repot dan juga anak-anak, kak, sungguh aku tak ingin kau dan anak-anak malu karena aku yang lumpuh dulu." jujur Haechan.

Mark kemudian melepaskan pelukannya lalu menghapus linangan air mata nya dan juga linangan air mata Haechan dengan lembut.

"Bagaimana bisa kau memiliki pemikiran seperti itu? Aku dan kedua anak kita tidak akan pernah malu akan hal itu, bear."

"Aku hanya takut, kak."

Lantas Mark langsung mengecup bibir Haechan singkat sebelum kembali memeluk sosok manis itu.

"Kembali pada ku, ayo kita kembali lanjutkan kisah kita bersama kedua anak kita tanpa halangan apapun. Sungguh aku sangat merindukan mu."

"Aku juga kak, aku juga sangat-sangat merindukan mu."



halo semua

jangan lupa tinggalin vote dan komentar kalian, terimakasih

TBC

Uploaded: 20-03-2021

-jaemjen127

-jaemjen127

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Big Jung's ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang