29. Impian Terwujud

7 2 0
                                    

"Impianmu sudah aku wujudkan."

***

Dilfa terus saja berlari untuk menuruni bukit. Hanya sedikit mobil yang melintas karena jalan di situ cukup curam. Sesekali dia berhenti untuk mengambil nafas.

"Tenang sayang, sebentar lagi kita akan sampai."

Seperti yang ia katakan barusan, beberapa rumah penduduk mulai terlihat. Dia langsung lari menuju ke arah sebuah pondok di tepi sungai.

Tok ... Tok ... Tok ...

Dilfa berulang kali mengetuk pintu ramah itu, tapi tak ada yang membukakan pintu. "Apa sudah terjadi sesuatu pada mereka?"

Tiba-tiba pintu terbuka. Tampaklah sosok seorang nenek-nenek tua yang sedang mengendong bayi. Dia tersenyum dan kemudian mengajak Dilfa untuk masuk ke dalam rumah.

"Ada keperluan apa kau datang ke sini?" tanya si Kakek yang baru saja pulang dari memancing ikan.

"Aku ke sini untuk melindungi anak itu," tunjuk Dilfa ke arah bayi yang di gendong oleh si nenek tadi.

Bukannya terkejut, kakek malah mengambil bayi yang di gendong oleh nenek dan meletakkannya di depan Dilfa. Tentu saja perempuan itu langsung kebingungan.

"Anak muda, kau pasti Sang Narator, pembawa cerita untuk anak-anak ini, bacakan mereka suatu cerita di masa lalu dan kau akan menemukan jawabannya," jelas kakek tersebut dan kemudian ia duduk di dekat si nenek.

Dilfa mulai menceritakan semuanya, tentang masa kecilnya sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang pria aneh yang menawarkan dia mengikuti sayembara kalung bumi. Bukan hanya itu dia menceritakan semua tentang Selena serta Miko yang entah kenapa dia bisa mengetahuinya, padahal waktu itu dia tak ada di samping mereka berdua.

"Dengarkanlah Nak Dilfa, anakmu itu bernama Selena Yuhana, jadi orang di masa lalu yang berbagi jiwa denganmu adalah anakmu sendiri. Itu sebabnya kalian berdua sangat mirip, angin yang menganggumu adalah gangguan dari si kalung bumi, ia ingin kau tetap mengikuti arus takdir dan tak membunuh Selena waktu itu," ungkap si kakek pada saat Dilfa telah selesai menceritakan ceritanya.

Dilfa sangat syok dan cukup terkejut. Berarti dahulu dia hampir membunuh anaknya sendiri, tapi bagaimana bisa dia terlahir dengan umur yang sama dengan Selena. "Maaf Kek, aku cukup bingung kenapa aku bisa lahir kembali dengan usia yang sama dengan Selena?"

"Itu cukup mudah, kalung bumi akan mengirimkan jiwamu lagi ke keluarga yang sama, dia akan terus membuat takdir yang sama seperti di ceritanya, sebenarnya Nak, kau sudah mati," jawab Kakek itu yang seperti mengetahui segalanya.

"Kenapa kakek bisa tau semua cerita ini?"

"Aku lupa memperkenalkan diri, nama Kakek dulunya adalah Arkan dan ini istri kakek namanya adalah Dilfa."

Saat ini situasi semakin membingungkan. Kepala Dilfa sangat sakit memikirkannya. Jadi orang yang mengasuh Miko adalah dirinya yang sudah tua, sedangkan yang mengasuh dan melahirkan Selena adalah dirinya yang masih muda.

"Kau harus membawa mereka berdua ke sungai di depan rumah, lalu hanyutkan mereka bersama kalung bumi," perintah si Nenek sambil memberikan Dilfa sebuah nampan kecil.

Earth Necklace [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang