15

51 4 1
                                    

"Aku sadar atas perkataanku Aiy. Lepaskan Farhan. Jika bukan untukku maka lepaskan dia untuk kanha." Ucap sherin menggenggam tangan Aiyla

"Ngga! Sampai kapan pun aku ga akan melepaskan mas Farhan. Dia suamiku!" Ucap Aiyla tegas.

"Baiklah kalo kamu tidak ingin melepaskannya. Maka setidaknya izinkan aku menjadi istri keduanya Aiy. Aku mencintainya." Ucap Sherin

Mendengar perkataan itu. Tanpa sengaja tangan Aiyla menampar pipi sherin dengan penuh amarah.

"Bagaimana bisa kamu berfikiran serendah ini Rin?" Ucap Aiyla tak habis fikir.

Sherin yang mendapatkan tamparan dari Aiyla kini semakin menangis sambil memegang pipinya yang habis ditampar Aiyla.

"Kamu tidak pernah merasa apa yang aku rasain Aiy. Aku telah mencintai Farhan sejak kami kuliah. Bertahun-tahun aku menyimpan perasaan ini. Hingga ketika aku dipaksa menikah dengan seseorang yang tidak pernah bisa aku cintai. Demi pengobatan ibuku aku rela melakukannya. Hingga akhirnya aku menikah dengan ayahnya Kanha. Beberapa tahun yang lalu, ayah kanha meninggal dalam suatu kecelakaan pesawat saat dia akan dinas di luar kota. Aku terpuruk, begitu pula dengan kanha. Ia selalu bertanya dimana ayahnya. Hingga akhirnya aku bertemu dengan Farhan kembali. Kanha menganggap Farhan seperti ayahnya. Farhan begitu perhatian pada kanha. Hingga pada suatu ketika Kanha meminta kami untuk menikah. Tapi semua itu terlambat. Farhan berkata kalau dia sudah memiliki istri. Tapi setelah aku bertemu kamu, aku yakin kamu bisa berbagi Farhan denganku. Dan bisa mengabulkan permintaan Kanha." Ucap Sherin sambil menangis.

"Ngga Rin! Kamu gila?! Mana ada istri yang rela membagi suaminya.!" Ucap Aiyla.

"Aku mohon aiy" ucap sherin menggenggam tangan Aiyla memohon.

"Maaf Rin. Aku ga bisa" ucap Aiyla melepaskan genggaman tangan Sherin.

"Tante cantik jahat! Tante udah bikin mama kanha nangis" ucap kanha sambil menangis.

Melihat itu hati Aiyla terasa sakit. Apakah dia sejahat itu? Tapi bagaimana bisa dia membagi Farhan dengan perempuan lain.

"Maafin tante ya sayang" ucap Aiyla memohon.

Kemudian sherin dan kanha meninggalkan Aiyla. Aiyla selalu teringat dengan perkataan Sherin.

"Jika loh ga mau melepaskannya, maka jangan salahkan aku jika aku akan merebutnya dari mu Aiyla!" Ucap Sherin mengancam.

Setelah kepergian Sherin dan Kanha kini Aiyla sendiri di ruangan Farhan. Mengingat kejadian tadi, Hati Aiyla terasa sakit. Aiyla takut. Tak terasa air matanya mengalir, Aiyla menangis. Ia bingung apa yang harus ia lakukan.

Bagaimana bisa Sherin berfikiran serendah itu.
"Ya Rabb... bantu Aiyla. Beri Aiyla kekuatan untuk menghadapi setiap permasalahan dalam rumah tangga Aiyla. Beri Aiyla kesabaran." Ucap Aiyla dalam hati.

Aiyla kembali duduk termangu. Kejadian tadi selalu berputar-putar di dalam fikirannya. Hingga tak lama suara pintu di buka. Aiyla segera menghapus air matanya dengan cepat.

Setelah pintu terbuka menampilkan seorang pria putih, tinggi, dengan seragam operasi. Dia adalah Farhan.

"Mas" ucap Aiyla yang dibalas senyuman manis dari Farhan.

"Lama yahh nunggunya? Maafin mas ya..." ucap Farhan.

"Ngga kok... gpp lagian itu tugas mas." Ucap Aiyla pengertian.

Kemudian Farhan segera melepas seragam operasinya dan menggantinya dengan kemeja maroon yang tadi ia pakai.
Setelah selesai kini Farhan menidurkan dirinya di solat tempat Aiyla duduk dan meletakkan kepalanya di pangkuan Aiyla.
Aiyla pun mengelus kepala sang suami sayang.

"Sayang sore ini kita ke tempat bunda ya? Trus besok sorenya kita akan pulang ke rumah kita." Ucap Farhan

"Emang ga terlalu cepat mas?" Tanya Aiyla

"Ngga sayang... kita harus belajar mandiri kan?" Tanya Farhan balik.

"Yaudah Aiyla ikut apa kata mas aja." Jawab Aiyla tersenyum.

Setelah percakapan singkat tadi. Kini Farhan bangkit dari tidurnya. Kini Farhan bersiap untuk pulang.
Setelah siap kini Farhan meraih tangan Aiyla lalu menggandengnya.

"Ayo" ucap Farhan

"Kemana?" Tanya Aiyla.

"Pulang lah sayang." Ucap Farhan tersenyum.

Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit tempat Farhan bekerja.

Didalam mobil suasana menjadi hening dan canggung. Tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka. Mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

Tiba-tiba Farhan menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran.

"Yuk turun." Ajak Farhan

"Ngapain?" Tanya Aiyla.

"Kamu belum makan kan? Sekarang kita makan dulu" ajak Farhan

Lalu Aiyla menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Kini mereka sudah duduk di salah satu meja di restoran ini. Seorang pelayan pun datang untuk mencatat pesanan mereka.

"Silakan mas mba mau pesan apa?" Tanya pelayan itu ramah dengan senyuman.

Setelah mencatat beberapa pesanan mereka. Pelayan itu pun pergi meninggalkan mereka.

"Sayang" panggil Farhan

Aiyla yang dipanggil masih sibuk memikirkan kejadian tadi siang.
Setelah beberapa kali Farhan memanggilnya akhirnya Aiyla tersadar dari lamunannya.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Farhan lembut dengan senyuman yang meneduhkan.

"Ngga kok" jawab Aiyla berbohong.

"Kamu itu ga pandai berbohong. Kalau memang ada masalah, kita bicarakan baik-baik. Biar ga ada salah Faham diantara kita." Ucap Farhan yang kemudian tersenyum.

"Ngga kok mas. Ga ada apa-apa" ucap Aiyla meyakinkan suaminya. Ia tidak ingin membuat suaminya memikirkan hal yang tidak begitu penting.

Tak lama seorang pelayan datang dengan membawa pesanan mereka.

"Yaudah kita makan dulu" ucap Farhan yang mendapat anggukan dari Aiyla tanda setuju.

Kini tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Mereka menyantap makanan mereka tanpa ada suara.

Setelah tadi selesai makan. Kini mereka menuju rumah mama dan papa. Setelah menempuh perjalanan yang tak begitu lama. Kini mereka telah sampai di rumah mama dan papa.

"Assalamu'alaikum ma" ucap Aiyla dan Farhan lalu menghampiri mama dan mencium tangan mama.

"Wa'alaikumussalam sayang" jawab mama.

"Sini makan dulu." Ajak mama

"Udah ma. Tadi Aiyla dan mas Farhan makan dulu di luar." Jawab Aiyla

"Yaudah kalo gitu kalian istirahat dulu sana." Ucap mama

"Oh iya ma. Farhan sama Aiyla rencananya hari ini mau ke rumah bunda." Ucap Farhan pada mama.

"Kapan kalian mau ke rumah bunda?" Tanya mama

"Rencananya sore ini ma" jawab Farhan lagi.

"Gimana kalo habis maghrib aja? Nunggu papa pulang." Ucap mama

"Yaudah kalo gitu Farhan nurut mama aja." Ucap Farhan lalu menuju kamarnya dan Aiyla. Aiyla pun membuntuti Farhan.

Sesampainya di kamar. Aiyla segera merapikan barang-barangnya. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk Farhan.
Setelah selesai menyiapkan air hangat untuk Farhan Aiyla pun keluar untuk memanggil Farhan mandi.

"Mas... airnya udah Aiyla siapin. Mas mandi dulu" ucap Aiyla

"Iya sayang... makasih ya..." ucap Farhan

♡♡♡

Jangan lupa vote, komen, dan shere ke temen-temen kamu ya...

Follow igku @rufaqa_Alruwh04

Jodoh Pilihan PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang