⚜ sechszehn

9.4K 2.5K 866
                                    

gak nyangka bisa nembus 100k readers 😭


ΦΦΦ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ΦΦΦ

tinggal doyoung aja yang tersisa di ruang ramuan setelah kedua temennya tiba-tiba ngacir keluar. yang ngacir sebetulnya cuma jaehyuk, si jeongwoo kepaksa aja.

doyoung mengucap mantra yang membuat asap di dalam Pensieve menghilang, membereskan apa yang baru dipake, contoh yang bagus.

"doyoung."

ia berbalik, mendapati yiren yang muncul dari daun pintu dan berjalan ke arahnya.

doyoung mengangkat alis, "kok tau gue di sini, kak?"

"gue liat temen-temen lo keluar dari sini, makanya gue ngira lo ada di sini juga."

doyoung mengangguk-angguk. kini, yiren berdiri di sebelahnya, juga bersisian dengan Pensieve. tangannya menempatkan diri di pinggiran kuali tersebut.

"seberbahaya apa keadaan sekarang, doy?"

dari pergerakan dan ucapan yiren, doyoung tau kalau yiren paham atas apa yang baru dia dan temen-temennya lakuin.

doyoung menggeleng, "bukannya seharusnya lo yang lebih tau ya, kak? kan lo udah liat sekilas ramalan masa depan, terusan ngasih reminder kalau kami semua dalam bahaya."

"gue cuma ngasih tau apa yang gue liat buat jaga-jaga, tapi selebihnya, ramalan bisa berubah kok, doy."

"tapi, ya, situasi bahaya yang lo liat itu gak mungkin bakal langsung berubah jadi situasi damai kan?"

yiren menyunggingkan senyum, gak berniat menjawab.

"emang lo ngeliat apa aja sih, kak, di ramalan lo?" tanya doyoung.

ada beberapa detik keheningan mengisi ruang ramuan, seolah yang ditanya bingung merangkai kalimat.

"perang, perang yang besar." yiren menatap doyoung perlahan, "tapi, ini baru gue alamin pertama kali, susunan peristiwanya berantakan dan sebagian burem. gue gak tau kemampuan gue mulai menumpul atau emang bahayanya udah gak bisa diungkapin."

yiren menghela nafas. "gue cuma bisa bilang hati-hati buat kalian."

doyoung? diem, bahkan sampai yiren keluar dari ruang ramuan pun dirinya masih mematung.

ada kali lima menit dia begitu sebelum akhirnya semacam kesadar, kakinya mendadak meletoy. "demi apapun serem."

ΦΦΦ

"samuel? lo ngapain di sini?"

samuel mengerjap-erjap, menatap yoshi dan ayaka, kemudian menatap ke sekeliling.

"sam? asahi mana? harusnya lo sama dia."

kini, samuel menyentuh pelipis kepalanya dan berdesis. yoshi dan ayaka bertatapan kebingungan.

"i-ini dimana, kak?" tanya samuel.

kalau ini bisa diliat, ekspresi yoshi dan ayaka daritadi sama mulu. sekarang lagi mengernyit.

"hutan sebelah selatan, deket rumah kaca."

"lo mau kemana, sam?"

samuel mengangkat kepalanya, masih terlihat linglung. "gue tadi di kabin, terus... gak tau kenapa sekarang bisa di sini..."

ekspresi yoshi dan ayaka lagi-lagi sama, ekspresi khas orang yang gak bisa nerima penjelasan gak logis.

"gimana dah maksud lo?" ayaka nyeplos.

yoshi menyentuh pundak ayaka, "udah, udah."

samuel menggeleng, "gak tau, kak..." beneran linglung kayak kena santet.

yang kayak gini nih harus dilaporin ke sebelas temennya yang lain.

"sini, gue anterin lo balik, biar diurusin asahi aja."

ΦΦΦ

dialog yang seharusnya berjalan antara dua orang (mashiho dan nako) gak bisa lagi disebut dialog karena banyak yang mantau dari jarak 5 langkah.

usai obrolan singkat, mashiho kembali menghampiri teman-temannya.

"kata nako, jihan emang ngasih kentang busuk buat dijadiin pupuk kompos." telunjuknya mengarah pada gudang kayu yang gak jauh dari rumah kaca. "tuh di situ kentangnya, udah bercampur sama tai-tai."

"dih tai."

jaehyuk bergedik, "tainya jihoon di situ juga kali ya."

yedam ketawa dulu sebelum akhirnya geli juga, "stop bahas pertaian. coret jihan dari terdakwa sementara."

"sementara? rasa-rasanya kayak kita bakal curigain dia lagi."

"ya mungkin aja." balas hyunsuk. "gak cuma jihan sih, semua yang ada di sekitar kita juga."

makin ke sini, makin serius aja.

"btw, asahi, itu saudara lo."

asahi dan yang lain ikutan menoleh, ada yoshi yang berjalan serta menuntun samuel.

asahi baru aja memasang wajah bertanya-tanya ketika yoshi langsung menggerutu di depannya. "harusnya lo awasin."

kulit asli samuel memang pucat, tapi sekarang 2x lebih memucat.

"lo sakit, kak sam?" tanya haruto. gak ada jawaban, samuel beneran keliatan kayak orang sakit yang butuh istirahat secepatnya.

"nyasar lagi, tapi kalau lo tanya, dia gak ngerti apapun." kemudian, dengan mengandalkan gerakan bibir, yoshi menyebut, "linglung."

"lebih baik lo anter dia balik, sa. kita bahas ini nanti."

asahi menuruti saran hyunsuk dan bergegas membawa saudaranya yang persis orang tipes itu untuk pergi.

jeongwoo tampak mengulum dam berpikir sesuatu. "eh, kak yedam, tiba-tiba gue keinget."

"apa?"

"buku fakta dan ramalan punya lo, yang dikasih Athena."

mengerti akan maksud jeongwoo, yedam menjawab. "udah gue cek tiap malem, gak ada tulisan baru yang muncul."

"terakhir ngecek kemaren?"

"iya."

"kita cek lagi sekarang." jaehyuk menarik tangan yedam dan berjalan di depan, dari arah jalannya kayaknya mau menuju kabin Athena.

yedam ngira jaehyuk bakal berhenti dan nyuruh dirinya buat masuk ngambil buku.

ternyata tidak, saudara-saudari sekalian.

jaehyuk yang membuka pintu kabin. mengucap salam? oh tentu tidak. persis sama waktu dia masuk kabin Persephone dan kamar jihoon, apalagi waktu itu sambil ketawa-tawa.

"kamar lo mana, dam?"

yedam menunjuk salah satu pintu. jaehyuk baru melepas tangan yedam setelah mereka berdua berada di dalam kamar.

"mana buku lo?"

yedam berjongkok di sebelah ranjang tempat tidurnya, kemudian ia menarik tas kecil dari kolong. terdapat satu buku di dalam tas tersebut, buku yang terakhir kali dilihat jaehyuk 2 tahun lalu.

yedam membuka buku ke bagian tengah dan terdiam untuk waktu yang lama.

"gimana? ada sesuatu?"

"ada."

jaehyuk berjongkok di sebelah yedam. hanya ada satu kalimat yang tertulis di halaman yang sedang dibuka yedam.

selalu awasi sekitar. jangan sampai tertipu.

[ii] feverfew ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang