Gadis cantik yang terjebak perasaan kepada sahabat nya sendiri pada masa SMP dan kemudian dipisahkan oleh jarak pada waktu SMA selama empat tahun dan didekatkan kembali oleh semesta.
Mungkin bagi Nayla semesta tak adil baginya namun bagi Kavin, ia s...
Haiii cerita ini dengan senang hati menerima masukan dan saran ya jadi kalian kalo ada saran atau kalo misalnya ada typo atau kalimat yang kurang tepat kalian bisa koreksi ya dikomen tolong dukungan nya!!!! Selamat membaca ><
****
Ruangan tunggu operasi terasa begitu mencekam, mereka menunggu tanpa kepastian dan tanpa kabar sudah 5 jam sejak terakhir gadis cantik itu masuk kedalam sana.
Gadis cantik itu bernama Nayla Faradila Anjani, mungkin sedikit orang yang mengenal nya namun kehidupan gadis tersebut terlalu rumit untuk di mengerti secara sederhana. Dibalik wajahnya yang selalu tersenyum dan selalu terlihat tegar, siapa sangka jika dibalik semuanya ada perasaan yang sulit ia jelaskan(?).
Sejak be-berapa tahun yang lalu Nayla di diagnosa mengidap penyakit Kanker Otak Ganas dan sudah pada stadium akhir penyakit yang be-berapa tahun ini sudah ia sembunyikan rapat-rapat, ia menahan sakit nya sendiri gadis cantik ini bahkan tak membiarkan tunangan nya tau jika ia sakit.
"B—Bun..." suara Kavin terdengar gemetar dan parau gadis-nya kini tengah berjuang didalam sana untuk kembali hidup.
"Ke—kenapa Tuhan jahat sama Kavin B—Bun?" tanya Kavin mata nya menahan genangan air mata yang mungkin bisa saja terjatuh tanpa permisi.
"Kavin sayang Nayla, Bun." kini Kavin terisak di hadapan Bundanya, dipelukan sang Bunda dan semua orang yang ada disana menyaksikan seorang Kavin menangis hanya untuk Nayla, sumpah dia mencintai Nayla melebihi ia mencintai dirinya sendiri.
Kenapa Tuhan selalu mempermainkan takdir dan dirinya, Kavin meraung menangis tersedu-sedu memanggil nama Nayla mungkin saja gadis-nya bisa bangkit kembali, usaha yang gadis-nya selama ini lakukan tak akan sia-sia jika ia berhasil bangun sekarang. Kavin berjalan mendekati Pintu ruangan yang lampu "on" nya masih menyala dimana tempat Nayla melakukan operasi.
"Ya—Yaya, ayo bangun sayang," ujar Kavin dengan suara parau.
"Aku bodoh, harusnya aku sadar ini dari lama tapi aku dengan gampang nya percaya sama omongan kamu yang kamu bilang kalo kamu baik-baik aja—Yaya gak boleh ninggalin Kavin—Yaya, Kavin gak bisa tolong bertahan sedikit lagi." ucap Kavin sambil mentap Nayla melalui jendela kecil yang ada dipintu itu.
"Bun, wa—waktu itu Yaya sakit, dia cuman bilang "It'sokay Vin, semuanyabaik-baikajaakugaksakitkok, cumanpusing," —selama ber-tahun-tahun Yaya hidup berjuang sendiri ngelawan sakit nya Bun—Kavin bodoh, Kavin gamau kehilangan Yaya tolong Bun, Yah. Ajak Yaya balik ke Kavin—dia gak bisa nolak Bunda sama Ayah kan?" Kavin menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, ia berlutut dihadapan kedua orang tuanya memohon, menangis dan meminta.
Kehidupan Kavin rasanya hancur seketika kebahagiaan nya, tawanya, belahan jiwanya, gadisnya. Kenapa tuhan merenggut semua yang dia punya(?) Kavin tak mampu menahan isakan nya yang tadinya hanya menangis tersedu-sedu kini bahkan ia tak bisa mengeluarkan air matanya, ia hanya mampu tersenyum getir melihat sang gadis yang ia cintai terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.