⚜ fünfundzwanzig

7K 1.9K 895
                                    

halo! maaf ya ngilang lama 😔 makasih udah nungguin cerita ini so here we go~

halo! maaf ya ngilang lama 😔 makasih udah nungguin cerita ini so here we go~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ΦΦΦ

meskipun doyoung juga curiga sama yiren, ia masih memproses perkataan yujin tentang perilaku yiren.

cowok itu gak nyangka, yiren selama ini ada di pihaknya, selalu memperingati dirinya dan teman-temannya untuk berjaga-jaga, dan juga dengan senang hati membantunya untuk lulus ujian kenaikan. tapi, malah gini?

"lo ragu?" tanya yujin.

doyoung menata kembali perlengkapan P3K, menggertakan giginya, "bukan ragu, yujin. gue masih nyerna."

"tapi?" cewek itu kembali menatapnya seakan-akan memintanya untuk betulan percaya dengan kronologi yang dia ceritakan.

doyoung gak menjawab, antara belum sempat atau memang mengambil kesempatan untuk berpindah ke ruang ramuan menggunakan jurus kesayangannya itu. 

"rambut lo." ujar doyoung.

doyoung berdiri, menyingkirkan kain putih yang menyelimuti benda keramat di tengah ruangan. dengan kondisinya yang bimbang mau memihak siapa, Pensieve merupakan satu-satunya cara agar ia dapat mengambil keputusan.

yujin menurut, ia menarik sehelai rambutnya dan menjatuhkannnya ke dalam Pensieve.

sebuah latar lorong hallava muncul, menampilkan kilas peristiwa yang dialami yujin pagi ini. lorong yang dilalui yujin untuk pergi ke kelas, ini pasti setelah yujin bertabrakan dengannya.

hanya tinggal beberapa langkah lagi untuk menggapai gagang pintu. namun, tiba-tiba saja, ia tertahan, seseorang mencekal tangannya.

yujin berbalik, dan seketika itu juga, tubuhnya menegang. rengkuhannya pada alat tulis yang dibawanya mengerat.

itu yiren. penyihir cantik tersebut tersenyum, tapi bukan senyuman manis yang biasa ia tebarkan, senyuman itu terlihat berbeda. sekejap itu pula, mereka menghilang.

seorang yiren menggunakan apparate. ulangi, seorang murid teladan baru saja melanggar aturan sekolah.

ini udah cukup mengherankan.

kini mereka berada di gudang. yiren mendorong yujin ke lantai dan menyudutkannya ke dinding dengan tatapan tajam.

"lo ngapain sih, kak?!" yujin meraba-raba sekitarnya dengan panik, mencari dimana tongkat sihirnya. namun, ia kalah cepat. ia tidak menyadari sebuah tongkat sihir telah diarahkan padanya. tangan dan kakinya menyatu, terikat dalam sebuah simpul. dan sebelum ia sempat berteriak, mulutnya terkantup, melekat satu sama lain.

yiren berjongkok, tongkatnya bergerak ke dagu yujin, memaksa gadis itu untuk melihatnya. "lo... ngeliat gue semalem ya?"

nafas yujin tercekat.

[ii] feverfew ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang