Samudra yang sedari tadi mendengarkan rencana yang dibuat Rey bersuara.
"Kumpul dimarkas jam sepuluh dan ingat!! nggak ada yang boleh bawa sejam, kalian langgar akan tanggung akibat nya!" ucap nya tegas, lalu ia bangkit meninggal kan markas bersamaan dengan Devan yang ikut bangkit dari duduk nya.
"Mau kemana lo pada?" Tanya Leon.
"Pulang" yang menjawab adalah Devan karna Samudra sudah keluar.
Rey yang ingin pulang pun ikut bangkit dari duduk nya.
"Lo juga mau kemana Rey?" Tanya nya lagi pada Rey
"Pulang juga lah bego!" Jawab Rey ngegas
"Yaelah kaga usah ngegas juga kali, orang lo belum juga naik motor udah ngegas aja" lanjut Leon polos.
"Serah lo yon serah kega ngapa-ngapa gue kaga ngapa-ngapa" mengusap dada nya sabar.
Leon hanya terkekeh.
"Aelah baperan amat lo jadi orang kek cewe lagi pms, bareng ngapa gue juga mau pulang" merangkul bahu Rey tapi segera ditepis oleh nya dan berjalan mendahului Leon.
Setelah berpamitan kepada anak-anak Leon dan Rey meninggal kan markas menuju rumah masing-masing.
**
Dimansion, Samudra baru saja sampai dan menyalimi Ana, mama Samudra yang keluar dari dapur. Seperti nya mama nya itu selesai memasak, pikir Samudra."Baru pulang Sam?" Tanya Ana
"Hm" jawab Samudra
"Yaudah kamu mandi ganti baju, sholat habis itu baru kamu turun makan"
"Iya ma" jawab nya menuju kamar nya untuk melaksanakan apa yang mama nya itu bilang.
"Nggak anak nggak bapak sama aja dingin nya" geram Ana dengan sikap anak nya yang sama seperti suaminya. Bahkan sikap Samudra lebih dingin dari pada bapak nya.
**
Sedangkan di rumah Qilla atau bisa dibilang juga mansion karna rumah Qilla tak kalah mewah dan besar dengan rumah samudra, tapi tetap saja besar rumah Samudra. Aqilla yang baru saja bangun dari tidur nya ia merasa bingung terakhir dia pulang bersama dengan Samudra, lalu kenapa ia bisa berada didalam kamarnya?."Masa ia si kutub Samudra yang ngangkat gue nggak mungkin dong?? Apa dia seret gue yah? Tapi kok badan gue nggak sakit-sakit tuh" monolog Qilla.
Lalu ia terdiam mengingat dia pulang bersama dengan Samudra lalu mulai menyadarkan kepala dibahu Samudra dan tangan nya yang tidak sengaja di lingkar kan ke pinggang
"Ck, ngapain gue mikirin itu sih, pake senyum-senyum lagi. Masa ia gue suka sama si kutub" gerutu Qilla
"Dah lah mending gue mandi, berendem enak kali yah seger" lanjut nya dan beranjak dari kasur nya menuju kamar mandi.
Ceklek.
Bunyi pintu kamar mandi yang terbuka dan muncul lah Qilla dengan wajah yang lebih segar. Selesai Qilla turun menuju dapur karna ia belum makan dari sepulang sekolah dan berakhir tertidur saat pulang bersama samudra.
Menuju dapur Qilla melihat bunda nya sedang menonton Drakor dengan kripik kentang, tidak mau mengganggu bunda nya Qilla melanjutkan menuju dapur.
"Gue lagi pengen mie yang pedes" ujar nya "bikin aja deh tambahin telor enak kaya nya" sambungnya.
Saat asik membuat mie ada suara yang mengagetkan Qilla. "Lagi bikin mie yah Qil? Mau dong gue juga lagi pengen mie" Tanya Devan.
"Ishh ngagetin aja sih!" Kesal Qilla "bikin sendiri lah enak aja lo suruh-suruh gue, emang gue siapa lo?" Lanjut Qilla
"Lo lupa lo itu kembaran gue, Aqilla fahrezi Watson. adek gue, gue itu kakak lo. Durhaka lo sama gue" kekeh Devan dan menekan nama Qilla.
"Ck, iyaiya nih gue bikinin" cemberut Qilla
"Nggak ikhlas nih bikin nya" goda Devan
"Silahkan abangku Devan yang jelek dinikmati hidangan nya" menaruh mie nya dihadapan Devan dengan muka yang di tekuk.
Devan hanya terkekeh mendengar ucapan qilla, lalu mengacak rambut Qilla yang sudah duduk di hadapan nya.
Saat akan memakan mie nya ada sebuah tangan menghalangi Qilla. "Lo pakai berapa cabai?!" Tanya Devan dingin, karna ia melihat kuah Qilla yang merah dan ada beberapa butir cabai.
"Hm...enam bang" jawab nya takut. Qilla tahu Devan akan marah jika melihat nya makan-makanan yang pedas, hal itu akan berdampak pada maagh nya. Saat Qilla kecil dulu ia sering memakan mie yang berkuah pedas dan mengakibatkan Qilla jatuh sakit dan saat itu lah Qilla mempunyai maagh.
Devan yang mendengar ucapan Qilla menatap tajam dan menukar mie Qilla dengan mie nya, ia tahu Qilla tidak menambah kan cabai ke dalam mangkuk nya. Qilla yang melihat itu hanya menghela nafas kasar batal sudah rencana makan mie yang pedes karna Devan.
"Makan" ucap Devan dan mengusap kepala Qilla sayang. "Lo tuh punya maagh nggak boleh kebanyakan makan pedas" lanjut nya mengingat.
Qilla hanya mengangguk dan mulai memakan mie nya.
Selesai makan Qilla membereskan mangkuk dan gelas lalu mencucinya, kenapa tidak maid? Qilla yang menyuruh nya untuk membereskan yang lain saja. Sedari kecil Devan dan Qilla sudah diajarkan untuk mandiri, walaupun Devan dan Qilla dari keluarga kaya namun ayah dan bunda nya mengajarkan ia untuk tidak merepotkan orang lain. Kita diberi tangan dan kaki yang utuh, jadi jangan merepotkan orang lain selagi kita masih bisa! Itu yang dikatakan oleh bunda nya.
Di mana Devan? Devan sudah berada di dalam kamar nya. Dan sekarang ia bersama dengan bunda nya yang masih sibuk dengan Drakor nya. dasar emak-emak jaman now, ucap nya dalam hati.
Saat asik menscroll Instagram nya ada chat yang masuk dari nomor tidak dikenal namun ia tidak hiraukan dan lagi-lagi chat dari nomor yang sama Qilla yang penasaran pun membuka nya dan mengernyitkan dahi nya bingung.
Cie gantung yah:>
-
-
-
-
Yang udah vote makasih, yang belum vote, ya ngevote lah biar tambah semangat bikin lanjutan nya wkwk.Mansion keluarga Pradipta
Mansion keluarga Watson
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Teen FictionFOLLOW DULU YUK😉 "Menarik" batin Samudra dengan menunjukkan smirk. "Mine" ucapnya dingin namun terkesan tajam. "hah?!" kaget Qilla. Nih orang apa-apaan kenal kaga tiba-tiba main mine-mine aja.batinku "Lo pacar gue sekarang dan gue nggak nerima peno...