28. Sang Narator

11 3 0
                                    

"Baiklah semuanya, drama telah selesai!" pekik sang sutradara film.

Aku hanya bisa menatap mereka yang saling berpelukan senang, sudah 30 hari sejak pembuatan film dan akhirnya film pendek ini selesai juga. Sebagai seorang penulis aku sangat bangga karena karyaku bisa naik layar lebar.

"Selamat Dilfa, karyamu sungguh luar biasa, aku suka adengan saat Selena menusuk dirinya sendiri, itu sangat dramatis," puji Leo yang berperan sebagai Miko di film ini. Aku tersenyum untuk membalas pujiannya dan mengucapkan terima kasih.

"Fa, saatnya pulang," panggil seseorang yang ternyata adalah suamiku.

Aku bergegas berlari kearahnya. Saat ini dia sedang menggendong anak kami yang berumur satu tahun. Warna mata anak ini mirip sepertiku, berwarna biru cerah seperti lautan. Pipi merah serta tawanya yang lucu membuat rasa capekku seketika hilang.

"Anak mama lucu sekali," ujarku sambil menggendongnya. Kami bertiga kemudian menuju ke mobil setelah berpamitan dengan semua kru yang ada di sana.

"Kau sangat senang sepertinya hari ini, itu terlihat dari wajahmu yang bertambah cantik," tutur suamiku di sepanjang perjalanan pulang.

"Bisa saja kau, dasar tukang gombal."

Dia benar, aku sangat senang hari ini, karena akhirnya cerita itu selesai juga. Ending yang cukup mengejutkan bagi sebagian orang. Buku itu berhasil terjual padahal aku hanya iseng-iseng menulis kisah kami dulunya.

"Aku harap mereka berdua terlahir kembali dan bisa bersama," ucapku sambil melihat pemandangan dari luar kaca mobil.

Arkan kemudian tertawa, entah apa yang lucu. Suamiku itu benar-benar tak mudah di tebak. Sudah 5 tahun ini dia bekerja menjadi seorang polisi untuk mengungkap kasus-kasus misterius yang berhubungan dengan mantra.

"Aku rasa harapanmu itu sudah terwujud," ungkapnya yang masih saja terus tertawa.

"Apa yang lucu? Dan berhentilah membuatku harus menebak-nebak!" bentakku sambil mencubit pipinya agar dia berhenti tertawa.

"Nanti saja, aku sedang menyetir."

Aku menurut dan kembali melihat pemandangan yang ada di luar. Sungguh sangat indah malam ini, bulan sangat besar seolah sangat dekat sekali dengan bumi. Bintang-bintang ikut menemani, jalan tol yang kami lalui cukup sepi karena tempat ini berada dekat dengan perbukitan.

"Aku sudah menyesal membeli rumah dekat dengan hutan, kita jadi sangat sulit berbelanja serta jarak antar rumah di sini cukup jauh, aku jadi sedikit kesepian," tuturku padanya. Harap-harap saja dia mau menuruti keinginanku untuk pindah rumah.

"Aku tak akan terbujuk, lagi pun rumah yang ada di kota cukup mahal dan kau tau juga alasan kenapa kita tinggal di dekat hutan."

Dia selalu saja mempunyai jawaban yang bagus dan aku akan selalu kalah kalau berdebat dengannya. "Kalung bumi itu kini bereaksi lebih cepat, aku rasa dalam waktu dekat pelayan Miko akan mengambilnya kembali."

Arkan terdiam mendengar ucapanku barusan. Mobil seketika dia hentikan lalu ia menoleh kearah tempat anak kami sedang duduk.

"Dengarkan aku Dilfa, bawa dia pergi menjauh dari tempat ini, kalian berdua harus pergi sangat jauh dan jangan kembali!" teriaknya padaku secara tiba-tiba.

"Ada apa Arkan?" tanyaku bingung.

"Anak itu, dia adalah jelmaan dari Selena, pelayan Miko berusaha merebutnya kembali karena--"

"Karena apa?!"

"Miko juga sudah terlahir kembali tapi dalam wujud seorang manusia biasa, dia di usir oleh kerajaan iblis dan saat ini diasuh oleh seorang kakek dan nenek yang tinggal di bawah bukit ini, bawa anak kita ke sana," perintah Arkan padaku.

"Tidak, aku tak mau meninggalkanmu sendirian," ucapku sambil menangis. Dia langsung saja memelukku dan berkata bahwa dia akan kembali hidup-hidup.

"Percayalah padaku Dilfa, tanpamu sang narator cerita, Selena dan Miko akan mengulang kembali cerita masa lalunya," jelas Arkan.

"Maksudmu segala cerita di awal akan kembali terjadi dan terus berulang."

"Itu benar, aku sudah menyelidikinya selama 5 tahun ini dan semuanya tertuju pada kalung itu. Sebelum mati, Miko berharap bisa mengulang lagi kisahnya di masa lalu sampai dia dan Selena akhirnya bisa bersama."

Aku sangat terkejut mendengar pernyataannya. Berarti semua kejadian yang sangat menyakitkan di masa lalu akan terus berulang kembali. Pantas saja Selena mendapatkan kekuatan terkutuk untuk menghidupkan dirinya lagi. "Baiklah, tapi berjanjilah padaku kau akan kembali."

"Aku berjanji."

Arkan berlalu pergi menggunakan mobil menuju kerumah kami berdua. Aku dan anakku bergegas lari menuruni bukit untuk mencari keberadaan kakek dan nenek yang menjaga dan mengurus Miko berwujud manusia.

"Selena, Miko, kami berjanji akan menyatukan kalian lagi."

--------------------------------------------------------------

[9-3-21]

Earth Necklace [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang