24. Kekacauan!

5 1 0
                                    

Selena yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung terkejut karena telah terbaring di rerumputan hijau. Dipandangnya tempat itu dengan seksama, mencoba mencari tau tempat apa ini.

"Aku ada dimana?" tanya Selena yang sangat kebingungan. Gadis itu mulai berdiri dan mencoba untuk berjalan.

"Padahal aku habis di jahit kemarin, tapi kenapa kini aku bisa berjalan?"

Banyak pertanyaan yang kini melintasi kepalanya. Suara alunan musik berhasil mencuri perhatiannya, bergegas dia berlari menuju sumber suara.

"Darimana asal suara itu."

Walau sudah berlari mengelilingi padang rumput dia tak kunjung melihat orang yang bermain alat musik. Sedari tadi ia hanya melihat padang rumput yang luas sejauh mata memandang.

"Selamat datang di duniaku," sapa seseorang yang tidak Selena kenal.

"Kau siapa!?" tanya Selena sambil berteriak karena dia sangat ketakutan.

"Aku adalah bunga mawar yang ada di cincinmu, tuanku sudah memperintahkan untuk menjagamu di duniaku ini, jika sudah saatnya kau boleh keluar," jelas orang tadi.

"Tidak bisa, aku harus keluar sekarang juga!" pekik Selena yang marah.

"Kau sangat menjengkelkan."

Sebuah akar yang menjalar dari bawah tanah langsung mengikat tubuh Selena dengan kuat. Membuat gadis itu tak bisa bergerak kemana-mana.

"Lepaskan aku, tolong!"

Saat jiwa Selena sedang berupaya menyelamatkan dirinya. Raga gadis itu malah di ambil alih oleh si pelayan Miko. Dia berniat untuk membuat kekacauan menggunakan tubuh gadis yang dia rasuki itu.

"Arkan, bisa tolong ambilkan aku buah," pinta si Selena palsu pada Arkan yang datang menjenguknya.

"Baiklah."

Arkan mengambil buah yang ada di samping tempat tidur Selena, ternyata semua buah telah di potong. Dengan cepat dia mengambil beberapa potongan dan memberikannya pada Selena.

"Makanlah ini," ujar Arkan sambil memberikan potongan buahnya.

"Terima kasih."

Selena palsu memakan buah dengan lahap seolah tidak makan berhari-hari. Arkan yang melihatnya cukup merasa kasihan, baginya Selena selalu menghadapi hal yang cukup sulit tapi gadis itu tidak pernah menyerah dan terus berusaha.

"Aku akan bertanya pada dokter apakah kau boleh makan daging sekarang, jadi kau tak perlu lagi hanya memakan buah," tutur Arkan sambil mengusap lembut kepala Selena yang sedang makan buah.

"Apakah Arkan mau pergi? Jangan tinggalkan aku!" pekik Selena palsu sambil memeluk tubuh Arkan. Dilfa yang baru saja masuk ke ruangannya langsung terkejut dan menjatuhkan barang yang dia bawa.

"Selena apa yang kau lakukan, lepaskan."

Arkan berusaha melepaskan pelukan Selena. Dia takut Dilfa akan salah paham lagi padanya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuat Dilfa menangis lagi.

"Gak apa kak, aku permisi dulu," pamit Dilfa yang langsung lari meninggalkan ruangan.

"Dilfa tunggu!"

Arkan yang sudah terlepas dari pelukan Selena palsu, dengan terburu-buru berlari mengejar Dilfa. Ia ingin meluruskan kesalah pahaman yang terjadi, laki-laki itu juga tak tau kenapa si Selena tiba-tiba saja memeluknya seperti itu. Seolah bukan Selena seperti yang ia kenal.

"Cinta para remaja memang sangat mudah untuk di hancurkan," gumam si Selena palsu. Dia kemudian berjalan meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang tau bahwa Selena sudah hilang dari kamarnya.

"Sekarang, yang mana dulu harus aku hancurkan."

Si Selena palsu itu mengambil beberapa batu kerikil yang ada di tanah. Dan mengubahnya menjadi bom kecil menggunakan mantra. Tak lama kemudian bom itu ia lemparkan di titik tempat yang terdapat banyak kerumunan.

"Selamat tinggal," ucapnya sambil berlalu pergi.

Satu persatu bom mulai meledak. Para peserta sayembara kalung bumi banyak yang terluka bahkan ada yang meninggal. Para panitia berusaha menyelamatkan orang yang masih bisa untuk di selamatkan. Karena mereka juga tak tau seberapa banyak bom kecil yang di tebarkan.

"Arkan, kata perawat Selena menghilang dari tempat tidurnya."

Arkan yang baru saja tiba setelah berbicara sebentar pada Dilfa langsung terkejut bukan main. Dia sangat khawatir kalo Selena akan terluka bila berjalan keluar.

"Temukan dia sekarang juga! Cari di setiap sudut rumah sakit dan di seluruh asrama!" perintah Arkan pada anak buahnya.

Kekacauan terjadi di mana-mana, suara teriakan meminta tolong terdengar hampir di seluruh penjuru asrama pencarian kalung bumi. Selena palsu hanya bisa tertawa menyaksikan pemandangan itu dari atas gedung tertinggi yang ada di sana.

"Hahah, teruslah kalian berteriak meminta tolong, itu sangat menghiburku."

Dilfa yang juga ikut mencari keberadaan Selena, tanpa sengaja melihat si Selena palsu yang sedang tertawa dari atas gedung. Ia bergegas menuju ke gedung itu dan ingin memastikan sesuatu. "Aku berharap kecurigaanku salah."

Diam-diam dia bersembunyi di dekat Selena. Ia bisa mendengar semua ucapan Selena dari sana. Ternyata kecurigannya memang benar, apa yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Selena melainkan orang lain yang mengambil alih tubuhnya.

"Dasar! Dia kira Selena mendapatkan tubuh itu dengan mudah, dia harus menjadi parasit di tubuhku dulu baru bisa mendapatkan tubuh itu!" pekik Dilfa yang kini sudah keluar dari tempat persembunyiannya.

"Huh, ternyata satu kelinci sudah datang sendiri ke kandang buaya," ucap Selena sambil tersenyum sinis.


●○○●○○●○○●○○●○○●○○●○○●○○●○○●○○●○○

[6-3-21]

Earth Necklace [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang