Malam hari, dikamar nya Qilla kini tengah dilanda kegabutan. Sedari tadi ia hanya berguling-guling dikasur dengan selimut yang membungkus tubuh nya.
Bangun dari rebahan nya. Rambut yang acak-acakan seperti singa, muka nya kusut. Sungguh diri nya bosan hanya bermain ponsel, menscroll Twitter dan bolak balik beranda saja.
Qilla beranjak dari kasur keluar dari kamar nya menuruni tangga untuk turun ke lantai bawah. Diujung tangga Qilla melihat Devan yang tengah menonton TV, aahhh salah tapi tv yang menonton Devan. Terlihat tangan Devan yang sibuk mengetik sesuatu diponsel lelaki tersebut.
Sepi, satu kata yang ada dibenak Qilla. dimansion yang besar ini hanya ada para maid dan bodyguard yang berjaga. Bunda dan ayah nya pergi ke acara kolega bisnis Radit.
Qilla berjalan mendekati Devan lalu duduk di sebelah sang abang memandang Devan polos. Devan yang menyadari keberadaan Qilla duduk dan menyandar kepala pada pundak nya pun menyudahi bermain ponsel, Qilla mendusel pada ceruk leher Devan.
Devan tahu Qilla sedang ingin bermanja saat ini, tangan nya bergerak mengelus rambut Qilla.
"Kenapa, hm?" Tanya Devan
Qilla semakin nyaman merasakan elusan Devan
"Bosen" ucap Qilla lirih dengan suara yang teredam dileher Devan
Beruntung Devan mempunyai pendengaran yang tajam jadi ia masih bisa mendengar suara Qilla yang seperti bisikan.
Devan membawa kepala Qilla untuk tiduran dipaha nya. Memudahkan Devan menatap wajah Qilla yang sedang cemberut, bibir yang mengerucut dan wajah nya yang ditekuk membuat pipi yang sedikit berisi tersebut menggembung.
Devan terkekeh melihat wajah lucu Qilla. Ia menekan nekan pipi Qilla lalu mencubit pipi chubby itu membuat si empu memekik kesal.
"Ck! Devan diem ih" bukan nya diam Devan semakin gencar menjahili Qilla, bahkan Devan sampai menggigit pipi Qilla yang seperti mochi, kenyal-kenyal halus.
"DEVANN... IHH JANGAN DIGIGIT! SAKIT TAU" Teriak Qilla kesal dengan rengekan karna sudah dipastikan pipi nya memerah ditambah gigitan Devan yang membekas
Qilla menglap pipi yang bekas digigit Devan yang sial nya adalah kembaran nya sendiri.
"Iya... Iya maaf. Abis nya lo gemesin, nggak tahan buat nggak gigit lo"
"Vampir" ucap Qilla dengan mata yang melotot
"Iya, gue vampir mau gigit lo terus gue minum deh darah lo" canda Devan
Qilla menjitak kepala Devan membuat si empu meringis. Tangan Qilla itu bisa dibilang kecil tapi tenaga nya lumayan juga.
"Nggak lucu!"
"Devan gue bosen ihhh" rengek Qilla lalu menenggelamkan wajah nya diperut Devan
Sejenak Devan diam, Qilla kembali melihat Devan yang hanya diam. Mendengus karna ucapan nya tak ditanggapi.
"Bangun"
"Ihh gue kan lagi bosen, harus nya lo itu ngajak gue keluar atau kemana gitu"
"Gimana mau keluar kalo lo nya aja nggak mau bangun dari paha gue, paha gue senyaman itu ya sampe lo nggak rela bangun" ucap Devan panjang dengan PD nya.
Sudah dibilang bukan, Devan akan berubah sikap nya menjadi lebih hangat dengan orang terdekat nya saja. Terutama dengan Qilla, ia akan berubah menjadi cerewet, banyak omong, jail, dan jangan lupa kan sikap percaya diri yang tinggi melebihi batas.
"Dih pd lu begitu, hah?" Ucap Qilla songong
"Pd lah, gue kan cakep" jawab Devan dengan menyugar rambut nya ke belakang
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Teen FictionFOLLOW DULU YUK😉 "Menarik" batin Samudra dengan menunjukkan smirk. "Mine" ucapnya dingin namun terkesan tajam. "hah?!" kaget Qilla. Nih orang apa-apaan kenal kaga tiba-tiba main mine-mine aja.batinku "Lo pacar gue sekarang dan gue nggak nerima peno...