Ghoul : Part 48

383 58 16
                                    

Hai! Sider? Jaga kesehatan ya! Dan buat yang udah setia sama ff ini, makasih banyak ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!
Sider? Jaga kesehatan ya!
Dan buat yang udah setia sama ff ini, makasih banyak ya. Sebenernya Ruby lagi sibuk di RL tapi setiap buka wp terus liat Veiw nya bertambah, Ruby jadi semangat lagi hehe. Maaf juga karena malah slow up hehe /Crying Inside/

Ruby juga lagi belajar memperbaiki kepenulisan, buat kalian yang udah paham boleh kok koreksi, Ruby malah berterima kasih banget^^

Ruby sayang kaliaaannn!❤

_________________________________________







Kelopak mata sayu yang terus mengeluarkan liquid bening itu tetap bertahan, menatap bagaimana sosok asing yang telah menjadi hidup barunya itu terduduk di sebuah kursi yang di kelilingi mesin. Pandangan mereka masih setia pada satu titik, saling melempar tatapan dengan perasaan berdeda.

Jisung meremat tangan Jungkook kala Peter mulai menutup kelopak matanya didalam ruangan kaca tersebut. Jungkook yang paham dengan perasaan sang keponakan lantas memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu. Bergumam bahwa semua akan baik-baik saja- karena memang itu'lah kalimat yang selalu ia ucapakan sebagai penenang, dengan harapan jika semuanya akan sesuai dengan ucapannya.

Seokjin menancapkan sebuah jarum yang langsung tersambung dengan selang berukuran kecil, tepat di kedua bahu Peter. Tubuh yang mulai tercetak jelas itu berhasil membuat Seokjin kagum. Bahu lebar dengan kulit Tan nya yang menambah kesan sexy? pada pemuda tersebut. Ah, bisa-bisanya ia kagum dengan tubuh seorang bocah.

Tubuh telanjang dada tersebut sedikit mengejang saat Seokjin menekan tombol khusus. Selang transparan tersebut kini berubah menjadi merah pekat. Darah Peter perlahan mengalir ke dalam tabung berukuran sedang.

Awalnya Seokjin berniat mengambil darah Peter sedikit saja, tapi pemuda itu malah meminta agar darahnya di ambil sesuai kebutuhan yang sudah di tentukan. Karena ia tak mau tindakan mereka berjalan setengah-setengah, jika darahnya memang sangat berguna, tidak seharusnya Seokjin sungkan dan ragu mengambil darahnya bukan?.

Darah tersebut sudah hampir setengah tabung, Seokjin rasa itu sudah cukup. Satu tangannya sudah akan mematikan mesin namun, Peter lebih dulu menahan tubuh Seokjin. Dengan mata yang masih setia tertutup menahan rasa sakit akibat desiran di sekujur tubuhnya, Peter menggeleng memberi tanda agar Seokjin tidak mematikan mesinnya sebelum semuanya selesai.

Seokjin hanya bisa menunduk khawatir, pemuda di hadapannya ini baru saja memulai hidup. namun, kenapa kekejaman dunia sudah menghakiminya agar segera- dan harus berjuang.

"Udah cukup, Peter."

Kalimat itu membuat Peter perlahan melepaskan cengkraman tangannya di lengan Seokjin. Dengan segera pemuda Kim tersebut mematikan mesin. Mencabut selang dari tubuh Peter dan membereskan semuanya.

[✔︎] GHOUL ||ᵐⁱⁿˢᵘⁿᵍ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang