02

82 6 0
                                    

"Kamu?" Masih memperhatikan Farhan dengan tatapan kaget. Lalu kembali menundukkan pandangannya.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Fariz yang bingung dengan sikap Aiyla yang seakan mengenal Farhan.

"Ngga kok bang. Tadi Aiyla ga sengaja nabrak kakak ini." Jawab Aiyla

"Ouh gitu. Yaudah. Farhan ini kenalin adik abang Aiyla, dan Aiyla kenalin ini adik tingkat abang Farhan."

"Aiyla" ucap Aiyla memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

"Farhan" membalas uluran tangan Aiyla dengan menangkupkan kan kedua tangannya di depan dada.

Aiyla pun menarik kembali uluran tangannya.
"Ish nyebelin banget sih nih orang." Gumamnya dalam hati.

"Yaudah Han abang pamit dulu ya... soalnya abang ada jadwal siang. Assalamu'alaikum." Pamit Fariz memecah kecanggungan di antara mereka.

"Eh iya bang Wa'alaikumussalam."

Setelah berpamitan. Aiyla dan Fariz pun masuk kedalam mobil dan menuju ku rumah mereka. Di dalam perjalanan hening. Mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.  Hingga akhirnya sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum ma" ucap mereka yang kini nyalim pada sang mama secara bergantian.

"Wa'alaikumussalam. Abang bukannya tadi abang bilang abang ada jadwal siang di rumah sakit?" Tanya sang mama.

"Iya ma.  Ini juga abang mau siap-siap. Yaudah ma, abang siap-siap dulu ya." Ucap abang yang ditanggung oleh mama.

Mereka pun menuju kamar mereka masing-masing.

"Aiyla..." ucap mama sambil mengetuk pintu kamar Aiyla.

Pintu kamar Aiyla pun terbuka. Menampilkan sosok Aiyla yang sedang memainkan ponselnya.

"Ada apa ma?"

"Kamu udah sholat belum?"

"Udah dong"

"Alhamdulillah... ternyata anak mama masih ingat sama Allah."

"Alhamdulillah ma"

"Kamu udah makan? Yuk makan siang dulu.."

"Hehehe... mama tau aja Aiyla belum makan" ucapnya tersenyum

"Yaudah Yuk makan dulu"

"Siap ma" Jawab Aiyla

Setelah semua pekerjaan selesai. Akhirnya Farhan pulang. Ia selalu memikirkan Aiyla. Gadis cantik yang tak sengaja menabraknya sewaktu di toko buku tadi siang.
"Cantik" gumamnya tak sadar.

"Astagfirullah" Farhan mengusap wajahnya kasar.

Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit. Akhirnya ia sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum" ucapnya memasuki rumah

"Wa'alaikumussalam" jawab Ayah dan Bundanya yang sedang berada di ruang makan.

"Kamu udah pulang nak? Sini makan malam dulu bareng Ayah-Bambang Herlambang sama Bunda-Jihan. Ajak sang bunda.

"Iya bun. Farhan mau bersih bersih diri dulu." Jawabnya lalu menuju kamarnya.

"Yaudah. Cepet ya. Ada sesuatu yang mau ayah sampaikan." Kini ayahnya yang bersuara.

"Baik yahh."

Setelah beberes. Farhan pun kembali menuju ruang makan untuk makan bersama keluarganya.
Makan malam mereka terasa khidmat. Tidak ada yang bersuara, hanya ada dentingan sendok dan garpu.

Jodoh Pilihan PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang